Mohon tunggu...
Budi idris
Budi idris Mohon Tunggu... Guru - Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Dengan tulisan mari berkarya dan berprestasi

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Dilema Partai Politik Antara Koalisi dan Oposisi

1 Maret 2024   20:37 Diperbarui: 1 Maret 2024   20:38 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Pemilu 2024 baru saja usai partai politik sudah mempersiapkan langkah selanjutnya koalisi atau oposisi.

Pilihan koalisi atau oposisi terhadap pemerintahan menjadi agenda setiap partai politik usai pemilu 2024 saat ini.

Walaupun pasangan capres pemenang pemilu 2024 belum diumumkan namun manuver para elit politik sudah terlihat mempersiapkan diri menjadi oposisi atau berkoalisi.

Melihat apa yang terjadi saat ini panggung politik disuguhkan tontonan partai politik ingin berada dalam lingkaran kekuasaan.

Mengingat jatah menteri dari presiden sangat menggiurkan untuk partai politik.

Padahal jika dilihat fungsi dari partai politik merupakan perpanjangan lidah rakyat.

Seharusnya partai politik berperan memunculkan para kader-kader yang siap ditempatkan dalam pimpinan tertinggi negara.

Lembaga eksekutif dan lembaga legislatif menjadi sarana partai politik menunjukkan kinerja para kader- kadernya

Usai pemilu saat ini terjadi dilema para petinggi partai politik apakah berada dalam pemerintahan atau diluar pemerintahan.

Menjadi oposisi atau berkoalisi pilihan yang harus diambil petinggi partai politik

Kita mengetahui jika dahulu jelas terlihat di saat menentukan pilihan calon presiden maka partai pengusung langsung berkomitmen dari awal hingga akhir.

Dimulai dari pencalonan presiden hingga terpilih maka partai pendukung berada dalam jalur yang sama

Saat ini tradisi itu sudah mulai hilang bahkan sedikit membingungkan

Dimana para elit politik bisa berubah posisi di tengah jalan saat usai pemilu.

Seharusnya yang menang pilpres partai pendukung menjadi partai koalisi pemerintah

Sedangkan yang kalah menjadi partai oposisi atau  diluar pemerintahan.

Namun matematika politik tidak sesederhana yang kita bayangkan terjadi banyak kepentingan didalam tubuh partai politik.

Sehingga untuk menentukan oposisi atau koalisi terhadap pemerintahan sangat sulit dilakukan para pimpinan partai politik.

Padahal rakyat ingin partai politik kembali berjuang atas nama rakyat bukan berdasarkan kepentingan sesaat.

Kita mengetahui memang tawaran kekuasaan Memeng menggiurkan hingga terkadang segala cara dilakukan untuk meraih kekuasaan.

Pilihan oposisi atau koalisi sama terhormatnya dimata rakyat terhadap partai politik

Yang terpenting bagaimana partai politik bisa menjadi penyalur aspirasi rakyat terhadap pemerintahan.

Kemudian partai politik bisa menjadi pengawal jalannya roda pemerintahan melalui kader-kader partai yang berada di legislatif

Harapan kita partai politik tetap berada digaris rakyat dan memperjuangan hak-hak rakyat tentunya mewujudkan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun