Mohon tunggu...
Budi Kasmanto
Budi Kasmanto Mohon Tunggu... Penulis - Pendeta - Penulis - Jurnalis

Sejak 1994 bekerja sebagai pendeta di Bali. Tahun 2020-2022 menjadi pendeta di Manokwari, Papua Barat. Sejak Oktober 2023 menjadi pendeta di Jayapura, Papua. Bukunya berjudul "Panggilan Berkhotbah" diterbitkan oleh Penerbit ANDI Yogya. Sejak 2012 menjadi jurnalis Majalah Suara Baptis.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Menaksir Calon Presiden "Negara Papua Barat"

27 September 2024   09:19 Diperbarui: 27 September 2024   09:27 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagian orang Papua memimpikan kemerdekaan karena merasa terjajah oleh kolonial Indonesia.

Mereka yang memimpikan kemerdekaan Papua tentu sudah memikirkan bahwa Negara memiliki tiga unsur: Wilayah, Raja dan Rakyat.

Dalam konteks Papua, tanah atau wilayah sudah tersedia. Rakyat juga sudah ada, tetapi masih perlu didiskusikan, apakah rakyat negara Papua Barat yang diimpikan terdiri dari orang aseli Papua (OAP) saja atau termasuk non-OAP yang telah sekian lama tinggal dan hidup di tanah ini.

Tetapi pertanyaan yang lebih penting dikemukakan saat ini adalah siapakah calon pemimpin yang disiapkan bagi negara Papua Barat, seandainya mereka berhasil meraih kemerdekaannya?

Tentu diperlukan syarat-syarat sangat tinggi untuk menjadi pemimpin penggerak Papua Merdeka, yang sanggup menyatukan semua pemimpin yang ada, yang sanggup mewujudkan cita-cita kemerdekaan dan menyusun sistem atau pola kepemimpinan di masa depan.

Yosef Rumasef menuliskan keyakinannya bahwa nubuat I.S. Kijne tentang "kebangkitan Papua" harus didahului penemuan akan pemimpin yang memiliki visi dalam praksis (refleksi dan aksi) tentang Papua sebagai bangsa.

Pada konteks ini, tulisnya, saya meyakini refleksi dari saudara saya Samuel Tabuni ketika dia mengatakan, Ibu Pertiwi Papua sedang mengandung dan akan melahirkan pemimpin baru. Pemimpin yang memiliki the spirit of Papua, bukan the spirit of suku atau the spirit of kedaerahan. ... Bangsa ini akan bangkit memimpin dirinya. (suarapapua.com, 25/10/2018)

Siapakah calon presiden yang sepertinya sudah dipersiapkan untuk memimpin negara Papua Barat setelah mimpi kemerdekaan mereka terwujud?

Mungkinkah itu Benny Wenda?

Benny Wenda (lahir 1975) adalah pemimpin kemerdekaan Papua Barat dan Ketua Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP). Dia adalah pelobi internasional untuk kemerdekaan Papua Barat dari Indonesia. Dia tinggal di pengasingan di Inggris. Pada tahun 2003 ia diberikan suaka politik oleh pemerintah Inggris setelah melarikan diri dari tahanan saat diadili.

Dia pernah bertindak sebagai wakil khusus masyarakat Papua di Parlemen Inggris, PBB dan Parlemen Eropa. Pada tahun 2017 ia ditunjuk sebagai ketua United Liberation Movement for West Papua (ULMWP), sebuah organisasi yang menyatukan tiga organisasi politik utama yang berjuang untuk kemerdekaan Papua Barat.

Pada tahun 2020, ULMWP mengumumkan konstitusi baru dan pemerintahan yang menunggu untuk Republik Papua Barat, dengan Wenda menjabat sebagai presiden sementara.

Tetapi kepresidenannya diperdebatkan oleh beberapa elemen Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB), yang mengklaim bahwa keberadaannya di Inggris membuat kepresidenannya tidak sah.

Mungkinkah itu Socrates Yoman?

Atau akan muncul pemimpin Papua Merdeka dari kalangan Gereja. Misalnya, Socrates Sofyan Yoman, yang mengklaim dirinya sebagai pendetanya OPM.  

Mendaulat dirinya seorang gembala, Socrates Yoman terus mengangkat permasalahan lalu yang seolah-olah terus menghambat proses kepada orang Papua yang sudah berpikir rasional. Lewat tulisan-tulisannya, Socrates selalu mengumbar keterbelakangan di Papua. Dia bersuara bahwa Papua masih tertindas...

Bahkan sangat disesalkan dari pribadi yang juga merupakan seorang pendeta adalah ia tidak jarang melakukan politik adu domba. Dengan maksud untuk mengerahkan pengikutnya agar menentang setiap kelompok yang tidak sependapat dengan sudut pandang pikirannya. Mengatasnamakan ULMWP sebagai tameng dengan beribu-ribu simpatisan juga memudahkan Socrates untuk membungkam suara faksi lain yang sebenarnya juga memiliki andil penting dalam perjuangan Papua. (suaranewspapua -- 29/06/2020)

Socrates termasuk salah satu dari beberapa tokoh agama yang sangat getol mendukung gerakan separatis di Papua, yang selalu menyuarakan dukungan secara langsung kepada gerakan separatis ini, dukungan itupun sampai disandingkan dengan ayat-ayat suci dalam Bible.

Ia mengaku bertanggung jawab secara langsung kepada Tuhan Yesus dalam tugasnya sebagai gembala umat dalam mengusahakan kemerdekaan Papua Barat.

Mungkinkah itu Marthen Su?

Satu nama lagi yang layak dikemukakan di sini sebagai calon pemimpin Negara Papua Barat adalah Marthen Abraham Su.

Presiden Sion Kids atau International Sion Kids Movement (ISKIM) ini layak diperhitungkan karena gerakan ini telah menyebar di seluruh Papua dan mempunyai pengaruh besar di lingkungan gereja-gereja lokal maupun denominasional. Juga secara politik, banyak pejabat pemerintahan telah berafiliasi atau menjadi pendukung gerakan ini. Tokoh-tokoh politik, calon-calon legislatif dan kepala daerah berusaha untuk merangkul mereka dalam kesempatan Pemilu, Pileg atau Pilkada.

Apalagi setelah lembaga ini terdaftar melalui Surat Keputusan (SK) Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) pada tanggal 02 Oktober 2020, tentu akan lebih leluasa dalam gerakannya mewujudkan visi mereka.

Dalam acara pendeklarasian Lembaga ini di Jayapura, Marthen Su berkata, "Selama 16 tahun kami berjalan membangun kesadaran spiritual umat Tuhan di kampung-kampung dan pelosok pesisir hingga pegunungan untuk bersama-sama melihat dan memahami rahasia-rahasia Alkitab tentang rencana dan perbuatan Tuhan yang ajaib terhadap Tanah Perjanjian yakni Yerusalem -- Isael guna menuju kepada pemulihan dan perdamaian sejati.

Lanjutnya, 16 Tahun lamanya gerakan ini ada dan jalan sehingga hari ini muncul ke permukaan... (nirmeke -- 11/05/2023

Enam belas tahun lamanya bergerak di bawah tanah atau tidak secara terang-terangan, kini gerakan Sion Kids muncul ke permukaan setelah memperoleh dukungan yang makin luas dari berbagai pihak.

Baru-baru ini Sion Kids melaksanakan Leadership Conference (LC) -- International Sion Kids Movement (ISKIM) 2024 atau Gerakan Rohani Alkitab seluruh Papua.

Diberitakan bahwa konferensi yang dilaksanakan di Manokwari itu diikuti oleh 408 peserta dari seluruh tanah Papua dengan dukungan dari Gubernur Papua Barat, Bupati Manokwari dan Bupati Manokwari Selatan. (rri.co.id)

Tetapi calon-calon pemimpin Papua Merdeka yang telah disebut di atas oleh beberapa kalangan diragukan jiwa nasionalismenya. Jiwa nasionalisme terhadap NKRI sudah tentu tidak ada, dan jiwa "nasionalisme" terhadap bangsa Papua pun belum tentu ada juga.

Pertanyaan dari pihak yang tidak mendukung kemerdekaan adalah: Apakah jika mereka berhasil memperjuangkan kemerdekaan Papua dan lepas dari NKRI, Papua benar-benar akan merdeka?

Pertanyaan berikutnya yang layak diajukan adalah untuk siapakah mereka, yang mengaku pejuang kemerdekaan itu, berjuang? Betulkah mereka berjuang untuk kesejahteraan orang Papua?

Seandainya terwujud kemerdekaan Papua Barat dan Benny Wenda menjadi presiden, apakah ia tidak perlu membalas budi atau membayar jasa kepada pihak Inggris yang menampung dan memberinya suaka serta fasilitas dan kebanggaan sebagai pemimpin Papua di pengasingan selama ini?

Apabila yang memimpin Socrates Yoman, apakah ia seorang pemimpin Papua yang mandiri? Bukankah ia pernah melobi Kongres AS dan PBB agar sejarah Papua diluruskan dan diadakan referendum untuk menentukan nasib sendiri bagi rakyat Papua?

Apabila Marthen Su yang memimpin, apakah ia tidak dikendalikan oleh Israel atau Yahudi, bukankah pemimpin gereja Yahudi Mesianik di Israel yang mengorbitkan dan menjadikan dia terkenal dan terhormat sebagai pemimpin Papua dalam gerakan Sion Kids?

Bagaimanapun mereka bertiga sudah menjabat sebagai Presiden. Benny Wenda adalah Presiden sementara Republik Papua Barat. Socrates Yoman adalah Presiden beberapa organisasi gereja antara lain Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua (PGBWP). Dan Marthen Su adalah Presiden International Sion Kids Movement (ISKIM). Jadi, tinggal "selangkah lagi" bagi mereka untuk menjadi presiden Papua Barat?

Atau, akankah dimunculkan calon pemimpin yang lain, sementara mereka bertiga berperan sebagai figuran saja? Tentu tergantung Sang Sutradara!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun