Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Journalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[Pahlawanku] Semangat Nan Berapi-api hingga Jiwa Terbakar

17 Agustus 2019   10:10 Diperbarui: 17 Agustus 2019   10:45 69
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sebulan menjelang berakhirnya kontrak pelaksanaan, ia ditugaskan oleh direktur perusahaan untuk menggantikan pelaksana. Tujuannya jelas: agar bisa meniadakan pelaksanaan berbiaya besar dengan Pak Dedeng yang bergaji jauh lebih rendah. 

Pekerjaan penyelesaian, seperti pekerjaan instalasi listrik, pemasangan keramik yang tinggal sedikit, pengecatan dan perapihan di sana sini bisa dilakukannya. Ia hanya mengawasi saja, selebihnya biarkan para ahli dan mandor yang menyelesaikannya.

Siang-malam setiap hari, mengabaikan hari libur, pekerjaan finishing dikerjakan secara maraton, mengingat waktu Surat Perjanjian Kerja akan berakhir kurang dari empat Minggu. Proyek harus selesai sebelum kontrak supaya tidak terkena denda keterlambatan atau penalty overdue dari bowheer.

Berharap akan mendapatkan bonus setelah proyek selesai, seperti yang dijanjikan direktur, Pak Dedeng bekerja lebih keras dari biasanya. Ia memacu para mandor bekerja lebih cepat. 

Maka rasa amarah semakin mengumpul ke arah kepala, mengeras dan membatu, mendekati jadwal yang semakin mepet. Pada puncaknya rasa demikian meletup berapi-api melontarkan semangat sehingga ia merasakan bahwa para pekerja mengabaikannya. 

Pak Dedeng berjalan lebih lambat, mandor dan tukang seperti meninggalkannya. Dan Pak Dedeng jatuh tersungkur pada lantai keramik yang belum usai dikerjakan. Terkapar tak berdaya!

Pak Dedeng telah menjadi pahlawan bagi perusahaan yang kerap memperoleh pekerjaan konstruksi dari pemerintah tersebut. Ia menjadi pahlawan bagi pemilik perusahaan. Pahlawan tanpa banyak cing-cong dan tuntutan. 

Pahlawan bagi direktur perusahaan karena telah menghemat anggaran pelaksanaan proyek. Pahlawan yang menguntungkan sang direktur perusahaan yang bisa disuruh melakukan apa saja, setiap saat, pada situasi sulit sekalipun tanpa banyak tanya. Tanpa istirahat.

@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@

"Terus......., Pak Dedeng sekarang memperoleh uang pensun dong!" tukas pak Iskandar yang terkena serangan stroke sejak lima tahun lalu dan sedang berjemur di lapangan kampung.

"Gaklah! Emang seperti pak Iskandar pensiunan pegawai negeri. Bonus yang dijanjikan pun tak nampak." Pak Dedeng berusaha mengeraskan suaranya agar terdengar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun