“Dengan segenap kemampuannya ia menggocek dua pemain bek yang berspekulasi maju itu, pak. Nasib dua bek tadi bertabrakan satu sama lain. Hebat, kan. Dengan satu sontekan pelan si striker menge-loop bola melewati kedua pemain bertahan terkahir ini. Selanjutnya situasi one on one dengan kiper. Di bagian inilah kasus yang sebenarnya terjadi. Si penyerang mengkontrol bola dengan satu sentuhan pelan kaki kiri. Tendangan luar biasa keras lahir dari kaki kirinya, bola melesat dalam kecepatan kilat, bapak guru.” Tuan Angin ambil jeda.
“Trus,” Pak guru Jabarman penasaran.
“Sayangnya bola menghantam mistar gawang. Tetapi karena saking kerasnya, bola tersebut terbelah jadi dua. Setengahnya di luar dan setengahnya lagi di dalam gawang. Bagaimanakah keputusan wasit dalam hal seperti ini, bapak Guru?”
“Tuan Angin,” Pak guru Jabarman melirik Tuan Angin, “mari pulang.”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H