Alih-alih menjadi pendukung separatisme gereja sebaiknya berperan meredam aspirasi Papua Merdeka.
Alexa Christina, pemerhati masalah sosial kemasyarakatan dan keagamaan, menulis bahwa netralitas kalangan gereja dan posisi mereka sebagai mediator jauh lebih bagus dibandingkan menyalurkan aspirasi yang dapat dinilai bernuansa negatif oleh pihak lainnya yang tidak sepakat dengan mereka.
Adanya dukungan dari kalangan gereja di Papua ataupun di negara lainnya terhadap aspirasi Papua merdeka, tentunya dalam menyikapi masalah ini haruslah tetap adil dan bijaksana, dengan sebaiknya menyarankan atau menempatkan posisi gereja tidak terlibat dalam politik praktis dan lebih baik berposisi sebagai mediator dalam menyelesaikan konflik di Papua.
Kalangan pimpinan gereja di Papua juga harus dewasa dan hati-hati dalam memberikan sikapnya terkait perkembangan dinamika yang ada, karena diakui atau tidak banyak pengurus gereja termasuk pendeta yang pro terhadap kelompok-kelompok kepentingan yang berpihak atau beraliansi menyuarakan lepasnya Papua dari Indonesia, dimana jelas hal ini merupakan tindakan atau sikap yang sarat nuansa politik praktisnya. (megapolitan.antaranews.com)
Rohaniwan Gereja mesti fokus pada tugas utama
Mencermati adanya keterlibatan sejumlah rohaniwan gereja di Papua yang mendukung gerakan Organisasi Papua Merdeka (OPM), Sekretaris Umum Sinode Kingmi Indonesia, pendeta Yones Wenda, mengajak para tokoh gereja (pendeta/pastor) untuk lebih menekankan ajaran cinta damai kepada para jemaat.
Pendeta Yones mengatakan sesuai dengan tugas utama sebagai pemimpin rohani gereja, para pendeta diminta untuk memelihara, melindungi, dan menjaga kehidupan spiritual jemaat mereka. (mediaindonesia.com)
Alkitab bicara apa soal politik?
Ketika bangsa Israel berada di Mesir, lama setelah kematian Yusuf, mereka tertindas dalam perbudakan. Mereka terbelenggu secara politik oleh penguasa Mesir. Melalui Musa Allah menuntun mereka keluar dari Mesir dan kemudian Yosua membawa mereka masuk Tanah Perjanjian.
Selama kepemimpinan Yosua, Israel mangalami kemerdekaan politik, tapi sesaat kemudian pada zaman hakim-hakim mereka banyak mengalami gangguan dari bangsa-bangsa sekitarnya.
Di masa kerajaan, Israel mengalami kemerdekaan politik saat Daud dan Salomo berkuasa. Sesudah itu mereka menghadapi peperangan baik dengan sesama suku Israel maupun dengan bangsa-bangsa sekitarnya.