Sebuh laporan yang dirilis oleh OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) menyatakan bahwa, menurut Survei Programme for International Student Assesment (PISA) 2018 yang dilakukan oleh organisasi tersebut diketahui Indonesia mengalami penurunan skor dibanding dengan survei yang dilakukan pada tahun 2015. Survei ini dilakukan untuk mengukur prestasi kemampuan matematika, kemampuan membaca, dan kemampuan kinerja sains pada peserta didik berusia 15 tahun di negara-negara peserta survei.
Indonesia mendapatkan skor 371 untuk kemampuan membaca, Skor ini menempatkan Indonesia di perinkat 74 dari 79 Negara yang ada di seluruh dunia. Untuk kemampuan matematikan Indonesia mendapatkan skor sebesar 379 yang menempatkan Indonesia di peringkat 73. Sedangkan untuk kemampuan kinerja sains Indonesia mendapatkan skor 396 dimana lagi-lagi Indonesia berada di peringkat bawah yaitu 71.
Skor-skor ini sangat rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangga yang berada di Asia seperti Singapura, China, Jepang, Malaysia, dan yang lainnya. Sebagai perbandingan China dan Singapura masing-masing menempati peringkat pertama dan kedua dengan skor masing-masing ialah 555 untuk China dan 549 untuk Singapura.
Hal ini menunjukan bahwa pendidikan di Indonesia dinilai tertinggal dibandingkan dengan negara-negara tentangga. Lalu kenapa pendidikan di Indonesia bisa tertinggal oleh negara-negara tetangga? Padahal pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan suatu bangsa karena pendidikan sendiri adalah pilar yang menjadi tolak ukur keberhasilan suatu negara.
Dengan kualitas pendidikan yang baik maka akan berpengaruh pada kualitas sumber daya manusia pada suatu negara. Sumber daya manusia ini yang menentukan bagaimana keberlangsungan suatu negara, jika kualitas SDM di suatu negara tinggi maka kinerja negara tersebut akan semakin baik karena tenga kerja yang ada di negara tersebut memiliki keterampilan yang memadai dan memiliki banyak ide-ide bagus dibarengi dengan pengaplikasiannya untuk menunjang suatu negara. Berbeda halnya dengan negara dengan kualitas SDM yang rendah dimana para tenaga kerja mungkin tidak memiliki pengetahuan atau keterampilan yang cukup.
Dari semua pernyataan di atas kita kembali lagi pada pembahasan utama pada artikel opini ini yaitu " Mengapa Pendidikan di Indonesia Masih Tertinggal dari Negara-Negara Tentangga? ". Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan di suatu negara seperti sistem pendidikan, kualitas guru atau tenaga pendidik, pemerataan pendidikan, fasilitas pendidikan, dan berbagai hal lainnya yang akan dibahas pada artikel opini ini. Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi pendidik:
Sistem Pendidikan
Sistem pendidikan di Indonesia dirasa masih terlalu mengekang para siswa dalam mempelajari hal-hal yang mereka minati, para siswa di Indonesia masih dituntut untuk menguasai semua mata pelajaran yang ada. Hal ini berbeda dengan sistem pendidikan yang ada di negara tetangga yaitu Singapura. Singapura menganut sistem pendidikan yang fleksibel, singapura memberikan kebebasan pada para siswanya untuk memilih ilmu yang akan dipelajari. Siswa di Singapura tidak terkekang dalam memilih materi yang ingin dipelajari.
Hal ini tentunya berbeda dengan Indonesia yang masih mengekang siswanya untuk belajar materi yang telah ditetapkan, banyak siswa yang mengangkap bahwa mereka salah masuk jurusan seperti ada siswa yang ingin masuk jurusan IPS namun masuk jurusan IPA. Siswa seperti ini pernah saya jumpai saat saya melakukan kegiatan Asistensi Mengajar di Sekolah Menengah Atas di Malang selama 6 bulan dimana beberapa siswa pernah mengaku ke saya bahwa mereka merasa salah jurusan dan kurang nyaman dengan jurusan yang mereka dapatkan pada waktu itu, hal inilah yang berpengaruh pada pendidikan siswa tersebut dimana siswa tidak suka dengan apa yang dijalani pada waktu tersebut sehingga pendidikan yang didapatkan kurang maksimal.
Namun akhir-akhir ini pemerintah telah mengeluarkan kurikulum baru yaitu kurikulum merdeka belajar dimana siswa tidak lagi terkekang oleh jurusan-jurusan yang telah ditentukan oleh sekolah dimana mereka belajar, jadi untuk kelas 11 dan 12 SMA nantinya sudah tidak ada penjurusan. Dengan adanya kurikulum baru ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia.
Kualitas Guru atau Tenaga Pendidik
Dinegara maju profesi sebagai guru sangat diminati oleh masyarakat dan menjadi profesi unggulan. Banyak orang-orang dengan keahlian tinggi berlomba-lomba menjadi guru, sehingga kualitas guru cenderung tinggi dan sesuai dengan pekerjaannya. Sedangkan di Indonesia sendiri profesi guru masih dipandang sebelah mata dan saya rasa tidak terlalu dipedulikan oleh pemerintah karena pada kenyataannya niat masyarakat di Indonesia untuk menjadi guru cukup kecil. Banyak orang beranggapan bahwa gaji guru masih rendah dan beban kerja yang tinggi sehingga menurunkan minat masyarakat untuk menjadi guru. Walaupun memang benar jika dibandingan dengan negara-negara lain gaji guru di Indonesia tidak seberapa, kita ambil negara tetangga sebagai contoh yaitu Malaysia dimana gaji guru disana berkisar Rp 19,5 juta perbulan, sedangkan untuk Indonesia sendiri hanya berkisar Rp 3,8 juta perbulan.
Pemerataan Pendidikan
Pendidikan di Indonesia dinilai kurang merata, hal ini bisa dilihat pada daerah-daerah pinggiran atau pedalaman atau bahkan di luar Pulau Jawa dimana kebanyakan taraf pendidikan masih kurang merata. Banyak anak-anak di daerah pinggir atau pedalaman yang tidak mendapatkan pendidikan secara layak di Indonesia. Hal inilah yang berpengaruh pada tingkat pendidikan di Indonesia dimana pendidikan hanya terpusat pada suatu daerah dan belum menjangkau seluruh daerah di Indonesia. Pemerintah memang telah melakukan usaha yang terbaik untuk memeratakan pendidikan di Indonesia, proses pemerataan pendidikan ini juga memerlukan usaha yang sangat besar bagi pemerintah. Harapannya proses pemerataan pendidikan ini bisa dilakasanakan dengan segera demi perkembangan negara Indonesia kita tercinta.
Fasilitas Pendidikan di Indonesia
Jika dilihat secara sekilas fasilitas pendidikan di Indonesia sudah sangat bagus banyak sekolah yang sudah menyediakan, lab komputer, perpustakaan, lab kimian, dan berbagai fasilitas untuk menunjang pendidikan di Indonesia. Namun jika kita lihat lebih cermat lagi, fasilitas-fasilitas ini hanya dinikmati oleh siswa-siswa di wilayah dengan perkembangan daerah yang memadai. Banyak daerah-daerah diluar sana yang masih memiliki fasilitas pendidikan yang minim, bahkan gedung sekolah yang tidak layak digunakan untuk sarana belajar-mengajar. Inilah menjadi tugas bagi negara untuk memberikan fasilitas yang layak bagi generasi penerus bangsa agar dapat menuntut ilmu dengan baik untuk mendapatkan kualitas SDM yang tinggi.
Kesadaran Akan Pendidikan yang Rendah
Banyak orang tua diluar sana yang menganggap pendidikan bukanlah hal yang terlalu penting bagi anak mereka. Sebagai contoh mungkin dari pembaca pernah mendengar atau mengetahui orang tua yang menyuruh anaknya untuk menguruh lahan pertanian atau perkebunan atau bahkan melanjutkan usaha dagang mereka daripada melanjutkan sekolah. Hal ini diperkuat dengan angka putus sekolah di Indonesia yang sanggat tinggi yaitu mencapai angka 75.303 orang anak menurut laporan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2021.
Faktor-faktor yang telah disampaikan tadi perlu menjadi sebuah acuan bagi pemerintah untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia. Karena sekali lagi pendidikan ialah hal yang sangat penting bagi perkembangan suatu negara. Tidak hanya pemerintah, masyarakat harus ikut serta dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia terutama bagi orang tua harus menanamkan pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka agar kualitas sumber daya manusia di Indonesia bisa menjadi lebih baik. Orang tua penting mengajarkan ke anak-anak mereka bahwa pendidikan juga dapat menunjang kehidupan anak-anak kelak pada saat memasuki kehidupan bermasyarakat dan bekerjan, dimana hal tersebut berkaitan dengan masa depan anak. Adapun untuk kita sebagai pelajar harus belajar dengan niat dan tekad yang kuat untuk mencari ilmu sebanyak-banyaknya sebagai bentuk bekal dan pengabdian kita pada negara kita Indonesia. Kita sebagai pelajar jangan pernah malas untuk mengejar pendidikan karena sekarang juga banyak peluang untuk mengapai pendidikan yang telah disediakan oleh pemerintah maupun lembaga-lembaga lain yang memiliki tekad untuk memajukan bangsa kita. Saya harap dengan opini yang saya berikan ini dapat menambah dan membuka pemikiran bagi para pembaca tentang pentingnya pendidikan pada perkembangan suatu negara dan menambah keinginan untuk ikut serta dalam meningkatkan taraf pendidikan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H