Pada awalnya para siswa malu-malu tertawa tetapi lima detik kemudian mereka sibuk membayangkan wasit berjalan di lapangan hijau tanpa celana.
Memang telah sejam berlalu, pak guru Jabarman menjelaskan panjang lebar hingga tetek bengek seputar permainan sepakbola. Dari yang boleh dan tak boleh dilakukan.
“Seharusnya saya membuat kesimpulan di akhir pelajaran kita kali ini. Tetapi saya hanya ingin satu pertanyaan sebelum kita pulang. Dengan begitu saya yakin bahwa kalian telah mengerti.”
Semua murid terdiam. Saling lirik dengan kode, jangan ada yang berani bertanya, supaya cepat pulang.
“Saya, Pak,” secara tak diharapkan Tuan Angin mengangkat tangan.
Rekan-rekannya mendesah. Selanjutnya semua siswa berharap bahwa pertanyaan yang muncul adalah format pilihan ganda.
“Saya akan mulai dengan urutan kejadiannya dulu, bapak guru.” Disambut desahan teman sekelas semakin dalam. Kesal. Tuan Angin tak ambil pusing.
Pak guru Jabarman mengangguk.
“Seorang striker sedang menguasai bola. Dengan teknik menggocek yang hebat maka dia berputar-putar sampai lawannya pusing di lapangan tengah. Nah, setelah melewati sekitar empat orang pemain tengah, ia harus berhadapan dengan empat bek lagi, bapak guru.” Pak guru Jabarman menghargai dengan satu anggukan lagi.