Mohon tunggu...
Budi Susilo
Budi Susilo Mohon Tunggu... Lainnya - Bukan Guru

Best in Citizen Jounalism dan People Choice Kompasiana Awards 2024, yang teteup bikin tulisan ringan-ringan. Males mikir berat-berat.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bagaimana Pasangan Suami Istri Mendiskusikan Persoalan Rumah Tangga Melalui BBM?

15 Februari 2016   01:32 Diperbarui: 15 Februari 2016   01:54 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Setelah sepasang suami-istri berusia matang tidak saling bertegur-sapa sepanjang hari, sebagai kelanjutan perselisihan paham - yang kadang dipicu oleh ihwal sederhana - maka sang istri mengkomunikasikan uneg-uneg melalui media yang sudah lumrah digunakan pada masa kini, BBM, sebagai berikut:

 

Istri:

Sat 7:42 PM

“Mengenai apa yang kita obrolin tadi pagi mohon maaf kalo sikap aku tidak berkenan, bahkan seharusnya tidak aku tunjukkan. Aku hanya ingin mengungkapkan perasaan aku itupun mudah-mudahan dapat diterima. Aku sekarang  sudah tidak bekerja dan menghasilkan uang sendiri, dan aku hanya berharap dari Sayang, untuk dapat aku pergunakan keperluan aku dan lain-lain. Walaupun begitu aku tidak berani dan lancang untuk ngambil uang sekehendak aku sebelum ada ijin. Aku dengar sebelumnya, Sayang pernah bilang nyimpen uang di toples klo ada perlu ambil aja (tidak bilang ngambil di tas ataupun di dompet). Itupun aku masih sungkan walaupun keperluannya untuk belanja makanan, iya memang Sayang bukan siapa-siapa dan aku harus berani bilang. Tapi aku memang begitu...ingin rasanya bisa berani bilang tapi suka rada susah, beda kalo Sayang kasih, aku terima...alhamdulillah dan aku lebih leluasa mempergunakannya. Aku harus banyak belajar untuk tidak banyak berharap dimengerti atau difahami orang lain, bahkanmungkin harus dapat memahami orang lain, tapi apakah salah? Seorang ‘aku’ mengharapkan pengertian dari seorang suami untuk dapat memahami aku, mengerti aku, memanjakan aku? Bukankah tujuan berpasangan itu untuk saling memahami, mengerti satu sama lain, saling melengkapi kekurangan. Aku sadar, masih banyak kekurangan aku, aku hanya manusia biasa yang masih banyak keinginan dan harapan secara materi, pengen punya mobil, berharap punya uang banyak dan berkah...Aamiin. Tolong bimbing aku, ajari aku untuk dapat melakukan yang terbaik, yang sesuai harapan. Aku ingin belajar berkomunikasi yang baik untuk menghindari kesalahfahaman dan menciptakan hubungan yang harmonis.

Sun 10:22 AM

Aku udah sampe yah

 

Suami:

Sun 4:05 PM

Alhamdulillah

Maaf aku baru buka BBM. Lagi bebenah warung dan juga ada beberapa pembeli.

Permasalahan kemarin pagi aku belum bisa jawab. Cukup sulit via BBM, aku mesti berhati-hati menulis agar tidak timbul kesalahpahaman atau kesalahartian. Aku paham penjelasan via telpon, BBM dan media udara lain untuk hal penting bisa menghasilkan mis-komunikasi.

Bentar aku makan dulu.

Sun 4:52 PM

Aku yang salah. Sayang gak perlu minta maaf. Aku secara bertahap belajar mengerti karakter Sayang. Tenang aja, aku bertahun-tahun belajar mengendalikan emosi, rasa mudah tersinggung, rasa dikecilkan, walau sekarang masih muncul secara tak sadar. Aku memang sudah lama tidak melatih diri untuk itu. Sudah lama aku lalai belajar tentang “roso”. Sangat sulit, tapi bisa.

Sun 4:59 PM

Aku mengerti Sayang tidak bekerja dan ingin punya uang. Oleh karenanya aku jauh-jauh hari mempersiapkan sesuatu yang kiranya bisa untuk kegiatan produktif yang positif, mandiri, tidak menghina/mengecilkan bisnis/pekerjaan orang lain, tidak meyulitkan orang lain, tidak membuat tasa tak nyaman pada orang lain, punya potensi untuk berkembang, bisa melayani orang lain (siapapun itu) dengan wajah ramah penuh kasih Sayang dan kelembutan, dan akhirnya menghasilkan berkah bagi keluarga dan lingkungan sekitar. Aku sangat sadar, setiap usaha punya resiko, perlu ketekunan, membutuhkan kesabaran, minta kepasrahan, dilakukan dengan ikhlas dalam mencapai target yang sangat sulit. Aku percaya, bahwa usaha tanpa resiko dan perjuangan yang menjanjikan hasil besar adalah non-sense.

Sun 4:05

Maka dengan mempertimbangkan segala resiko, dan pelan-pelan (walau gak memaksa, karena aku gak suka memaksakan kehendak kepada siapapun) kepada Sayang (juga Embah) untuk jualan/dagang. Diam-diam aku sering nongkrong malam-malam di depan puri, merenungkan darimana modal untuk memulai usaha. Oh ya, aku sudah lama tidak memerlukan “penampilan wah” dalam kegiatan usaha. Alhamdulillah, partner usaha dan temen-temen selama ini memandang aku bukan dari apa yang dikendari dan apa yang aku kenakan (yang penting pantas dan sopan). Alhamdulillah berangkat meeting pake motor dengan pebisnis bermobil mewah aku diterima. Eh....kok jadi ngelantur!  

Lanjut. Dalam perenungan aku bukan memikirkan uang, namun siapa sekiranya yang bisa diyakinkan untuk berinvestasi dalam usaha yang baru akan dilaksanakan. Klo untuk perusahaanku di Bogor sih gampang, asal ada kontrak, ada saja yang minjemin. Selama ini, alhamdulillah, aku bisa memenuhi keinginan para investor.

Naah, perenungan yang diikuti niat tulus untuk usaha nyata yang berpotensi menghasilkan manfaat, baik bagi investor maupun pelaksana usaha, menjadi suatu do’a yang khusuk. Saat beberapa kali ke Bogor, ada yang menawarkan modal. Aku minta 130 juta, tanpa embel-embel. Semata-mata karena trust each other, bahkan kartu ATM-nya pun diserahkan ke aku lengkap dengan PIN.

Salah satu ajaran guruku yang ga pernah aku lupa: “...kalo usaha, modal sekecil mungkin kalo bisa tanpa modal. Lalu gunakan sepersepuluh dari hasilnya untukmakan dan penampilan, sisanya diputarkan untuk usaha. Uang yang akan bekerja”. Prakteknya sangat sulit, tapi terbukti bisa.

Sun 5:23

Maka, jadilah warung baso Sari Raos, yang sederhana, micro-level (bukan bisnis wah dan gaya). Dengan niat tulus, aku punya mimpi: kita punya grup usaha. Mungkin starting-point nya dari sini. Ya...memang saat ini hasilnya recehan. Sekecil apapun, sesederhana apapun, sejelek apapun aku sangat bersyukur usaha ini telah berjalan. Setiap malam aku hanya mengucapkan terimakasih kepada siapapun itu yang telah mengirim wakil-wakilnya untuk membeli baso dan mie-ayam kita.

Sun 5:35

Terhadap apapun yang kita miliki sekarang (maksud aku, barang-barang yang dititipkan) aku sangat berterimakasih kepada Sang Maha Pemilik Barang. Mobil tua dan butut, ajrut-ajrutan yang telah sangat berjasa mengantarkan kita tidak kehujanan (kendati bocor), tidak kepanasan, menghasilkan uang untuk kita. Sepeda-motor ketinggalan jaman yang terseok membawa sekeranjang belanjaan dan juga menemani aku menemui partner bisnis. Rumah mungil tempat berlindung yang menyenangkan (masih ada bocor sih, nti klo ada luang aku naik genteng). Anak-anak yang lucu, baik, dan pandai yang dititipkan oleh Tuhan kepada kita (eh...Tuhan nitip ada ongkosnya lho). Ada Embah yang juga dititipkan oleh para leluhur untuk menjaga kita. Ada Puput engasuh si Bungsu yang kelak kita asuh dan didik juga. Ada tanaman di kebun kecil dan di taman lingkungan kita yang ramah dan menyenangkan, karena tidak mengeluh dikasih minum air bekas mandi si bungsu, bekas cucian ayam dan daging. Dan banyak sekali hal-hal yang membuatku takjub setiap saat dan merasa berterimakasih kepada entah siapa yang meminjamkannya. Aku yakin Ia adalah Sang Suci Yang Penuh Kasih Sayang Tanpa Henti.

Dan buat aku, yang paling dahsyat (bukan cuman Melia yang dahsyat) adalah dipertemukannya aku dengan Sayang. Lebih baik aku yang belajar mengubah perilaku, sifat, cara bertutur, cara melayani, karena aku ga mau kehilangan Sayang. Aku sudah gak memerlukan apa-apa lagi, umurku sudah tua. Aku hanya ingin mengisi sisa hidup dengan kebaikan, kegembiraan, dan meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi keluarga dan orang banyak sampai waktu yang sangat lama.

Sun 5:46 PM

Singkatnya, usaha warung kecil-kecilan aku dedikasikan kepada Sayang agar bisa berkegiatan yang produktif. Diawal aku mau menyerahkan seluruh pengelolaan ke Sayang, tapi mungkin Sayang berpikir belum saatnya. Tadinya aku mau nunggu 3 sampai dengan 6 bulan saat usaha sudah running-well, baru aku serahkan full-operation ke Sayang. Kelak aku berperan sebagai spirit, yang meminta kepada Tuhan untuk mengutus wakil-wakilNYA agar makan dan berbelanja di warung kita. Selain itu aku berlaku sebagai purchasing staff, accounting staff, kurir, dan steward.

Aku hitung dulu posisi keuangan, mudah-mudahan pada tanggal 15 Februari 2016 sudah bisa aku serahkan kunci dua unit warung yang sekarang. Atas perkenan Tuhan, nantinya menyusul warung ke 3, 4, 5, 6, 7 dan 8 dikelola oleh Sayang.

Semua bisnis menjadi baik jika pengelolanya menjalankannya dengan passionate, ikhlas, tulus melayani, sabar, tekun, ulet dan fokus.

Aku yakin hasil usaha ini bisa memenuhi pembayaran kewajiban kepada investor. Pasti.

Sambil lalu, aku juga membenahi usaha di Bogor yang habis masa-laku perijinannya. Kalo dijalankan lagi mudah-mudahan ada pemasukan. Memang sih mesti ngebangun lagi relationship ke para klien, karena pekerjaan yang biasa aku jalani telah diberikan ke pihak lain. Alhamdulillan orang lain turut memperoleh rejeki saat aku gak maintain proyek.

Naah...hasil dari proyek-proyek (yang jika diijinkan akan didapat) bisa untuk membiayai bisnis MLM yang Sayang rintis. Pasti butuh waktu dan nafas panjang juga untuk menjalankannya. Suatu saat Sayang bisa memperoleh penghasilan dahsyat dari bisnis itu.

 

Sun 6:04 PM

Setelah ngalor-ngidul ngelantur gak jelas, aku hanya berpesan: lakukan segala sesuatu dengan passionate, ikhlas, sabar, tulus, pasrah (bahasa Jawanya: nrimo. Tanya Embah makna terdalam dari nrimo), mau melayani siapapun terutama yang kesusahan, dan yakini seyakin-yakinnya bahwa kehendak mulia ini akan tercapai. Tuhan sudah meyediakan segala sesuatu yang kita minta, jadi ndak perlu berpayah-payah meminta. Bersyukur saja sudah cukup. Berterimakasih setiap kali diberi kebaikan maupun kesulitan. Percaya sama aku, setiap kesulitan ada bayarannya. Syaratnya: yaitu semua yang aku sebut di atas.

Sun 6:11 PM

Itu saja, semoga berpanjang tulisan tidak menghasilkan salah arti. Maklum lewat BBM. Kalaupun menimbulkan kegagalan paham, berarti aku yang salah. Aku kurang mahir meyakinkan seseorang via tulisan, lha wong lewat lisan saja sering keliru. Namanya juga sudah uzur, sudah banyak lupanya dibanding ingatnya. Biasanya sudah dekat.

Sudah begitu saja.

Nanti pulang perlu dijemput? Kasih tau sebelumnya, biar aku bisa bebenah warung.

 

Istri:

Sun 7:33 PM

Sayang...aku masih di istora.., acara gathering leader nasional dan  member MLM kayaknya hampir selesai....tadi bbm aku mati batt nya abis. Ini baru di charge.

Nanti aku kabari yah...

Sun 7:40

Tks untuk semua penjelasannya...aku sangat faham dan mengerti..semoga semua dapat berjalan dengan lancar dengan seijin Allah tentunya..dan aku akan terus belajar untuk dapat melakukannya dengan passionate, ikhlas, sabar, tulus dan pasrah...terus ajarin aku yaah Sayang.

Sun 9:35 PM

Sayang...aku masih di jalan.

Mon 00:25 AM

Sayang aku hampir sampai. Jemput aku ya di Stockist...

Mon 01:07 AM

Sayang tidur ya??? Kok bbm aku belum dibaca?

Mon 01:12

PING!!!

PING!!!

PING!!!

PING!!!

PING!!!

PING!!!

PING!!!

Mon 01:34

Sayang gimana sih...katanya mau jemput????????

Aku capek dan ngantuk tauuuk...!!!

 

 

Tak kuasa berbuat sesuatu apapun untuk berbakti kepada istrinya, spirit sang suami melayang ringan tercerabut dari raga yang terbaring kaku, terisak.

 

Puri 2, 15 Februari 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun