Mohon tunggu...
buanergis muryono
buanergis muryono Mohon Tunggu... lainnya -

buanergis muryono adalah seniman. guru besar sanggar mariska oka agency; konsultan seni & budaya; wali budaya nusantara Istana Wong Sintinx KUNJUNGI: www.sanggarmariska.webs.com, Sanggar Mariska, SANGGAR MARISKA GRUP, SANDIWARA RADIO COMMUNITY

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Genk Motor

21 April 2012   16:23 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:18 175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kericuhan Genk Motor tidaklah sesederhana yang ditinjau dan dinilai para phsikolog. Ada yang lebih dalam bila mau ditelusuri. Mengapa sampai terjadi pertempuran, tawuran, dan bentrokan terus-menerus.

Pertama, banyak anak lahir di luar pernikahan.

Kedua, tidak sedikit gadis-gadis hamil di luar nikah, dan MBA.

Ketiga, jarang perempuan mau melahirkan dengan normal, mereka memilih caesar.

Keempat, sedikit sekali perempuan memberikan susunya pada sang bayi begitu lahir.

Kelima, susu ASI diganti dengan ASU (asal susu), mulai dari susu sapi, susu etawa, susu kambing, susu untak, susu domba, susu beruang, susu kuda, susu susu lainnya. Artinya, sudah sangat langka seorang perempuan menyusui bayinya. Akibatnya mereka jelas tumbuh minimal sebagai OWASA (orang watak sapi) - seorang calon Doktor sedang menindaklanjuti pendapat ini untuk riset lebih dalam.

Keenam, anak-anak tidak lagi diasuh ibu bapaknya.

Ketujuh, pribadi sang anak tentunya sangat berpengaruh oleh apa yang dimakan dan diminum, di mana tidak sedikit makanan dan minuman tidak halal masuk dalam pembuluh darah mereka.

Kedelapan, minimnya pendidikan spiritual, baik itu agama, kesenian, maupun olah rasa.

Kesembilan, ketidakpedulian.

Kesepuluh, lunturnya kearifan lokal dengan minimnya filter bagi sumber wawasan dan pengetahuan anak.

Kesebelas, kehilangan jati diri, otomatis kehilangan welas asih, rasa kasih sayang, karena unsur-unsur golongan tertentu yang mendoktrin, mengintimidasi, bahwa kearifan lokal itu keliru, bahkan harus ditinggalkan. Akibatnya rasa kasih pun lenyap, yang ada tinggal lupa, iri, salah, dan murka dalam kehidupan manusia. Manusia lupa pada sesama dan penciptanya. Maka manusia yang ada hanyalah wadagnya, sedangkan spiritnya, mental dan moralnya... hewaniah.

Tidak perlu menyalahkan siapa-siapa, yang penting sekarang kita mulai dari diri sendiri agar tetap ingat dan waspada.

Aku coba renungkan semua itu dengan lagu ini :

http://youtu.be/fG1-blWqXvc

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun