Mohon tunggu...
Brillie Andiny Condro Dinar
Brillie Andiny Condro Dinar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Ksatria Airlangga 2021

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Adakah Ramalan Sejarah dalam Sebuah Sejarah?

10 Desember 2021   09:59 Diperbarui: 12 Desember 2021   08:09 391
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Ramalan Sejarah

Ramalan merupakan usaha - usaha yang dilakukan untuk mendapatkan pengetahuan atas pertanyaan atau situasi melalui cara - cara okultisme atau ritual tertentu. Tetapi ramalan sejarah bukan tugas pokok seorang sejarawan karena pekerjaan sejarawan adalah melakukan rekonstruksi sejarah yang harus berdasarkan sumber - sumber data historis. Ramalan juga digunakan untuk mengetahui masa depan melalui cara - cara yang biasanya dipandang tidak rasional.

Orang yang melakukan ramalan disebut peramal, tukang atau juru ramal, atau ahli nujum. Ramalan sejarah adalah ekstrapolasi, atau perkiraan, yang berdasarkan historical trend. Sejarah ada generalisasi, sejarah perbandingan dan paralelisme, dan evolusi sejarah. Orang mencoba menebak apa yang akan terjadi karena memiliki pengalaman lampau terhadap pola - pola kejadian yang hampir mirip.

Ada pertanyaan, mengapa banyak orang suka diramal ?

Selama beberapa dekade, para psikolog telah menyelidiki efek Barnum (efek Forer) yaitu teori yang berdasarkan pada observasi Phineas Taylor Barnum bahwa semua manusia memiliki beberapa persamaan yang kemudian dibuktikan melalui demonstrasi seorang psikolog Amerika, Bertram R. Forer. Fenomena ini terjadi ketika seseorang menerima umpan balik tentang diri sendiri, yang diduga berasal dari prosedur penilaian kepribadian atau bisa disebut manusia menjadi "korban" ilusi dari validasi pribadinya.

Berikut beberapa contoh ramalan :

1. Ramalan cuaca terjadi karena orang mengetahui pergerakan angin, tetapi akan tidak sesuai ketika tekanan angin berubah.

2. Ramalan bisnis terjadi karena orang memantau harga saham di beberapa bursa efek, tetapi ramalan tersebut akan tidak sesuai  ketika ada perubahan politik

3. Ramalan statistik terjadi karena statistik sudah menunjukkan.

Contoh : sejumlah cat dapat mengecat tembok sejumlah tertentu, tetapi ramalan tersebut sering tidak sesuai karena pori - pori tembok yang berbeda.

4. Ramalan sosiologi akan tidak sesuai jika komposisi sosial yang mengalami perubahan

5. Ramalan politik akan tidak sesuai ketika "jago" politik berbuat blunder

6. Ramalan mikro dan ramalan jangka pendek

Contoh : hak praktisi, politisi untuk politik, pengusaha untuk bisnis, polisi uutuk kriminalitas.

7. Ramalan makro dan ramalan jangka panjang

Contoh : hak para filsuf

8. Ramalan makro dan ramalan jangka menengah

Contoh : hak sejarawan dan ilmu sosial lainnya

Ada pula ramalan yang bersifat kuantitatif seperti pertambahan penduduk, pengunjung pariwisata dan ramalan yang bersifat kualitatif seperti politik, masyarakat, agama, seni. Ekstrapolasi sejarah terkadang bersifat spekulatif dan penuh dengan ketidakpastian sehingga banyak yang harus diperhitungkan ketika akan meramal masa depan seperti perubahan sosial, perubahan ekonomi, perubahan politik, peristiwa yang mengubah, dan perubahan kejiwaan para pelaku sejarah. 

Dan siapakah yang sering membutuhkan sebuah ramalan ? yaitu politisi, birokrasi, organisasi masyarakat dan organisasi sosial politik karena tanpa pandangan ke masa depan, mereka seolah - olah akan "meloncat dalam gelap". Tetapi dengan beberapa contoh ramalan diatas menunjukkan bahwa sesuatu yang disebut ramalan belum pasti terjadi dan sangat memungkinkan tidak sesuai dari ramalan yang sudah disebutkan. Jadi, jangan mudah mempercayai sebuah ramalan.

Sumber :

1. Kuntowijoyo, 1995. Ramalan Sejarah. In: Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, pp. 159 - 160.

2. Penjelasan Prof. Dr. Purnawan Basundoro M.hum., Dosen Mata Kuliah Pengantar Ilmu Sejarah Universitas Airlangga

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun