Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Nulis yang ringan-ringan saja. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Begini Cara Mengajarkan Anak agar Suka Masakan Sayur Versi Bapak-bapak

1 Juni 2020   09:10 Diperbarui: 1 Juni 2020   13:43 1698
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi anak makan sayur (CreativaImages via lifestyle.kompas.com)

Buatlah berbagai variasi masakan sayur agar anak tidak bosan. Bisa ditumis dengan potongan ayam atau sosis. Bisa direbus lalu ditumis (saute) sebentar dengan margarin.

Kebetulan saya senang memasak dengan segala gaya olahan, meski sudah ada Ibunya dan asisten rumah tangga, sehingga mengolah dan memakan sayuran adalah sebuah eksplorasi menyenangkan.

Perkaya Variasi Masakan Sayur
Seiring dengan bertambahnya usia, masakan sayur semakin bervariatif. Ajak anak mengetahui bahwa macam sayuran itu beraneka ragam dan bisa dikreasi menjadi berbagai masakan yang lezat. Bayam selain disayur bening juga bisa ditumis. Kangkung (terutama jenis kangkung air) bukan hanya daunnya yang enak diolah, tetapi batangnya enak ditumis. Gabungan berjenis sayur bisa diolah menjadi capcay atau sup yang menyegarkan.

Saya perkenankan anak untuk ikut membersihkan sayur dan turut memasak dengan pengawasan tertentu. Demikian agar ia menyenangi prosesnya dan antusias menikmati hasil masakannya.

Kurangi Penggunaan MSG dalam Masakan
Saya tidak menggunakan butir kristal penyedap (micin) agar masakan sayur terasa apa adanya. Sayuran sendiri sudah mengeluarkan rasa manis yang terasa enak bila dibuhi sedikit garam. 

Di beberapa restoran, sayuran direbus sampai reduce dan menjadi vegetable stock. Apalagi jika sayur dimasak bersama udang, ayam, atau daging, maka rasa gurihnya akan keluar dari bahan pangan tersebut.

Kalaupun harus menggunakan penyedap tambahan, gunakan bubuk penguat rasa (chicken powder atau beef powder). Sayangnya di pasaran, kebanyakan, tersedia dalam kemasan kaleng 1 kilogram, sementara penggunaannya relatif sedikit karena bubuk penguat rasa kandungan MSG-nya kecil.

Dikutip dari Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA), komisi penasehat WHO tentang ihwal bahan aditif makanan, menetapkan ambang batas aman sebanyak 120 mg/ berat badan per harinya. Artinya, jika berat seorang anak 30 kg, maka konsumsi yang disarankan 4 mg atau tidak lebih dari 1 sendok teh (sumber).

Hindari Junk Food
Junk food atau makanan yang mengandung gula, lemak, garam, dan minyak tinggi dapat menyebabkan efek ketagihan. Rasa enak berlebihan akan membuat anak "mengidam" secara otomatis sehingga kebutuhan terhadap jenis makanan ini akan terus-menerus berulang (sumber).

Hal itu bisa menjelaskan, mengapa putra kolega saya dimaksud di atas hanya bisa dan ketagihan makan burger, ayam goreng yang juicy, dan daging yang tebal. Sebisa mungkin hindarkan anak dari jenis junk food, meski dibombardir oleh promosi makanan tersebut. 

Ketika anak sudah mengenal rasa junk food, maka pengetahuan rasa berbagai makanan akan terbatas hanya pada jenis masakan itu-itu saja. Rasa sayur menjadi hambar dan sama sekali tidak enak ditelan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun