Mohon tunggu...
Umarulfaruq Abubakar
Umarulfaruq Abubakar Mohon Tunggu... Penulis - Kangen, dan ingin kembali bercerita dengan para kompasianer

Lahir di Gorontalo, beristrikan orang Kalimantan Selatan, dan kini tinggal di Jawa Tengah, memberi saya banyak ruang untuk mellihat dan menikmati hidup yang berwarna dan beragam, berpindah-pindah dari satu dunia ke dunia yang lain. Warna-warna dunia itu kadang tidak bisa diwakili oleh foto maupun video. Hanya kata yang mampu mengekspresikan suasana batin dan pergolakan pikiran yang tak pernah diam. Dan kompasiana memberi ruang yang luas untuk mengungkapkan suasana batin itu melalui kata-kata.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hijrah dan Perubahan Sosial

19 Juli 2023   02:39 Diperbarui: 19 Juli 2023   02:50 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Ruh dan Semangat Hijrah 

Tapi dari mana Rasulullah mendapatkan ruh dan semangat itu?

Semua itu hal itu lahir dari kepatuhan, keyakinan, dan pengabdian kepada Allah yang terlihat dalam langkah-langkah yang diambil oleh Rasulullah untuk melaksanakan perintahNya.

Dalam hijrah, Rasulullah mengandalkan Allah dalam melindungi dan membimbingnya selama perjalanan yang penuh risiko tersebut. Full strategi sekaligus full tawakkal. Pesan-pesan Al Quran terbaca jelas dalam setiap langkah kehidupan beliau.

Al-Quran mengajarkan pentingnya perjuangan diri untuk berubah ke arah lebih baik (QS. Ar Ra'd: 11), berinteraksi dengan ragam manusia dari manapun asalnya (QS. Al Hujurat : 13), serta bahu membahu melakukan transformasi yang positif dalam diri dan masyarakat (QS. Al Maidah: 2), dan Rasulullah melakukan itu semua.

Demikian di antara sekian pesan yang bisa kita baca dari peristiwa itu.

Kita pun akhirnya paham, Al Quranlah yang menjadi ruh perubahan dalam hijrah Rasul itu. Al Quran yang mengajak Rasul dan kita sebagai muslim untuk berfikir dan berjiwa besar, menjadi tipping point perubahan dalam masyarakat.

Maka pantaslah bila kita perlu meluangkan dari 8 jam ketiga, selain 8 jam kerja dan 8 jam waktu istirahat ideal, untuk terus menggali makna-makna hidup dalam kalamullah ini..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun