Mohon tunggu...
Budi winartifitriyaningrum
Budi winartifitriyaningrum Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Dinamika Proses Pendidikan Karakter dalam Mata Pelajaran Pancasila dan Kewarganegaraan

6 Januari 2024   16:53 Diperbarui: 7 Januari 2024   19:22 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Salah satu akibat kemajuan perkembangan teknologi dan komunikasi di era digitalisasi menyebabkan pendidikan karakter anak menurun khususnya nilai moral dan budaya yang terjadi di lingkungan masyarakat. Tantangan ini menjadi salah satu tantangan yang sangat serius dan jika tidak diawasi juga dikontrol maka dapat berdampak pada kenakalan anak. Salah satu penyimpangan nilai karakter yang sering terjadi di era digital seperti saat ini adalah menjadikan penggunanya lebih apatis dan individualisme. Siswa-siswa yang menjadi korban dari bullying akan menghabiskan banyak waktu untuk memikirkan berbagai cara untuk menghindari gangguan di sekolah sehingga mereka hanya memiliki sedikit energi untuk belajar. Hal inilah akan mempengaruhi prestasi belajar yang akan dicapai oleh siswa.  juga mendukung hasil penelitian ini, korban bullying memiliki penyesuaian sosial yang buruk korban merasa takut pergi ke sekolah bahkan tidak mau sekolah lagi, menarik diri sendiri dari pergaulan, prestasi akademik yang menurun karena mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi dalam belajar bahkan buruknya korban memiliki keinginan untuk bunuh diri daripada harus menghadapi tekanan-tekanan berupa hinaan dan hukuman (Indayatus Muslikhah, 2020).

ISI

Pentingnya Pendidikan Karakter Bagi Generasi Bangsa

Pendidikan karakter adalah proses pemberian pemahaman kepada peserta didik untuk menjadi manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan karsa. Pendidikan karakter dapat diartikan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati (Samani Muchlas, 2012).

Menurut Yulianti, Pendidikan karakter pada dasarnya merupakan cara dalam mewujudkan pendidikan yang dapat membentuk seorang individu untuk memiliki sikap dan perilaku yang bermoral. Karakter itu dibentuk melalui pembiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang. Oleh sebab itu, pendidikan karakter harus ditanamkan sejak usia dini karena dengan begitu bangsa Indonesia dapat melahirkan generasi yang unggul dan berkarakter. Pendidikan karakter dapat dilakukan dilingkungan keluarga, sekolah dan juga lingkungan masyarakat. Keluarga adalah tempat utama dan pertama dalam membentuk pendidikan karakter yang baik.

Indonesia saat ini menghadapi dua tantangan besar, yaitu desentralisasi dan era globalisasi total. Kedua tantangan tersebut merupakan ujian berat yang harus dilalui dan dipersiapkan oleh seluruh bangsa Indonesia. Kunci sukses dalam menghadapi tantangan berat itu terletak pada kualitas sumberdaya manusia (SDM) Indonesia yang handal dan berbudaya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas SDM sejak dini merupakan hal penting yang harus dipikirkan secara sungguh-sungguh (Muslich, 2011).

Menurut Sigit Dwi Laksana, Abad 21 memberikan gambaran kepada semua masyarakat bahwa kegiatan manusia menjadi semakin mudah dalam mengakses segala sesuatu, baik informasi maupun transportasi. Hal ini merupakan sebuah gambaran bahwa akan banyak sekali dampak yang terjadi baik dampak positif maupun negatif. Semua ini membutuhkan kesiapan dalam menghadapinya, terutama bagi generasi bangsa milenial yang dikhususkan bagi peserta didik usia muda. Karena pada masa-masa sekolah merupakan masa-masa yang paling rentan bagi peserta didik dalam menemukan jati dirinya.

Kualitas anak didik yang unggul tidak hanya dalam aspek pengetahuan, namun juga dalam karakternya. Anak yang unggul dalam karakter akan mampu menghadapi segala masalah dan tantangan dalam hidupnya. Pada saat menentukan metode pembelajaran yang utama yaitu perlu menetukan kemampuan apa yang akan diubah dari anak setelah menjalani pembelajaran tersebut dari sisi karakterya.

Tujuan dari pendidikan karakter adalah membentuk manusia yang bermoral, cerdas dan rasional, inovatif dan suka bekerja keras, optimis dan percaya diri, berjiwa patriot. Tujuan pendidikan karakter itu sendiri dapat dicapai apabila pendidikan karakter dilakukan secara benar dan menggunakan media yang tepat. Oleh karena itu pendidik harus mampu menjadikan perkataan dan tingkah laku anak didiknya di kelas menjadi baik yang akhirnya nanti akan tertanam pendidikan karakter yang baik dikemudian hari.

Implementasi Pendidikan Karakter Bagi Generasi Bangsa

Pendidikan kewarganegaraan adalah salah satu konsep Pendidikan yang berfungsi untuk membentuk siswa sebagai warga Negara yang mempunyai karakter. Keterkaitan pendidikan kewarganegaraan terhadap pengembangan karakter dikemukakan oleh Samsuri (2011) yang menyatakan bahwa Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dimensi-dimensi yang tidak bisa dilepaskan dari aspek pembentukan karakter dan moralitas publik warga negara. Pendidikan kewarganegaraan dapat membantu peserta didik untuk membentuk pola pikir dan pola sikap sebagai warga Negara yang mencerminkan nilai-nilai kemanusiaan. Termasuk dalam pembentukan karakter, karena pendidikan kewarganegaraan mencakup nilai-nilai hidup yang khas dari masyarakat sekitarnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun