Mohon tunggu...
Bubup Prameshwara
Bubup Prameshwara Mohon Tunggu... Operator - Uyeah

Kadang saya memikirkan apa yg terjadi di indonesia ini, sungguh bikin "miris". Tapi kadang saya juga merasa tak ada gunanya memikirkan apa yg sedang saya pikirkan :O

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Antara Romeo, Juliet, dan Bekas Pacar Juliet (bagian 1)

25 Maret 2011   16:11 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:26 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Nguuuuuung...."


(lampu merah)


"Ngook ngoook bruuuum"

Semakin kencang pula gas ditarik.


"An****ng"

Terdengar jelas, sangat keras umpatan pengendara motor dari arah lain yang hampir saja menabrak salah satu dari kedua motor yang kebut-kebutan dan melanggar lampu merah tersebut.


Pengendara motor hitam dan motor biru yang saling adu balap itu dengan sedikit gerakan saja sigap menghindar, spontanitas yang sangat refleks mencerminkan bahwa memang jago balap dengan jam terbang (jam balap kale ya) yang tinggi.


Setelah melewati perempatan, kedua pembalap itu terlibat pertarungan sengit kembali. Menjelang tikungan yang kira-kira 400meter lagi, keduanya terhalang oleh pick-up yang ada di depan mereka. Si motor hitam mengambil (mirip dompet ya bisa diambil) lajur kanan untuk bersiap mendahului pick-up tersebut sebelum tikungan. Belum sempat mendapatkan 'timing' yang tepat, ternyata pick-up tersebut sedikit belok ke kanan. Karena pick-up tersebut kosong tanpa muatan di bak belakang, si pengendara motor hitam sepintas bisa melihat ke samping kiri bahwa ternyata pick-up tersebut sedang mendahului sepeda yang berjalan di pinggir kiri.


Si pengendara motor biru kini merasa dapat kesempatan, karna dia ada dikiri maka dengan sigap dia menyerobot lajur kiri setelah pick-up mendahului sepeda itu. Sebelum pick-up kembali ke kiri, maka si pengendara motor hitam dengan cekatan langsung menggeber tarikan gas hingga dalam sekian detik sudah berhasil mendahului pick-up tersebut.


Sementara itu di lajur yang berlawanan sudah tak ada pengendara lain, dengan semangat menggebu si pengendara motor hitam melaju kencang mendahului pick-up dan terus mengejar si motor biru yang sudah berada di depan.


"Kutu kupret ini dua orang, satu nyelip dari kanan, satu nyelip dari kiri, mau cari mati lu pada!"

teriak sopir pick-up yang terlihat emosi


"nguuuuung..."


"hmmz, belok kanan. Aku lebih beruntung karna akan bisa menikung dari sebelah dalam"

kata si pengendara motor biru dalam hati


"bruuuum"

si pengendara motor biru mengoper perseneling ke tingkat yang lebih rendah


"aku bisa, aku lebih dapat sudut yang bagus untuk menikung dan melewati dia"

masih gumam dalam hati si pengendara motor hitam


Motor biru mulai menikung ke kanan, tak mau kalah si pengendara motor hitam pun bersiap-siap menikung juga.


"bingo!"

"tepat dugaanku, posisiku lebih menguntungkan"

si pengendara motor hitam pun ternyata bisa memenangi duel di tikungan karna dengan gesit memantafaatkan sudut dan 'timing' yang pas buat mendahului si motor biru.


"bruuuuum"


Setelah tikungan ini masih ada 500meter lagi untuk sampai di gapura batas kota yang telah disepakati kedua 'pembalap' itu sebagai garis finish. Motor hitam melaju, motor biru tak jauh dari belakangnya.


Brrkkpkplkkk...


"sial, jalan berlubang"


Ternyata si pengendara motor hitam tak sadar bahwa telah melindas jalan berlubang. Meski hanya membuat motor oleng dan tidak jatuh, jelas dia kehilangan kontrol pertarungan. Dengan mudah saja motor biru melaju kencang sampai finish yang telah disepakati.


Pengendara motor biru minggir dan menghentikan motornya tak jauh setelah melewati gapura batas kota itu. Si pengendara motor hitam pun menghampirinya dan kemudian ikut menepi untuk berhenti.


Keduanya membuka helm masing-masing, terlihat rambut panjang tergerai dari si pengendara motor hitam yang kalah adu balap tersebut.


"kamu kalah, Nia"

kata si pengendara motor biru, setengah berteriak


"iya, aku kalah gara-gara jalan berlubang yang sialan itu Dric"

jawab Juniar dengan nada kesal setengah marah kepada Pedric yang botak itu


"so?"

tanya Pedric sambil mengangkat bahunya dan menggerakkan alisnya keatas


"iya iya"

gerutu Juniar masih dengan nada kesal


"kamu yang meminta adu balap ini, dan sesuai kesepakatan karena kamu kalah, kamu harus menerima cintaku kembali"

kata Pedric dengan senyum penuh kemenangan


Juniar masih kesal, dia segera mengambil sapu tangan dan mengelap peluhnya.

"oke oke, aku mau menerimamu lagi, tapi aku gak janji apakah kita akan sama seperti dulu lagi dan apakah aku akan melihatmu berbohong lagi, kita lihat nanti"

celoteh Juniar berdiplomasi


(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun