Pandemi COVID-19 yang melanda seluruh dunia memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan masyarakat dari seluruh aspek, baik secara kesehatan, sosial, dan ekonomi. Perubahan yang terjadi meliputi perubahan pola mobilitas masyarakat yang bergeser dari offline menjadi online dalam bekerja, berbelanja, beribadah, dll.
Pemerintah menerapkan kebijakan pembatasan sosial yang sekarang disebut sebagai pembatasan kegiatan masyarakat untuk mengurangi dampak dari penyebaran virus sekaligus menekan tren kenaikan kasus-kasus baru. Masyarakat dihimbau agar senantiasa mematuhi protokol kesehatan yang ada.Â
Selama kurun waktu hampir dua tahun ini, pemerintah menempatkan fokus utamanya pada penanganan dampak dari pandemi dan berupaya agar aktivitas masyarakat dapat terus berjalan di situasi saat ini.
Dalam sektor bisnis, pandemi COVID-19 berimbas pada krisis yang menyebabkan menurunnya pendapatan berbagai perusahaan. Beberapa perusahaan yang tidak mampu menghadapi dampak yang ditimbulkan terpaksa untuk melakukan pengurangan karyawan, bahkan sampai gulung tikar dan menutup usahanya.Â
Hampir semua sektor bisnis terdampak oleh pandemi ini, namun beberapa perusahaan yang mampu bertahan salah satunya adalah mereka yang dapat menerapkan manajemen risiko secara efektif sehingga dapat menjaga kelangsungan usahanya. Â
Risiko merupakan suatu hal yang lumrah dalam bisnis dan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, di kondisi pandemi ini, dampak yang ditimbulkan dari berbagai risiko yang ada justru semakin berat bahkan magnitudonya lebih tinggi dari yang pernah dialami.Â
Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan untuk dapat membentuk budaya risiko dan prinsip manajemen risiko yang dapat mengurangi dampak dari berbagai ketidakpastian selama masa pandemi.
Manajemen risiko merupakan serangkaian aktivitas untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memastikan risiko serta mengembangkan strategi yang tepat untuk mengelola risiko tersebut ke level yang dapat diterima sehingga tidak mengganggu tercapainya tujuan perusahaan. Penerapan manajemen risiko di perusahaan merupakan suatu proses yang berkelanjutan sehingga dapat mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan efisien.
Budaya risiko merupakan suatu istilah yang menggambarkan nilai-nilai, keyakinan, pengetahuan, dan pemahaman tentang risiko secara bersama oleh sekelompok orang dengan tujuan yang sama. Budaya risiko mempengaruhi pengambilan keputusan oleh manajemen dengan mempertimbangkan keseimbangan antara risiko dan manfaat.Â
Saat ini, perusahaan tidak cukup hanya memiliki proses manajemen risiko yang optimal tetapi juga perlu menanamkan budaya risiko yang dapat diterima oleh seluruh anggota perusahaan.
Budaya risiko perlu dibangun dengan baik dengan memberikan pemahaman mengenai risiko, membentuk etika karyawan terhadap budaya perusahaan, membentuk lingkungan kerja yang mendukung budaya risiko, serta melakukan penerapan budaya risiko tersebut sebagai bagian dari budaya perusahaan.Â
Diharapkan dengan kombinasi antara manajemen risiko dan budaya risiko, perusahaan dapat memiliki ketahanan terhadap berbagai risk event dan dampak yang ditimbulkan.
Dalam penerapannya, terdapat lima langkah dalam proses manajemen risiko yang dapat diterapkan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usahanya di masa pandemi:
1. Mengidentifikasi Risiko
Mengetahui apa yang menjadi risiko bagi perusahaan akibat pandemi menjadi hal yang sangat penting. Berbagai informasi mengenai sumber-sumber risiko diperlukan untuk mengetahui seberapa besar eksposur terhadap kerugian.
2. Menganalisis Risiko
Setelah mengidentifikasi risiko terkait, selanjutnya adalah memilih dan memisahkan risiko-risiko yang dapat diterima dan risiko yang memerlukan tindakan lebih lanjut. Pertimbangan mencakup besarnya dampak dan probabilitas keterjadian dari risiko tersebut.
3. Mengevaluasi Risiko
Risiko perlu dievaluasi meliputi setiap bagian dari aktivitas bisnis perusahaan. Pengambilan keputusan secara yang sesuai dan tepat waktu menjadi faktor penting dalam mengelola risiko.
4. Mengantisipasi Risiko
Di masa pandemi ini, bisnis perlu mengikuti kebijakan pemerintah untuk melakukan distancing dan menerapkan Work From Home (WFH). Setiap perusahaan perlu mendukung dan mematuhi regulasi terkait untuk mengurangi risiko akibat COVID-19.
5. Mengawasi dan Meninjau Risiko
Penerapan berbagai tindakan dan proses untuk mengelola risiko harus senantiasa terus diawasi dan direview setiap saat. Perusahaan perlu memperhatikan tren perkembangan berbagai kasus atau kebijakan selama masa pandemi ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H