Pak Sanusi tersenyum lebar. "Benar juga, Din. Saya jadi ingin ikut belajar. Bisa ajari saya?"
Pak Udin tertawa kecil. "Tentu saja, San. Yang penting, kita memahami kebutuhan tanah, bukan hanya ikut-ikutan."
Kini, Pak Udin bukan hanya seorang petani, tetapi juga inspirasi bagi para petani lain di desanya. Ia membuktikan bahwa menjaga tanah bukan sekadar soal memilih metode, tetapi soal pengabdian, pengetahuan, dan cinta terhadap alam. Ladang yang dulunya letih kini kembali hidup, menjadi simbol kebangkitan dan harapan bahwa dengan kerja keras, alam akan selalu memberi lebih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H