Mohon tunggu...
Britania Sari
Britania Sari Mohon Tunggu... -

Mahasiswi program pasca sarjana PAUD UNJ. Bunda 1 putri.\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

(Seharusnya) Kasmaran Belajar

18 Agustus 2014   19:01 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:14 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14083377291724570177

Hasil penelitian, anak-anak yg dilatih membaca ala Glenn Doman memang mampu membaca dgn cepat, tetapi segera kehilangan antusiasme belajarnya begitu mereka mulai beranjak besar.

Anak-anak itu juga cenderung mempunyai sikap yg kurang positif terhadap belajar dibandingkan dgn anak-anak yg tdk didrill (dilatih secara berulang-ulang) untuk membaca sejak bayi.

Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, pernah berkata, ‘Hendaklah anak kecil diberi kesempatan bermain. Melarangnya bermain dan menyibukkannya dengan belajar terus akan MEMATIKAN HATINYA, MENGURANGI KECERDASANNYA DAN MEMBUATNYA JEMU TERHADAP HIDUP sehingga ia akan sering mencari alasan untuk membebaskan diri dari keadaan sumpek ini.’

Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa melarang anak bermain dan menyibukkannya dengan belajar terus ternyata akan mengurangi kecerdasan anak. Mengapa?

Bisa jadi karena anak-anak kita belajar seperti robot. Mereka belajar disertai beban, belajar tanpa tujuan, tanpa keterlibatan emosi dan tanpa bisa menikmati. Materi yg mereka hapal hanya akan menjadi kotoran data (data smog) dan kotoran itu menyebabkan kita mengalami brain meltdown (penurunan kemampuan otak), seperti yang digambarkan David Shenk dalam bukunya Data Smog.

Berbagai penelitian tentang pembelajaran telah mengajarkan kepada kita bahwa semangat yang menyala-nyala, budaya belajar, tujuan yang kuat dan proses belajar yang menyenangkan jauh lebih berharga daripada seberapa banyak yang mereka pelajari. Dalam keadaan bersemangat, menghapal seratus kalimat bukan hal yang berat. Tetapi, dalam keadaan tertekan, dua puluh kalimat saja bisa membuat tenggorokan tersendat-sendat.

Ya, seharusnya tugas kita adalah membuat anak kasmaran belajar.

Ya, seharusnya anak-anak kita belajar karena kecintaan mereka yang luar biasa terhadap ilmu.

Ya, seharusnya belajar itu adalah hak, bukan kewajiban.

Ya, seharusnya belajar itu menyenangkan, bukan membebani.

*Istilah Kasmaran Belajar diperkenalkan pertama kali oleh guru besar ITB, pak Iwan Pranoto.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun