Cara Kerja CVT
Berdasarkan dari fungsi sistem CVT itu sendiri yang mampu menggerakkan sistem transmisi motor dari tenaga putaran mesin dari drive pulley yang dihubungkan ke driven pulley oleh v-belt, cara kerja dari sistem CVT motor matic adalah sebagai berikut :
1. Â Â Putaran Mesin Stasioner
Pada saat putaran mesin stasioner atau rendah gaya centrifugal dari unit kopling belum bisa mengalahkan tegangan pegas, dan sepatu gesek tidak mampu memutar rumah kopling. Hal ini menyebabkan putaran mesin dari transmisi diam padaunit kopling centrifugal. Karena kopling centrifugal belum bekerja dan tenaga putaran mesin diam, mnyebabkan sepeda motor tidak berjalan.
2. Â Putaran Mesin Meninggi
Saat putaran mesin dinaikkan mencapai 3000 rpm, sepatu gesek mengalami gaya centrifugal yang cukup besar. Akibatnya, sepatu kopling akan menempel dengan rumah kopling dan dapat meneruskan tenaga putran mesin ke sistem penggerak roda belakang. Dalam hal ini motor mulai berjalan.
3. Â Putaran Mesin Menengah
Sesudah motor mulai berjalan, putaran mesin semakin naik hingga kecepatan menengah. Gaya centrifugal yang diterima roller pemberat puli primer menjadi besar sehingga membuat roller menekan puli geser untuk bergerak menyempit dan mendorong v-belt ke bagian diameter puliprimer yang lebih besar.
V-belt yang berputar membuat diameter pada bagian puli sekunder mengecil yang menyebabkan rasio transmisi menjadi mengecil dan laju kecepatan motor menjadi meningkat.
4. Â Putaran Mesin Kecepatan Tinggi
Saat melaju dengan kecepatan tinggi gaya centrifugal yang tadi membuat roller pada drive pulley menekan puli kearah menyempit. Dengan kondisi seperti ini akibat dari tarikan v-belt pada puli sekunder yang semakin besar membuat diameter puli sekunder semakin mengecil dan rasio trasnmisi juga semakin kecil. Hal ini sekaligus menyebabkan motor melaju dengan kecepatan tinggi.