Dalam Al Quran disebutkan :
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam (surga yang penuh) taman-taman dan mata air. Â (Di surga) mereka dapat mengambil apa saja yang dianugerahkan Tuhan kepada mereka. Sesungguhnya mereka sebelum itu (di dunia) adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Mereka sedikit sekali tidur pada waktu malam;dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah). (QS. Adz Dzariyat: 15-18)
Orang-orang bertaqwa akhirnya mendapatkan surga yang penuh taman-taman karena kebiasaan baik mereka di dunia, salah satunya adalah sedikit sekali tidur di waktu malam, lalu di akhir malam mereka beristighfar.
Kita baca kebiasaan para sahabat Rasulullah, juga para ulama muslim, seperti Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Asy Syafii, dan Imam Ahmad bin Hanbal, mereka selalu menghidupkan malam dengan tahajjud, tilawah Al Quran, menulis kitab, dan juga majlis-majlis ilmu.
Begitulah kebiasaan orang-orang shaleh, bahkan sejak sebelum Rasulullah. Rasullah pernah menyatakan:
Dari Bilal bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Hendaknya kalian melakukan shalat malam, karena shalat malam adalah hidangan orang-orang shalih sebelum kalian, dan sesungguhnya shalat malam mendekatkan kepada Allah, serta menghalangi dari dosa, menghapus kesalahan, dan menolak penyakit dari badan. (HR. At Tirmidzi)
Mengatur Waktu
Siang kita aktif dengan khidmat memberikan pelayanan yang terbaik. Malam kita produktif dengan khalwat, menyendiri untuk mengevaluasi diri, melakukan ibadah-ibadah dalam sepi dan sunyi.
Bagaimana dengan tidur?
Imam Syafii memberikan nasehat yang sangat baik: hendaklah seorang muslim membagi waktu malamnya menjadi tiga: sepertiga untuk ilmu, sepertiga untuk tidur, dan sepertiga untuk zikir dan tahajjud.
Nah..