Mohon tunggu...
Budi Kasmanto
Budi Kasmanto Mohon Tunggu... Penulis - Pendeta - Penulis - Jurnalis

Sejak 1994 bekerja sebagai pendeta di Bali. Tahun 2020-2022 menjadi pendeta di Manokwari, Papua Barat. Sejak Oktober 2023 menjadi pendeta di Jayapura, Papua. Bukunya berjudul "Panggilan Berkhotbah" diterbitkan oleh Penerbit ANDI Yogya. Sejak 2012 menjadi jurnalis Majalah Suara Baptis.

Selanjutnya

Tutup

Politik

4 Isu yang Menghadang Anies Baswedan

6 Februari 2023   11:47 Diperbarui: 6 Februari 2023   13:55 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anies Baswedan ikut menyambut kedatangan Dubes AS untuk Indonesia Sung Yong Kim jelang G20 di Nusa Dua, Bali. (IG Anies Baswedan)

Niat Anies Baswedan maju di Pilpres 2024 akan terhadang oleh empat isu terkait dengan prestasi, korupsi, politik identitas dan khilafah. Isu-isu tersebut berhembus makin kencang di tahun politik 2023 ini.

Isu Prestasi

Oleh para pendukungnya Anies dipuji sebagai memiliki segudang prestasi dan penghargaan. Tetapi, diragukan oleh banyak pihak.

Sikap pesimis dinyatakan oleh pakar komunikasi dan pengamat politik Prof. Dr. Tjipta Lesmana pada kesempatan diundang sebagai narasumber dalam sebuah talkshow yang dihadiri mayoritas simpatisan Anies Baswedan, dan di situ dia bukannya memuji tapi malah mempertanyakan prestasi Anies.

Pendeknya, banyak pengamat dan pakar mempertanyakan prestasi Anies sebagai gubernur DKI Jakarta. Bahkan kini seakan dimentahkan oleh kehadiran Pj. Gubernur DKI, Heru Budi Hartono, yang dianggap bekerja dengan sangat baik.

Isu Korupsi

Dikutip dari Hops.id, Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas berkata bahwa pemeriksaan Anies Baswedan murni sebagai upaya penegakan hukum yang dilakukan oleh KPK atas dugaan korupsi penyalahgunaan anggaran penyelenggaraan Formula E dan penyalahgunaan wewenang sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurutnya, sangat berpotensi Anies ditetapkan sebagai tersangka atas kasus Formua E.

Isu korupsi diperparah dengan dugaan korupsi Bansos di eranya.

Isu Politik Identitas

Istilah politik identitas mulai ramai dibincangkan saat Pilkada DKI Jakata 2017. Dan contoh keberhasilan politik identitas dalam aspek agama adalah kemenangan Anies Baswedan dalam Pilkada DKI Jakata 2017. Politik identitas itu terjadi secara menonjol dan massif.

Dan sejak Pilkada DKI itu sejumlah kalangan publik dan media mencap Anies sebagai Bapak Politik Identitas. Cap ini melekat kuat, karena pengalaman Pilkada itu memang sangat membekas di benak banyak orang.

Isu Khilafah 

Setelah menjadi gubernur, disebut oleh pegiat media sosial Chusnul Chotimah, Anies masih mesra dengan sejumlah kelompok radikal yang mengusung Khilafah. Disebutnya bahwa bukan cuma HTI dan FPI di belakang Anies.

Pegiat media sosial Denny Siregar menuturkan bahwasanya selama ini dia hanya mencoba melawan kelompok khilafah yang menjadikan Anies sebagai tokoh mereka, sebagai simbol untuk agenda besar mereka.

Sedangkan Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Anak Bangsa (LKAB) Rudi S Kamri terang-terangan mengatakan masa depan bangsa Indonesia dalam bahaya besar jika Anies Baswedan terpilih menjadi Presiden RI selanjutnya pada Pemilu 2024 mendatang. Menurut Rudi, ideologi pancasila bakal diubah sebab mayoritas pendukung Anies Baswedan berasal dari kelompok pro khilafah; mereka bakal menyingkirkan Pancasila dan menegakkan ideologi khilafah.

Sejatinya, jalan Anies menuju RI-1 sangatlah terjal! Tetapi kenapa semua isu di atas seakan tidak mempan meruntuhkannya?

Bahkan Partai Nasdem yang di Pilkada DKI 2017 mendukung Ahok dan berhadapan dengan Anies kini mencapreskan mantan gubernur ini, dengan dalih "why not the Best". 

Melalui para kadernya Nasdem bekerja keras menghapus jejak politik identitas dan stigma Bapak Politik Identitas. Bahkan rela dijuluki "Nasdrun" oleh netizen dan rela ditinggalkan oleh banyak kadernya, di pusat maupun daerah, yang mengundurkan diri. Surya Paloh kukuh mendukung Anies meskipun menurut beberapa lembaga survei pencapresan tersebut justru menyebabkan elektabilitas partai ini merosot sangat tajam.

Mengapa seorang Anies bisa nampak begitu sakti dan tak tergoyahkan? Apakah Anies seorang tokoh mandiri yang kuat dan berpengaruh besar terhadap banyak orang, termasuk para ulama, budayawan, intelektual, artis dan politikus, yang mendukungnya?

Untuk menjawabnya, isu Anies sebagai "anak emas" Amerika perlu dipertimbangkan.

Anies Baswedan Anak Emas Amerika?

Mengenai tudingan yang menyebut pendukung Anies pro khilafah, beberapa pengamat politik membantahnya. Antara lain pengamat politik Dedy Kurnia.

Dedy menyatakan, tuduhan Anies pro terhadap khilafah adalah omong kosong. "Bagaimana mungkin Anies dianggap pro khilafah, sementara ia didikan Barat," katanya kepada Populis.id (14/05/2022).

Bantahan bahwa Anies pro khilafah dengan argumen bahwa ia didikan Barat justru mengarahkan pada dugaan bahwa Anies mempunyai hubungan erat dengan Barat.

Presiden Haidar Alwi Institute (HAI) dalam perbincangannya di kanal Youtube Kanal Anak Bangsa menyatakan bakal calon presiden (bacapres) Partai NasDem disebut pernah menjadi anak emas elit Amerika. Hal ini yang membuat Anies diduga bakal menjadi boneka Amerika jika terpilih menjadi presiden.

Antara lain disebutkan Haidar, bahwa tahun 2009 Anies mendampingi SBY untuk dapat penghargaan dari Boston Club, proyek pembaruan Amerika Serikat dalam rangka new world era yang dibiayai oleh konglomerasi Yahudi.

Boston Club, sebuah klub elite pengusaha dan orang ternama Amerika, menjadi komunitas di balik persiapan Anies menjadi boneka Amerika. Dan Haidar beberkan program pertukaran pelajar era Soeharto atau American Field Service (AFS) jadi awal persiapan Anies menjadi boneka kalangan elite Boston Club.

Sedangkan politikus senior Zulfan Lindan menyebutkan bahwa Anies Baswedan menjadi pemangku gelar "golden boy of America" selanjutnya, setelah SBY. Kemudian Anies sebagai gubernur DKI Jakarta enggak pernah kunjungan ke Rusia, Cina, berarti Amerika Serikat melihat memang ia the second golden boy, kata Zulfan.

Salah satu sumber lain yang menjelaskan kedekatan Anies Baswedan dengan Amerika adalah kawat diplomatik Kedutaan Besar Amerika Serikat di Jakarta ke Central Intelligence Agency (CIA), Defence Intelligence Agenci, National Security Council dan Menteri Luar Negeri AS terkait Anies Baswedan.

Kawat yang dikirim 25 September 2009 berisi permintaan visa clearance untuk Anies Baswedan yang mengajukan visa untuk berkunjung ke AS.

Dua agenda Anies dalam kunjungannya ke AS kala itu adalah menerima penghargaan dari Northern Illionis University, serta mendampingi SBY yang kala itu masih menjadi Presiden RI untuk bertemu kalangan akademisi di Boston.

Dalam kawat tersebut Kedubes AS di Jakarta melaporkan tentang profil Anies: "Teman AS dan secara pribadi dikenal oleh Duta Besar." Selain itu dilaporkan bahwa Anies Baswedan adalah teman bagi AS, baik secara pribadi ataupun dalam pernyataan publik. (JawaPos.com, 19/02/2017)

Sumber lain menyebutkan, bahwa Anies Baswedan ini "istimewa" di mata pemerintah Amerika Serikat karena dia bisa mendapatkan beasiswa ke Amerika sejak masih SMA, lalu mendapatkan beasiswa dari Amerika lagi dan lagi ke Amerika Serikat untuk program Master (S2) dan Doktor (S3).

Jadi, Anies Baswedan itu anak emas Elite politik AS. Makanya tidak berlebihan bila Surya Paloh sampai tergiur dari awal mulai mengelus ngelus Anies sebagai Capres 2024. Semua proxy yang terhubung dengan AS ada dibelakang Anies, termasuk ormas Islam. (Redaksiindonesia.com, 29/04/2022).

Lalu pertanyaannya, mungkinkah seorang anak emas Amerika sekaligus pro khilafah?

Beberapa netizen menolak bahkan menganggap dungu dan menertawakan tuduhan bahwa Anies pengusung khilafah sekaligus golden boynya Amerika. Bahkan ada yang menganggapnya absurd.

Tetapi, Haidar Alwi mengatakan dengan tegas bahwa selain didukung oleh kelompok pro khilafah, Anies Baswedan juga didukung oleh kelompok kepentingan Amerika Serikat dengan tujuan untuk mengeruk potensi Sumber Daya Alam (SDA) di Indonesia. (youtube: Kanal Anak Bangsa)

Jadi, masuk akal (tidak absurd!) pikiran bahwa Anies Baswedan adalah "anak emas" Amerika dan sekaligus pro khilafah.

Mungkin ini akan menjadi isu kelima yang akan mengganjal Anies menuju RI-1. 

 Atau bahkan menguntungkannya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun