Merdeka belajar dan profil pelajar Pancasila saat ini menjadi 2 hal yang paling sering disebut dalam pembahasan mengenai pendidikan di negeri ini.
Guru-guru juga akan begitu fasih melontarkan kalimat kita sekolah yang menggunakan kurikulum merdeka dengan penerapan karakter profil pelajar Pancasila bagi peserta didiknya.
Dinding kelas akan dihiasi dengan poster-poster profil pelajar Pancasila, seluruh siswa akan hafal tentunya juga ingat 6 karakter yang termuat didalam profil pelajar Pancasila.
Muncul kekhawatiran profil pelajar Pancasila akan sama dengan Pancasila itu sendiri, dimana kita sering melihat orang hafal Pancasila tapi tidak faham apa maksud dan tujuannya.
Lantas apakah dengan hafal saja sudah cukup, atau dengan dijadikan slogan profil pelajar Pancasila sudah cukup?
Jika kita perhatikan setiap sekolah saat ini dalam visi misinya pasti memasukkan profil pelajar Pancasila sebagai harapan tujuan bagi anak didiknya.
Profil pelajar Pancasila sudah tidak asing bagi kita apalagi bagi guru profil pelajar Pancasila adalah karakter yang ingin ditanamkan bagi peserta didik.
Karakter positif bagi anak didik yang tertuang didalam profil pelajar Pancasila tidak bisa hanya di jadikan slogan tapi harus ditanamkan dalam bentuk perbuatan dan aksi nyata.
Sebenarnya profil pelajar Pancasila lahir dari tujuan pendidikan yang termuat didalam undang-undang No. 20 Tahun 3003.
"Mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."
Dari tujuan tersebut muncul enam karakter profil pelajar Pancasila
1) Beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia; 2) Mandiri; 3) Bergotong-royong; 4) Berkebinekaan global; 5) Bernalar kritis; 6) Kreatif.
Lantas bagaimana agar profil pelajar Pancasila tidak menjadi sekedar selogan tapi menjadi tujuan yang harus diwujudkan.
Kita sebagai guru dan orang tua bisa melakukan kebiasaan-kebiasaan positif bagi anak didik hal ini akan melatih anak untuk memiliki karakter profil pelajar Pancasila.
Adapun contoh sederhana kegiatan positif yang bisa mendukung terwujudnya karakter profil pelajar Pancasila bagi anak didik.
1. Menjalankan perintah agama
Dengan melakukan perintah ajaran agama misalnya seperti shalat, dan menjalankan perintah agama menjauhi apa yang dilarang agama maka akan terbentuk anak didik yang berakhlak baik.
Pendidikan akhlak menjadi hal yang paling utama dalam pendidikan sebaik apapun pendidikan seseorang akhlak yang baik menjadi standar keberhasilannya.
Jujur, sopan, baik tidak mau mengambil hak milik orang lain menjadi sebagian kecil contoh baiknya akhlak seseorang.
Maka menjalankan perintah agama menjadi aksi nyata penerapan profil pelajar Pancasila yang pertama.
2. Melakukan rutinitas positifÂ
Dirumah sehabis bangun tidur kita sering diajarkan orang tua kita secara turun temurun untuk merapikan tempat tidur kita.
Disekolah kita diajarkan untuk mengerjakan tugas dengan mencari dari berbagai literatur.
Hal apa yang mau ditanamkan dari kebiasaan ini, banyak hal yang kita dapatkan dengan melakukan rutinitas positif ini setiap hari kita diajarkan untuk mandiri.
Hidup mandiri melakukan sesuatu tidak menunggu di perintah tapi ada inisiatif untuk melakukan hal positif.
Dengan kebiasaan membersihkan tempat tidur kita akan terbiasa menjaga kebersihan lingkungan kita akan sangat terganggu melihat segala sesuatu yang berantakan.
Kita akan terbiasa melakukan sesuatu dengan baik sehingga pada masanya kita akan mampu hidup bahagia dengan mandiri tanpa selalu mengandalkan orang lain, terlebih mengandalkan nama besar orang tua untuk meraih apa yang dinginkan.
Penguatan karakter akan terjadi dari melakukan rutinitas positif yang dilakukan sehari-hari, salahsatunya penguatan nilai-nilai kemandirian.
3. Membersihkan lingkungan dengan kerja bakti
Kita mungkin pernah ikut serta kerja bakti membersihkan lingkungan sekitar rumah kita, atau siswa yang menyapu kelas sendiri tanpa mengandalkan penjaga sekolah.
Nilai apa yang ditanamkan tentunya nilai gotong royong dan kemandirian.
Siswa kita selalu kita kuatkan karakternya dengan menyapu kelas secara bersama dengan tujuan pentingnya kerjasama untuk mencapai satu tujuan.
Gotong royong menjadi budaya bangsa kita yang sudah teruji membuat bangsa kita mampu merdeka dan menyelesaikan berbagai persoalan baik yang kecil maupun yang besar.
Dalam konsep kesehatan juga gotong royong sudah kita lakukan dengan membayar BPJS kita ikut meringankan beban kesusahan orang lain untuk berobat dari Papua hingga Aceh bersatu dalam partisipasi ikut iuran BPJS.Â
Masih banyak aksi nyata lainnya yang bertujuan untuk menguatkan karakter gotong royong.
4. Saling Menghormati perbedaan
Kita hidup di negeri ini dengan berbagai perbedaan baik suku, agama, ras dan lainnya itu kesemuanya menjadi kebudayaan bangsa kita tentunya kekayaan bangsa kita yang tidak dimiliki bangsa lain.
Karakter berkebhinekaan global sudah teruji dengan saling menghargai antar pemeluk agama dan menghargai perbedaan antar suku yang ada.
Mari terus kita jaga dan ajarkan kepada anak didik kita pentingnya saling menghargai dalam setiap perbedaan yang ada tentunya bertujuan untuk membudayakan karakter berkebhinekaan global.
Bersatu dalam perbedaan akan menjadi kekuatan bangsa kita dimasa yang akan datang.
5. Menanamkan Nilai Kepedulian
Peserta didik harus kita latih peduli terhadap lingkungan sekitar sehingga memunculkan karakter yang bernalar kritis dengan menyuarakan yang benar adalah benar yang salah adalah salah.
Kepedulian terhadap apa yang terjadi akan melahirkan pemikiran-pemikiran kreatif untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
Dikelas mau sharing dan memberikan masukan terhadap isi pembelajaran, bertanya, menjawab dan diskusi menjadi aksi nyata penguatan karakter bernalar kritis.
Bernalar kritis dan kreatif menjadi karakter yang harus dimiliki siswa agar dimasa depan muncul generasi yang tangguh dan memiliki daya juang dan mampu bersaing.
Maka secara sederhana menanamkan nilai-nilai kepedulian lingkungan akan menguatkan karakter kritis dan kreatif bagi anak didik.
***
Profil pelajar Pancasila bukan sekedar slogan tapi menjadi tujuan yang harus di capai.
Menjadikan karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar pancasila akan mendukung terwujudnya tujuan pendidikan yang kita cita-citakan bersama.
Semoga terwujud tujuan mulia yang kita idamkan bersama generasi yang cerdas, sejahtera dan hidup bahagia di bumi Indonesia tercinta, amin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI