Seorang wanita berbadan subur menenteng sayur-mayur dan plastik hitam berisi belanjaan sedang berjalan tergesa-gesa.
"Satu lagi....satu lagi... satu lagi berangkat...!", teriakan menyeru kepada wanita tambun berpeluh melelehkan pupuran itu, untuk kemudian dijejalkan kedalam angkot penuh dengan pengap keringat.
Aku melompat dan bergelantungan pada kendaraan itu, menepuk-nepuk atapnya yang panas terbakar garangnya matahari. Segera Rudolfo menghentakkan angkot reyot, tancap gas meninggalkan terminal Cililitan.
Di sepanjang jalan aku masih berteriak, "Melayu...Melayu.... Kampung Melayu...masih kosong.....!"
~~Selesai~~
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H