a. Kesalahan tidak membedakan alasan, sebab, kondisi, dan motivasi : karena perbedaan diantara keempatnya adalah kedekatan dengan suatu peristiwa.
b. Kesalahan post hoc, propter hoc : jika sejarawan berpendapat bahwa ketika peristiwa A terjadi lebih dulu dari peristiwa B sehingga peristiwa A dianggap sebab dari peristiwa B tanpa memperhatikan faktor yang lain, padahal peristiwa tersebut disebabkan pula oleh faktor lain.
c. Kesalahan reduksionisme : sejarawan yang berideologi yaitu menyederhanakan gejala yang sebenarnya sangat kompleks.
d. Kesalahan pluralisme yang berlebihan : akibat takut dengan terjadinya reduksionisme sehingga tema - tema besar dan jangka panjang sering terjadi pluralisme ( bersifat umum ), banyak sejarawan tidak menyebutkan faktor yang menentukan.
5. Kesalahan Penulisan, terbagi dalam tiga kesalahan yaitu :
a. Kesalahan narasi : kesalahan dalam penyajian, misalnya pembahasan menggunakan Bahasa yang emosional, kalimat tersebut sering meloncat dan tidak menyambung. Kesalahan narasi terbagi menjadi 3 yaitu : kesalahan periodesasi, kesalahan didaktis, kesalahan pembahasan.
b. Kesalahan argumen : pemilihan kata yang kurang tepat, kesalahan konseptual seperti menggunakan istilah yang memiliki 2 atau lebih makna yang membuat pembaca terkecoh. Kesalahan substantif jika sejarawan mengemukakan argumen yang tidak relevan atau tidak rasional.
c. Kesalahan generalisasi : jika generalisasi disertai banyak pengecualian, jika sejarawan menganggap generalisasi sejarah bukanlah hukum universal yang pasti.
Maka dari itu, setiap orang khususnya para sejarawan harus lebih berhati - hati dan teliti sebelum melakukan rekonstruksi sejarah dan menuliskan narasi sejarah. Karena ketika memilih topik pun dapat menimbulkan kesalahan walaupun sekecil apapun. Selalu melakukan penelitian sejarah dengan metode sejarah dan memahami macam - macam kesalahan yang telah dikemukakan di atas supaya terhindar dari kesalahan yang membuat suatu tulisan sejarah tidak bernilai sejarah.Â
Sumber:Â
1. Kuntowijoyo, 1995. Kesalahan - Kesalahan Sejarawan. In: Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana, pp. 129 - 145.