Mohon tunggu...
Ronny P Sasmita
Ronny P Sasmita Mohon Tunggu... Analis Ekonomi Politik Internasional Financeroll Indonesia -

Penyeruput Kopi, Provokator Tawa, dan Immigrant Gelap di Negeri Kesunyian

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Krisis Utang Tiongkok

5 Maret 2016   10:54 Diperbarui: 5 Maret 2016   11:23 1112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tetapi jika pinjaman baru digelontorkan untuk roll over  pinjaman lama, apalagi diinvestasikan pada perusahaan yang menggarap proyek  gagal di satu sisi dan mereka  menolak untuk mengakui kegagalan , apalagi mengakui sedang berada diambang kebangkrutan disisi lain, inilah situasi buruknya. Ancaman kredit macet yang bergulir terus akan menahan produktivitas China di masa depan, sama dengan yang dialami Jepang ketika perusahaan-perusahaan zombie membuat gelembung utang di negara itu meledak di awal 1990-an.

Faktanya, sampai sekarang, kualitas kredit di China terlihat tidak begitu baik. Namun seburuk apa persisnya, tidak ada yang mengetahui sama sekali, bahkan ada yang beranggapan situasinya lebih buruk dari yang dilaporkan. Jadi kalangan yang pesimis mungkin ada benarnya. Tapi bagaimanapun, masalah utang China tentu saja menjadi masalah yang tak terelakkan, sehingga pertanyaanya adalah apakah ini akan menimbulkan bahaya besar? Saya kira, masalah muncul ketika terdapat distorsi yang disebabkan oleh pinjaman yang buruk. Sehingga keluar dari kemerosotan tidak lagi cukup dengan hanya memotong atau meningkatkan utang atau memangkas suku bunga, tapi pemerintah harus menjamin bahwa sistem keuangan mempunyai nyali membiarkan perusahaan yang buruk untuk mati sebagaimana layaknya dan mengalokasikan modal untuk perusahaan yang sehat dan baik. Sanggupkah Tiongkok mengambil langkah tegas itu? Mari kita tunggu

[caption caption="Sumber: The Fiscal Times"]

[/caption]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun