Mohon tunggu...
Asep B
Asep B Mohon Tunggu... Editor - Asep Burhanudin mantan wartawan yang masih giat menulis

Ada bersahaja

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Pak Ogah Papua, 1 Juta Rupiah Boleh Lewat atau Pulang Lagi

11 Mei 2016   07:57 Diperbarui: 11 Mei 2016   10:29 5156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jalanpun Dipagar: Mereka tak perlu jalan, yang ada pun mereka pagar demi babi piaraannya (asepburhanudin)

Tak mungkin kita pakai satu balok kalau tak mau roda tergelincir, minimal dua balok, sebagaimana saran sang sopir. Bahkan untuk amannya, sopir meminta papan tambahan untuk di taro atas balok. Anda bisa menghitung berapa rupiah yang harus kami keluarkan pada mereka. Kami ingat betul, sewaktu pertama memasuki distrik ini, di lintasan itu tergolong bagus, taka da kubangan berarti.

Nego lama tak berbuah hasil, kalau menunggu terus awan hujan sudah menggelayut. Kalau sampai kehujanan, perjalanan kita akan lebih terhambat. Bisa bisa kita tidur di perjalanan.  Taka ada  pilihan, kami akhirnya mengalah. Total untuk 4 mobil Rp.4 juta.

Terjebak; Kondisi jalan menuju Distrik Bokondini (asepburhanudin)
Terjebak; Kondisi jalan menuju Distrik Bokondini (asepburhanudin)
Menurut sopir, permintaan tarip segitu gede hanya dilakukan pada rombongan atau tamu. Sementara untuk kendaraan umum, nilai pungutan antara Rp.50 ribu hingga Rp.100.000 saja. Disebutkan kebiasan masyarakat di sana didasarkan kebutuhan mereka akan uang.Tak dipungkiri, peralihan makanan pokok dari ubi-ubian ke beras sudah lama terjadi di masyarakat pedalaman.

Sementara lahan mereka belum bisa menghasilkan jenis tanaman itu. Akhirnya,  untuk memenuhi kebutuhan, mereka harus membeli jauh ke kota, itu pun dengan harga tinggi. Untuk 1 kg beras sekitar rp. 50.000, atau hampir 10 kali lipat dari harga beras di kota umumnya. Sehingga, jalan pintasnya, ya menghalangi pintasan jalan.

Rehat sejenak: Setelah beberapa jam jalan kaki berkesempatan berfoto sejenak dengan warga Distrik Ilaga, Kab. Puncak (dok. asepburhanudin)
Rehat sejenak: Setelah beberapa jam jalan kaki berkesempatan berfoto sejenak dengan warga Distrik Ilaga, Kab. Puncak (dok. asepburhanudin)
Banyak yang menyayangkan sikap mereka, sikap seperti ini justru akan menghambat perkembangan daerahnya. Setidaknya,  pendatangogah masuk. Namun, mereka tidak punya lain untuk bertahan hidup. Mereka  sudah tidak hirau dengan pentingnya akses jalan. Tak sedikit jalan untuk kendaraan roda empat mereka pagar permanen, hanya untuk keperluan binatang babi piaraannya supaya tidak kabur.

Pemagaran permanen jalan bisa ditemui di Distrik Wunin, Kanggime  di Tolikara, serta di Ilaga Kab. Puncak (Asep Burhanudin)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun