Mohon tunggu...
Buana Kemi
Buana Kemi Mohon Tunggu... PNS -

Aku adalah goblok bermartabat karena selalu bodoh di hadapan hidangan ilmu baru.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Wasiat Wasit (Cuplikan Chapter Tuan Angin)

4 Maret 2016   07:50 Diperbarui: 4 Maret 2016   07:58 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

“Dengan segenap kemampuannya ia menggocek dua pemain bek yang berspekulasi maju itu, pak. Nasib dua bek tadi bertabrakan satu sama lain. Hebat, kan. Dengan satu sontekan pelan si striker menge-loop bola melewati kedua pemain bertahan terkahir ini. Selanjutnya situasi one on one dengan kiper. Di bagian inilah kasus yang sebenarnya terjadi. Si penyerang mengkontrol bola dengan satu sentuhan pelan kaki kiri. Tendangan luar biasa keras lahir dari kaki kirinya, bola melesat dalam kecepatan kilat, bapak guru.” Tuan Angin ambil jeda.

“Trus,” Pak guru Jabarman penasaran.

“Sayangnya bola menghantam mistar gawang. Tetapi karena saking kerasnya, bola tersebut terbelah jadi dua. Setengahnya di luar dan setengahnya lagi di dalam gawang. Bagaimanakah keputusan wasit dalam hal seperti ini, bapak Guru?”

“Tuan Angin,” Pak guru Jabarman melirik Tuan Angin, “mari pulang.”

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun