Jangan menjadi pendukung sejati dan abadi, dimana kita terus mendukung pilihan kita dalam pemilu sampai kita tidak sadar apa yang dilakukan orang yang kita pilih dalam pemilu sudah berprilaku menyimpang.
Berliterasi politik memunculkan kecerdasan bagi kita, jika pemimpin kita salah memberikan kritik menjadi jalan yang harus kita lakukan.
Stop menjadi penjilat yang terus memuliakan orang yang kita dukung dalam pemilu.Â
Setiap kebijakan akan selalu betul dan baik karena dibutakan oleh kecintaan kita terhadap figur pemimpin yang kita pilih dalam pemilu.
Kalau salah katakan salah kalau benar katakan banar, bukan terus mengatakan benar padahal sudah kelewatan salah jalan.
Dalam perjalanan memimpin keberhasilan mewujudkan visi dan misi menjadi ukuran dan hal tersebut menjadi harapan yang menjadi dasar rakyat memilih dan menentukan pilihan saat pemilu.
3. Lihat prestasi melalu data bukan perasaan
Melihat keberhasilan pemimpin yang dipilih dalam pemilu sebaiknya berdasarkan data dan fakta bukanlah berdasarkan perasaan.
Jika kita menilai berdasarkan perasaan maka dipastikan kita akan terus terhanyut dalam tipu daya para politisi, kenapa karena perasaan akan muncul dari pencitraan dan omongan yang terkadang lebih banyak kebohongan.
Kebiasaan pejabat kita selalu melakukan pencitraan dan berbohong untuk menutupi kesalahan, perasaan yang muncul di benak kita akan berdasarkan apa yang di lihat dan dikatakan maka ini sungguh tidak baik dijadikan patokan menilai prestasi seseorang.
Maka data dan fakta menjadi kunci menilai keberhasilan seseorang dalam memimpin, mari lihat data yang diberikan sudah sesuai tidak dengan visi dan misi yang di sampaikan saat kampanye pemilu.