Begitu juga siswa SMA dan para mahasiswa bisa diajak untuk berpartisipasi.
Mungkin gerakan massal bisa dilakukan misalnya para mahasiswa salah satu praktik kuliahnya mengikuti program ini, begitu juga siswa SMA bisa dilibatkan sebagai tugas kelompok belajar bahasa Indonesia. Ini akan menarik dan tentunya akan mempercepat pemberantasan buta aksara.
4. Adanya Regulasi dari Pemerintah
Payung hukum dari pemerintah penting sekali dibuat sehingga siapapun yang terlibat akan merasa nyaman untuk berpartisipasi.
Baik pengunaan dana, pelaksanaan kegiatan di lapangan ke semuanya itu butuh perlindungan agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan di mana niat mulia berakhir luka.
Sering terjadi kita lihat program pemerintah salah gunakan dari segelintir orang untuk meraih keuntungan pribadi. Maka regulasi menjadi salah satu langkah untuk mencegah hal tersebut dilakukan.
5. Perbanyak Praktik Kurangi Teori
Dalam mengentaskan buta aksara dibutuhkan aksi nyata bukan sekadar rapat-rapat yang terkadang tidak berdampak terhadap esensi program yang akan dilaksanakan.
Sudah menjadi rahasia di negeri ini jika ada program dana tersedot untuk biaya pelatihan dan rapat yang ujungnya setelah berakhirnya program hal utama tidak tersentuh sehingga gagal total.
Maka jika ingin berhasilnya program ini maka praktik kegiatan mengajar langsung kepada para penderita buta aksara lebih penting daripada teori hebat yang diciptakan tapi tidak direalisasikan.
***