Mohon tunggu...
Budi winartifitriyaningrum
Budi winartifitriyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Proses Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan

6 Januari 2024   16:53 Diperbarui: 7 Januari 2024   19:22 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

ESSAY

DINAMIKA PROSES PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA PELAJARAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

Dosen Pengampu: Hamidaturrohmah, S.Psi., M.Pd.

Disusun Oleh:Budi Winarti Fitriyaningrum & Dini Arianti

 

 

DINAMIKA PROSES PENDIDIKAN KARAKTER DALAM MATA PELAJARAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

 

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan usaha untuk menumbuhkan dan mengembangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani sesuai dengan nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat dan kebudayaan. Agar nilai Pendidikan tertanam maka diperlukan adanya sebuah karakter. Karakter menjadi bagian penting dalam kurikulum Pendidikan di Indonesia sejak tahun 2013. Kondisi ini dipicu oleh keadaan bangsa Indonesia yang dipenuhi dengan berbagai macam kasus sosial yang mengarah pada hilangnya bentuk moral manusia (Tutuk ningsih, 2015).

Pendidikan karakter merupakan suatu kewajiban, karena dinilai mampu menjadikan peserta didik menjadi cerdas, memiliki budi pekerti dan sopan santun sehingga peserta didik bermakna sebagai anggota masyarakat baik bagi dirinya sendiri maupun masyarakat secara umum dan luas. Pendidikan karakter yang bermoral dan berbudi pekerti luhur dituang dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan atau PPKn yang dilaksanakan ditiap jenjang sekolah (Ervina anatasya, 2021).

Salah satu akibat kemajuan perkembangan teknologi dan komunikasi di era digitalisasi menyebabkan pendidikan karakter anak menurun khususnya nilai moral dan budaya yang terjadi di lingkungan masyarakat. Tantangan ini menjadi salah satu tantangan yang sangat serius dan jika tidak diawasi juga dikontrol maka dapat berdampak pada kenakalan anak. Salah satu penyimpangan nilai karakter yang sering terjadi di era digital seperti saat ini adalah menjadikan penggunanya lebih apatis dan individualisme. Siswa-siswa yang menjadi korban dari bullying akan menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan berbagai cara untuk menghindari gangguan di sekolah sehingga mereka hanya memiliki sedikit energi untuk belajar. Hal inilah akan mempengaruhi prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa.  juga mendukung hasil penelitian ini, korban bullying memiliki penyesuaian sosial yang buruk korban merasa takut pergi ke sekolah bahkan tidak mau sekolah lagi, menarik diri sendiri dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar bahkan buruknya korban memiliki keinginan untuk bunuh diri daripada harus menghadapi tekanan-tekanan berupa hinaan dan hukuman (Indayatus Muslikhah, 2020).

ISI

Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Generasi Bangsa

Pendidikan karakter adalah proses pemberian pemahaman kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (Samani Muchlas, 2012).

Menurut Yulianti, Pendidikan karakter pada dasarnya merupakan cara dalam mewujudkan pendidikan yang dapat membentuk seorang individu untuk memiliki sikap dan perilaku yang bermoral. Karakter itu dibentuk melalui pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Oleh sebab itu, pendidikan karakter harus ditanamkan sejak usia dini karena dengan begitu bangsa Indonesia dapat melahirkan generasi yang unggul dan berkarakter. Pendidikan karakter dapat dilakukan dilingkungan keluarga, sekolah dan juga lingkungan masyarakat. Keluarga adalah tempat utama dan pertama dalam membentuk pendidikan karakter yang baik.

Indonesia saat ini menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi dan era globalisasi total. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh (Muslich, 2011).

Menurut Sigit Dwi Laksana, Abad 21 memberikan gambaran kepada semua masyarakat bahwa kegiatan manusia menjadi semakin mudah dalam mengakses segala sesuatu, baik informasi maupun transportasi. Hal ini merupakan sebuah gambaran bahwa akan banyak sekali dampak yang terjadi baik dampak positif maupun negatif. Semua ini membutuhkan kesiapan dalam menghadapinya, terutama bagi generasi bangsa milenial yang dikhususkan bagi peserta didik usia muda. Karena pada masa-masa sekolah merupakan masa-masa yang paling rentan bagi peserta didik dalam menemukan jati dirinya.

Kualitas anak didik yang unggul tidak hanya dalam aspek pengetahuan, namun juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala masalah dan tantangan dalam hidupnya. Pada saat menentukan metode pembelajaran yang utama yaitu perlu menetukan kemampuan apa yang akan diubah dari anak setelah menjalani pembelajaran tersebut dari sisi karakterya.

Tujuan dari pendidikan karakter adalah membentuk manusia yang bermoral, cerdas dan rasional, inovatif dan suka bekerja keras, optimis dan percaya diri, berjiwa patriot. Tujuan pendidikan karakter itu sendiri dapat dicapai apabila pendidikan karakter dilakukan secara benar dan menggunakan media yang tepat. Oleh karena itu pendidik harus mampu menjadikan perkataan dan tingkah laku anak didiknya di kelas menjadi baik yang akhirnya nanti akan tertanam pendidikan karakter yang baik dikemudian hari.

Implementasi Pendidikan Karakter Bagi Generasi Bangsa

Pendidikan kewarganegaraan adalah salah satu konsep Pendidikan yang berfungsi untuk membentuk siswa sebagai warga Negara yang mempunyai karakter. Keterkaitan pendidikan kewarganegaraan terhadap pengembangan karakter dikemukakan oleh Samsuri (2011) yang menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dimensi-dimensi yang tidak bisa dilepaskan dari aspek pembentukan karakter dan moralitas publik warga negara. Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu peserta didik untuk membentuk pola pikir dan pola sikap sebagai warga Negara yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Termasuk dalam pembentukan karakter, karena pendidikan kewarganegaraan mencakup nilai-nilai hidup yang khas dari masyarakat sekitarnya.

Pendidikan karakter diterapkan melalui pkn, maka dapat dikatakan bahwa nilai-nilai karakter untuk pkn meliputi nilai karakter pokok dan nilai karakter utama. Nilai karakter pokok pkn yaitu untuk menciptakan peserta didik yang: religius, jujur, cerdas, tangguh, kedemokratisan, dan peduli. Sedangkan nilai karakter pkn yang npaling utama yaitu untuk menciptakan peserta didik yang: nasionalis, patuh pada aturan sosial, menghargai keberagaman, sadarakan hak dan kewajiban diri dan orang lain, bertanggung jawab, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, dan mandiri. Nilai-nilai karakter yang utama dapat dikembangkan lebih luas, untuk upaya memperkokoh fungsi pkn sebagai pendidikan karakter.

Salah satu cara untuk mewujudkan pendidikan karakter adalah melalui lembaga pendidikan formal atau sekolah yang diharapkan bisa mengimplementasikan pentingnya pendidikan karakter, terutama pada Sekolah Dasar. Penerapan pendidikan karakter di Sekolah Dasar dapat dimasukkan ke dalam proses pembelajaran seperti beberapa mata pelajaran, salah satunya mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn), karena pada hakikatnya pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan berhubungan dengan kebangsaan, konflik kewarganegaraan yang berkaitan dengan negara, demokrasi, hak asasi manusia dan masyarakat sipil, serta menerapkan prinsip demokrasi dan pendidikan humanistik (Dianti, 2014; Juliardi, 2015; Herdiansyah, R. F. P., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. 2021).

Dinamika Pendidikan Karakter Bagi Generasi Bangsa

Pendidikan di sekolah memberi kontribusi terhadap keberhasilan pendidikan kepada anak/siswa sekitar dari 30%. Sementara sisanya yaitu 70% keberhasilan pendidikan disumbang oleh pendidikan dari keluarga Aisyah (2015: 105). Sedangkan upaya untuk melakukan mengatasi problem hanya dilakukan oleh pihak sekolah dan guru, keluarga kurang memberikan kontribusi.Padahal pendidikan dari keluarga merupakan bekal yang dimiliki oleh seorang anak dalam mengarungi periode pubertas dengan berbagai permasalahannya.

Kompleksnya kebutuhan dan permasalahan yang dihadapi oleh anak usia pubertas, maka diperlukan bimbingan dari orang tua secara kontinu. Keluarga setidaknya memiliki empat peran penting untuk anaknya yaitu mendampingi, membimbing, mendidik serta menjadi teladan yang baik (Muliyana, 2004). (Abidinsyah, 2011) menyatakan bahwa pendidikan karakter dimulai sejak usia dini dan pihak yang paling bertanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membesarkan anak-anak menjadi generasi yang tangguh adalah orang tua.

Orang tua adalah pihak yang paling dekat dengan anak sehingga kebiasaan dan segala tingkah laku yang terbentuk dalam keluarga menjadi contoh dan dengan mudah ditiru anak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Pendidikan dari keluarga berupa keteladanan orang tua adalah salah satu wahana yang pertama dan utama bagi keberhasilan pendidikan karakter anak. Hal ini akan memberikan dampak yang signifikan untuk perkembangan anak ketika pendidikan dari keluarga kurang memberikan kontribusi yang memadai (Aisyah, 2015).

Tantangan Dalam Generasi Bangsa Melalui Pendidikan Kewarganegaraan

Dunia digital sekarang tidak hanya memberikan manfaat dan peluang besar bagi perubahan kehidupan manusia di dunia ini. Namun, ada tantangan di dalamnya yang harus diantisipasi dan dikontrol penggunaannya. Penggunaan teknologi di era digital saat ini dapat dikatakan memudahkan semua urusan manusia, namun jika hal ini dibiarkan, kelamaan justru dapat memberikan efek kecanduan dan penyalah gunaan karena terbiasa melakukan sesuatu dengan hal yang mudah dan instan.

Salah satu tantangan akibat kemajuan perkembangan teknologi di era digitalisasi yang dihadapi adalah pendidikan karakter anak, khususnya menurunnya nilai moral dan budaya yang terjadi di lingkungan masyarakat. Tantangan ini menjadi salah satu tantangan yang sangat serius dan jika tidak diawasi juga dikontrol maka dapat berdampak pada kenakalan anak. Salah satu penyimpangan nilai karakter yang sering terjadi di era digital seperti saat ini adalah menjadikan penggunanya lebih apatis dan individualisme.

Dalam proses pelaksanaan mata pelajaran PKn menghadapi beberapa hambatan yaitu dianggap kurang menarik, sepele, membosankan, berpusat pada guru, banyak ceramah, pengembangan budaya menghafal, pengajaran berbasis buku teks, dan posisi guru yang masih memberikan pengetahuan kepada siswa yang berkaitan dengan proses pembentukan kepribadian sering terabaikan. Oleh karena itu, menurut pendapat pembelajaran PKn ini perlu ditingkatkan dengan mengembangkan karakter siswa mulai dari perencanaan, proses/pelaksanaan, evaluasi, dan kendala yang akan dialami. Sudah banyak penelitian mengenai pendidikan kewarganegaraan sebagai pendidikan karakter di sekolah. (Setiawan, 2014; Kurniawan, 2013; Karimah, 2015; Suardi, dkk, 2019; Herdiansyah, R. F. P., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. 2021).

KESIMPULAN

Salah satu tantangan akibat kemajuan perkembangan teknologi di era digitalisasi yang dihadapi adalah pendidikan karakter anak, khususnya menurunnya nilai moral dan budaya yang terjadi di lingkungan masyarakat. Tantangan ini menjadi salah satu tantangan yang sangat serius dan jika tidak diawasi juga dikontrol maka dapat berdampak pada kenakalan anak. Salah satu penyimpangan nilai karakter yang sering terjadi di era digital seperti saat ini adalah menjadikan penggunanya lebih bersifat apatis dan individualisme. Tujuan dari pendidikan karakter adalah membentuk manusia yang bermoral, cerdas dan rasional, inovatif dan suka bekerja keras, optimis dan percaya diri, berjiwa patriot. Tujuan pendidikan karakter itu sendiri dapat dicapai apabila pendidikan karakter dilakukan secara benar dan menggunakan media yang tepat. Oleh karena itu pendidik harus mampu menjadikan perkataan dan tingkah laku anak didiknya di kelas menjadi baik yang akhirnya nanti akan tertanam pendidikan karakter yang baik dikemudian hari. Pendidikan karakter diterapkan melalui pkn, maka dapat dikatakan bahwa nilai-nilai karakter untuk pkn meliputi nilai karakter pokok dan nilai karakter utama. Nilai karakter pokok pkn yaitu untuk menciptakan peserta didik yang: religius, jujur, cerdas, tangguh, kedemokratisan, dan peduli. Sedangkan nilai karakter utama pkn adalah untuk menciptakan peserta didik yang nasionalis, patuh pada aturan sosial, menghargai keberagaman, sadarakan hak dan kewajiban diri dan orang lain, bertanggung jawab, berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif, dan mandiri. Nilai-nilai karakter yang utama ini dapat dikembangkan lebih luas untuk upaya memperkuat fungsi dari pkn sebagai pendidikan karakter bangsa.

 

SARAN

            Kesimpulan diatas dapat disarankan oleh penulis essay antara lain:

  • Bagi pembaca, hasil makalah ini dapat menambah wawasan terkait dinamika proses pendidikan karakter dalam mata pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan.
  • Bagi penulis essay selanjutnya, essay ini dapat dijadikan referensi tambahan apabila terdapat pembahasan yang sesuai dengan isi dari essay ini.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

Anatasya, E., & Dewi, D. A. (2021). Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Sebagai Pendidikan Karakter Peserta Didik Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan Undiksha, 9(2), 291-304.

Erlanda, M., Sulistyarini, S., & Syamsuri, S. (2021). Implementasi Pendidikan

Karakter Religius Melalui Budaya Sekolah di SMA Mujahidin Pontianak. Equilibrium: Jurnal Pendidikan, 9(3), 310-318.

Herdiansyah, R. F. P., Dewi, D. A., & Furnamasari, Y. F. (2021). Membangun

Karakter Siswa Sekolah Dasar Melalui Pendidikan Kewarganegaraan. Jurnal Pendidikan Tambusai, 5(3), 7176-7181.

Juliardi, B. (2015). Implementasi pendidikan karakter melalui pendidikan

kewarganegaraan. Jurnal Bhinneka Tunggal Ika, 2(2), 3.

Sahroni, D. (2017). Pentingnya pendidikan karakter dalam pembelajaran.

In Prosiding seminar bimbingan dan konseling (Vol. 1, No. 1, pp. 115-124).

Wahyu, M. (2022). Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Mata Pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan. Didactica: Jurnal Kajian Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2), 57-63.

Yulianti, Y. (2021). Pentingnya Pendidikan Karakter Untuk Membangun Generasi

Emas Indonesia. CERMIN: Jurnal Penelitian, 5(1), 28-35.

Indayatus Muslikhah, M. T. (2020). PRESTASI BELAJAR SISWA KORBAN BULLYING. jurnal.rs-amino.jatengprov.go.id/.


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun