Rumah klasik dan unik, dibangun dari kayu Merbau berwarna coklat kemerahan dengan serat berupa garis-garis putus, masih asri seperti dulu. Malahan sekarang lebih cerah dengan cat baru ditambah sedan biru di halaman.
Rupanya Engkau sekarang menjadi artis terkenal. Di depan rumahmu banyak orang yang membawa kamera. Sepertinya mereka peliput berita, baik dari media cetak maupun elektronik. Â Walaupun artis lokal, tetapi wartawan yang menunggumu berskala nasional.
Terbersit rasa bangga, tapi menggelisahkan. Ada rasa khawatir yang meluap-luap. Aku tidak rela keelokanmu dinikmati banyak orang. Aku bertekad segera memperistrimu, agar kelak Engkau hanya milikku seorang.
Sebentar lagi Aku akan tiba di rumah. Istirahat sebentar, membersihkan diri, berganti pakaian lalu menuju ke rumahmu. Kedatanganku pasti telah kautunggu. Aku juga tidak sabar bertemu denganmu, kekasih pujaan yang akan menjadi istriku.
Tapi tunggu dulu!
Terlihat para wartawan yang tadinya sabar menunggu, sekarang menggeruduk menuju pintu rumahmu yang perlahan dibuka.
Beberapa orang berbadan tegap, berambut cepak, dan berseragam coklat mencekal seorang gadis berpakaian putih bercelana jins biru. Wajahnya tertunduk, tertutup jaket berwarna hitam dan kedua tangan mungilnya diborgol.
Pikiranku melayang layaknya layang-layang mengambang di angkasa. Menderu-deru sangar.....
Aku termenung..........
Aku merantau demi dirimu. Aku pulang juga karena dirimu.
~~Selesai~~