Dalam kitab Ester di Perjanjian Lama tercatat kisah orang Yahudi di pembuangan.
Orang Yahudi yang dipimpin Mordekhai menghadapi perlawanan dari sekelompok orang yang dipimpin oleh Haman, seorang pejabat tinggi kerajaan yang sangat membencinya.
Oleh permintaan Haman, raja Ahasyweros membuat keputusan yang mengijinkan pembinasaan seluruh orang Yahudi di wilayah kerajaannya.
Melalui Ester, perempuan Yahudi yang menjadi ratu kerajaan itu, orang Yahudi justru beroleh kesempatan membinasakan musuh-musuhnya dan mereka beroleh kemenangan besar sehingga Mordekhai memperoleh kekuasaan besar di kerajaan yang sangat luas, yang terdiri dari seratus dua puluh tujuh daerah itu.
Kisah tersebut merupakan gambaran Yahudi masa kini di perantauan yang mengalami kebencian dan terancam kebinasaan tetapi kemudian mengalahkan musuh-musuhnya dan beroleh kekuasaan besar di seluruh dunia.
Di bawah ini catatan ringkas tentang Yahudi yang tersembunyi identitasnya selama berabad-abad tetapi kemudian menyatakan eksistensinya dengan mendirikan negara Israel di tanah yang telah mereka tinggalkan sekian abad lamanya.
Pembuangan ke Asyur dan Babel
Sebelum berbentuk kerajaan suku-suku Israel hidup dalam konfederasi dua belas suku. Pada sekitar 1025 SM, suku-suku tersebut bersatu membentuk Kerajaan Israel. Kerajaan kesatuan ini hidup di wilayah yang saat ini merupakan Israel dan Palestina modern.
Di bawah raja Daud, Israel tumbuh menjadi kekuatan di wilayah tersebut dan mencapai kesejahteraan dan keunggulan melebihi tetangga-tetangganya.
Setelah wafatnya Salomo (931 SM), anak Daud, kerajaan pun  pecah menjadi dua. Kerajaan utara dikenal dengan kerajaan Israel dan di selatan disebut kerajaan Yehuda.
Israel berdiri sebagai sebuah kerajaan merdeka selama kira-kira 200 tahun, hingga sekitar tahun 720 SM, saat ditaklukkan oleh Kekaisaran Asyur.
Yehuda masih bertahan hingga sekitar satu setengah abad dan akhirnya ditaklukkan oleh bangsa Babilonia dan orang-orang dari kerajaan Yehuda dibuang ke wilayah Babilonia tahun 586 SM.
Setelah selama tujuh puluh tahun berada dalam pembuangan mereka diijinkan pulang ke Yudea dan Yerusalem oleh raja Koresh dari Persia yang menguasai wilayah-wilayah di mana orang Yahudi tinggal sebagai orang buangan. Tetapi hanya sedikit dari antara mereka yang pulang dan keberadaan mereka dikisahkan dalam kitab Ezra dan kitab Nehemia. Sedangkan mereka yang tetap di pembuangan dikisahkan dalam kitab Ester.
Pembuangan pada masa Kekaisaran Romawi
Kekaisaran Romawi berlangsung dari 31 SM hingga 476 M. Palestina juga berada di bawah kekuasaan Romawi dan di masa itu terjadilah dua kali pemberontakan oleh orang Yahudi.
Perang Yahudi-Romawi pertama terjadi pada tahun 66-73 Masehi. Pada perang kedua Yahudi dipimpin oleh Simon Bar Kokhba dan sebuah negara Yahudi yang berdaulat dipulihkan selama dua setengah tahun. Perjuangan ini akhirnya dihancurkan pada tahun 135 dan Yerusalem kembali dikuasai oleh Romawi.
Kekalahan orang-orang Yahudi pada dua pemberontakan tersebut merupakan salah satu faktor penting yang menyebabkan pengusiran lagi secara besar-besaran dan makin besarnya jumlah daerah pemukiman di diaspora.
Diaspora Yahudi masa kini
Sepanjang sejarahnya di diaspora Yahudi menghadapi pertumbuhan antisemitisme.
Salah satu menifestasi antisemitisme yang paling umum dalam sejarah adalah progrom, sebuah kata dalam Bahasa Rusia yang berarti "membinasakan, menghancurkan dengan kekerasan."
Serangkaian progrom terhadap orang Yahudi di kota Odessa, Ukraina, yang saat itu merupakan bagian Kekaisaran Rusia, terjadi selama abad ke-19 dan awal abad ke-20.
Fenomena terkenal antisemitisme adalah ideologi Nazisme dari Adolf Hitler yang menyebabkan pemusnahan kaum Yahudi Eropa yang dikenal dengan holokos. Kira-kira enam juta penganut Yahudi Eropa dimusnahkan selama Perang Dunia II, yang didukung oleh negara Jerman Nazi, dipimpin oleh Adolf Hitler, dan berlangsung di seluruh wilayah yang dikuasai oleh Nazi.
Yahudi beroleh kekuasaan besar
Sejarah pun berulang, seperti Yahudi dalam kitab Ester yang mengalami ancaman kebinasaan, tetapi kemudian beroleh kemenangan. Setelah mengalami pembinasaan melalui progrom dan holokos Yahudi justru mengalami kebangkitan. Progrom memunculkan gerakan Zionisme Internasional. Sedangkan holokos menghasilkan berdirinya negara Israel.
Kini Yahudi memiliki pengaruh besar di seluruh dunia, mulai dari Amerika, Eropa, kawasan Timur Tengah dan negara-negara Asia seperti Irak dan Suriah. Juga Iran.
Tetapi di Eropa, Rusia masih menjadi pengganjal bagi cita-cita Yahudi untuk menguasai dunia. Maka serangan Rusia ke Ukraina menjadi alasan bagi mereka untuk menghancurkan kekuatan Vladimir Putin.
Perang Ukraina-Rusia adalah perang antara Ukraina yang pro Barat melawan Rusia yang dipimpin presiden Putin yang tidak mau tunduk pada dominasi Barat.
Putin bahkan sering menuduh Ukraina sebagai boneka Barat, terutama sejak presiden pro-Rusia Viktor Yanokovych digulingkan pada 2014 setelah protes besar selama berbulan-bulan. Kini, sejak 2019, presiden Ukraina Volodymyr Zelensky adalah seorang Yahudi. Hal ini tentu saja mendorong Ukraina untuk makin dekat dengan Barat. Dan menjadi pendorong kuat bagi Rusia untuk menyerang Ukraina.
Dilihat secara dikotomis, Yahudi dan non-Yahudi, perang Ukraina-Rusia dapat dikatakan sebagai bagian dari perseteruan Mordekhai (Yahudi) berhadapan dengan Haman (non-Yahudi).
Yahudi yang kemudian menguasai seluruh wilayah kerajaan Ahasyweros menjadi gambaran bagi Yahudi masa kini yang terus bernafsu menguasai dunia.
Melalui keinginannya bergabung dengan NATO, presiden Zelensky memancing Rusia untuk menyerangnya dan setelah Rusia menyerang Ukraina muncullah reaksi cepat dari Barat untuk memberikan sanksi berat bagi Rusia dengan tujuan akhir penghapusan rezim Putin.
Zelensky pun turut memancing dunia internasional untuk mendukung usaha Barat menyingkirkan Putin. Barat atau Yahudi Internasional menghendaki Rusia dipimpin oleh seorang presiden yang mau tunduk terhadap dominasi mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H