Sosok baru yang muncul dari pilkada kali ini adanya kejutan pilkada dengan muncul sosok Chusnunia sebagai bupati perempuan muda pertama di Lampung. Chusnunia sosok yang dianggap kuda hitam di tengah pertarungan ketat incumbent Erwin dan Yusran. Banyak pengamat yang tidak memprediksi kemenangan Chusnunia karena dia memang bukan orang yang tinggal di Lamtim. Ia hanya memiliki darah keturunan Kiai NU. Chusnunia yang juga mempertaruhkan jabatan anggota DPR dari PKB ini tidak pernah diprediksi akan menang.
Angin berubah ketika Calon kuat, bupati pertahana Erwin digugurkan KPU karena calon wakil bupatinya, Prio yang meninggal. Termyata Chusnunia mendapat limpahan suara dari suara Erwin yang lebih memilih dia ketimbang Yusron. Bisa dikatakan suara against ternadap Yusron lebih besar ketimbang Chusnunia. Fenomena Chusnunia ini bisa jadi pelajaran bahwa Kuda Hitam bisa jadi menang ketika ada turbulensi politik yang signifikant yang merubah medan pertempuran pilkada seperti kasus meninggalnya Prio Budi Utomo, calon wakil bupati calon pertahana.
Penutup: Masih Kentalnya Politik Dinasti
Ada berita baik adapula berita buruk dalam pilkada lamoung kali ini. Berita buruknya adalah masih adanya politik dinasti di tubuh partai di politik lokal di Lampung. Ada 4 dinasti yang bertarung di pilkada Lampung kali ini. Di Lampung Selatan bertarung Dinasti Zulkifli Hasan melawan Dinasti mantan Gubernur Syahroedin. Di Pesawaran bertarung dinasti mantan bupati Tulang Bawang, Mance melalui anaknya bupati pertahana Pesawaran, Arisandi melawan dinasti Zulkifli Anwar mantan bupati Lamsel yang juga anggota DPR RI dari partai demokrat, melalui pemenang pilkada Dendy Ramdona.
Politik dinasti di Lampung ditengah semakin rasionalnya pemilih mengindikasikan bahwa permasalahan demokrasi di Lampung sebenarnya ada di parpol ketimbang masyasrakat. untuk itulah bahwa reformasi partai adalah mutlak dilakukan di politik lokal agar lebih demokratis. Semoga kedapnnya demokrasi di Lampung semakin berjaya.
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H