Karena itulah, permainan tradisional harus terus dipertahankan, disebarluaskan, dan diajarkan ke generasi penerus. Harapannya, anak mulai bisa mengurangi ketergantungannya pada gadget, dan bisa belajar saling interaksi, saing toleransi, dan saling menghargai sejak dini.
Seperti kita tahu, provokasi, ujaran kebencian dan hoaks terus menguat dengan mengusung paham-paham radikalisme di dalamnya. Untuk bisa memberikan benteng yang kuat dari pengaruh radikalisme, tentu harus dilakukan dengan berbagai cara. Termasuk memahami nilai-nilai kearifan lokal dari permainan tradisional.Â
Tidak hanya permainan benteng, masih banyak permainan tradisional yang lain seperti petak umpet, grobak sodor, ular naga, cublek-cublek suweng, dan masih banyak lagi yang lainnya. Mari kita lestarikan permainan tradisional yang menjadi bagian dari nilai kearifan lokal, agar tidak pupus dalam perkembangan zaman. Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H