Mohon tunggu...
Arif Taufiqurrahman
Arif Taufiqurrahman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bisikan Tanah yang Letih

2 Desember 2024   20:30 Diperbarui: 2 Desember 2024   23:44 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pak Bowo datang dengan peralatan lengkap, mulai dari cangkul kecil hingga alat pengukur pH tanah. Setelah mengambil beberapa sampel tanah dan memeriksanya dengan teliti, ia menyampaikan temuannya.

"Pak Udin, tanah ini kekurangan nutrisi penting," katanya.

Pak Udin terkejut. "Tapi saya pakai pupuk organik, Pak. Bukannya itu menambah nutrisi tanah?"

"Betul, pupuk organik baik untuk tanah, tapi butuh waktu lama untuk terurai dan memberikan nutrisi. Jika digunakan terlalu banyak tanpa dikombinasikan dengan metode lain, justru bisa membuat tanah kehilangan unsur hara seperti nitrogen, fosfor, dan kalium," jelas Pak Bowo.

Penjelasan itu membuka mata Pak Udin. Ia sadar selama ini hanya mengikuti tren tanpa benar-benar memahami kebutuhan tanahnya.

"Jadi, apa yang harus saya lakukan sekarang, Pak?" tanyanya dengan nada putus asa.

Pak Bowo tersenyum. "Langkah pertama, istirahatkan ladang Anda. Tanam tanaman penutup seperti kacang-kacangan untuk membantu memperbaiki struktur tanah. Kemudian, kombinasikan penggunaan pupuk organik dengan sedikit pupuk anorganik untuk menyeimbangkan nutrisi. Jangan lupa, lakukan rotasi tanaman agar tanah tidak cepat lelah."

Pak Udin mengikuti semua saran Pak Bowo dengan penuh dedikasi. Ia menanam kacang hijau di ladangnya selama satu musim. Tanaman itu tidak hanya membantu memperbaiki kesuburan tanah, tetapi juga memberinya penghasilan tambahan. Di sela waktu luangnya, ia mulai belajar membuat kompos dari limbah rumah tangga dan sisa panen.

Ketika musim tanam berikutnya tiba, Pak Udin menanam padi kembali. Kali ini, ia menggunakan pupuk sesuai takaran yang dianjurkan dan mempraktikkan teknik-teknik baru yang dipelajarinya dari kelompok tani. Sedikit demi sedikit, tanahnya kembali subur. Tanaman padi tumbuh lebih hijau, dan hasil panen mulai membaik meskipun belum sehebat dulu.

Suatu sore, setelah panen selesai, Pak Udin duduk di tepi ladang, menikmati pemandangan sawahnya yang mulai pulih. Ia tersenyum bangga melihat perjuangannya selama setahun terakhir membuahkan hasil.

"Bertani itu seperti merawat anak," ujarnya kepada Pak Sanusi yang kebetulan lewat. "Kalau ada yang salah, kita harus tahu cara memperbaikinya, bukan malah menyerah."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun