Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kisah Pengantar Tidur

1 Oktober 2019   08:00 Diperbarui: 1 Oktober 2019   09:00 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lantas gagak terbang jauh mengunjungi merak di kebun binatang, dilihatnya dengan terkagum-kagum ratusan orang berkumpul menyaksikan warna bak pelangi. Setelah pengunjung sepi, gagak mendekati burung indah itu.

Gagak berkata: "Merak, engkau sangat cantik. Setiap hari ribuan pelancong berdatangan khusus untuk melihatmu. Ketika orang melihatku, mereka segera menghalauku. Saya kira engkau merupakan burung paling berbahagia di planet ini."

Burung merak menjawab: "Aku selalu merasa bahwa diriku burung paling indah dan bahagia seantero bumi. Namun oleh karena keindahanku, aku dikurung di dalam kebun binatang ini. Aku mengamati ke seluruh penjuru kebun binatang, dan aku baru menyadari bahwa tidak ada burung gagak yang dikerangkeng".

Burung merak berkata lirih: "Seandainya saja aku dilahirkan menjadi burung gagak, aku bisa bebas berkeliaran kemana saja."

###

Baskoro menutup kisah: "Engkau akan merasa gundah ketika membandingan diri dengan orang lain. Mengucaplah syukur atas apa yang kau miliki" dilihatnya Cinta telah terlelap, tersenyum damai.

Baskoro merapikan selimut agar menutup sempurna badan malaikat kecil itu dari dinginnya malam.

Tidak terasa lautan mengombak pada pelupuk mata.

Emboli paru. Ya, segumpalan darah pecah di paha lalu menyebar ke paru-paru menghalangi pembuluh mengalirkan darah pembawa oksigen. Istri yang sangat dicintainya sesak nafas dan merasa nyeri di dada setelah melahirkan.

Pertolongan dokter tidak mampu menyelamatkan nyawa Yeni, ibu Cinta.

~~ Selesai ~~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun