Mohon tunggu...
Budi Kasmanto
Budi Kasmanto Mohon Tunggu... Penulis - Pendeta - Penulis - Jurnalis

Sejak 1994 bekerja sebagai pendeta di Bali. Tahun 2020-2022 menjadi pendeta di Manokwari, Papua Barat. Kini menetap di Bali dan fokus menulis. Bukunya berjudul "Panggilan Berkhotbah" diterbitkan oleh Penerbit ANDI Yogya. Sejak 2012 menjadi jurnalis Majalah Suara Baptis.

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Prabowo Sintesis Jokowi-Anies?

3 Agustus 2023   17:16 Diperbarui: 3 Agustus 2023   17:26 430
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Sintesis Jokowi-Anies - Gambar: Budi Kasmanto

Apakah para pendukung Anies mempunyai bukti empirik dan argumen kuat sehingga berani menempatkan bacapres Nasdem tersebut sebagai antitesis Jokowi?

Pengamat politik Effendi Gazali dalam satu acara televisi menafsirkan bahwa makna antitesis yang disebutkan Zulfan Lindan dapat berarti bahwa selama ini Jokowi menggunakan prinsip bekerja. Adapun Anies dinilai tidak hanya bekerja, tetapi juga membuat konsep dalam menjalankan kepemimpinan. "Jokowi dapat dikatakan berfikir dan bekerja. Namun Anies membuat sebuah konsep dalam bekerja. Mungkin itu yang dimaknai dalam antitesis yang disampaikan Nasdem," ujarnya.

Pernyataan bahwa Jokowi berpikir dan bekerja sedangkan Anies membuat sebuah konsep dalam bekerja tidak dapat diposisikan sebagai tesis dan antitesis karena keduanya memiliki kesamaan atau kemiripan arti, sedangkan tesis dan antitesis memiliki kontras atau pertentangan antara satu dengan lainnya.

Mungkin kedua ungkapan di atas dikemukakan untuk menunjukkan bahwa dalam hal bekerja Anies lebih unggul dibanding Jokowi. Argumen tersebut sangat lemah. Dalam bidang apa kinerja Anies lebih unggul dibanding Jokowi? Konsep Anies dalam bekerja dan memimpin DKI tidak jelas, terbukti dengan tiadanya prestasi yang layak dibanggakan. Sebaliknya konsep kepemimpinan dan kerja Jokowi terbukti secara empiris dari hasil pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.

Jokowi memiliki pengalaman memimpin Solo, kemudian DKI Jakarta dan kini telah hampir sembilan tahun memimpin Indonesia dengan tingkat kepuasan masyarakat sangat tinggi. Berbeda dengan Anies yang prestasinya dalam memimpin DKI hanya merupakan klaim para pendukungnya dan bahkan diragukan oleh masyarakat dan para pengamat.

Karena tesis dan antitesis harus didukung oleh argumen dan bukti empiris kuat, maka keduanya harus memiliki bobot yang sama. Dan dilihat dari bobot prestasi antara Jokowi dan Anies, mantan gubernur DKI ini tidak layak diposisikan sebagai antitesis Jokowi.

Diberitakan bahwa elektabilitas Anies menurun di saat kepercayaan kinerja Presiden Jokowi naik. Ada korelasi antara naiknya kepuasan terhadap Jokowi dan turunnya elektabilitas Anies. Artinya ungkapan Anies antitesis Jokowi menjadi tidak bermakna dan hanya menjadi bahan sindiran.

Hal ini seperti diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto, yang mengaku tak lagi menganggap Anies Baswedan sebagai antitesis Presiden Jokowi. Sebab, Anies dinilai belum memiliki level yang setara dengan Jokowi sebagai seorang negarawan. "Kalau antitesa ini kan sepertinya sepadan, punya suatu gagasan. Gagasannya sama-sama punya mazhab yang sangat kuat," ujar Hasto dalam tayangan Gaspol! di YouTube Kompas.com, Rabu (5/4/2023).

Tesis dan antitetis memang harus selevel, karena keduanya mesti memiliki bukti empiris dan argumen yang kuat. Mungkin itu sebabnya para pendukung Anies berusaha merendahkan Jokowi dan menafikan atau menegasikan kinerja Presiden Jokowi, agar terlihat oleh masyarakat bahwa Anies layak disebut "the best".

Anies Bukan Penerus Jokowi

Jokowi ingin adanya keberlanjutan progres pembangunan, sedangkan Anies memberi penegasan bahwa pemimpin bukan soal keberlanjutan. Dalam hal ini secara sederhana Anies disebut sebagai antitesis Jokowi, artinya berbagai pencapaian dan kemajuan yang dibuat era Jokowi akan berhenti jika Anies kelak terpilih sebagai Presiden RI periode 2024-2029.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun