Mohon tunggu...
Brilliant Danu
Brilliant Danu Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Kelautan ITS

Be Yourself

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Pendekatan STEM (Science, Technology, Engineering, and Mathematic) dalam Konsep Pengelolaan, Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Pesisir Berkelanjutan

16 Juni 2024   11:51 Diperbarui: 16 Juni 2024   11:53 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terdapat beberapa prinsip dalam model kebijakan ekonomi biru menurut (Rani. F & Cahyasari. W, 2015): pertama, nature's efficiency yang berarti ekonomi biru bekerja sesuai dengan yang disediakan oleh alam dengan efisien dengan tidak mengurangi melainkan memperkaya alam; kedua, zero waste dimana limbah yang dihasilkan dari satu aktivitas menjadi sumber energi bagi yang lain sehingga sistem kehidupan dalam ekosistem menjadi seimbang, energi didistribusikan secara merata tanpa ekstraksi energi eksternal. Bekerja dengan efisiensi lebih tinggi untuk mengalirkan nutrient dan energi tanpa meninggalkan limbah, mendayagunakan seluruh stakeholders dan memenuhi kebutuhan dasar bagi semua.

Salah satu bentuk pengeloaan sumber daya kelautan yang mengimplementasikan konsep blue economy adalah Ekowisata Bahari (Marine Eco Tourism) yang merupakan aktivitas wisata bahari yang bersifat informatif dan partisipatif dengan tujuan menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya. Pengembangan marine eco tourism tidak akan dapat terealisasi tanpa dukungan seluruh pihak baik itu masyarakat, swasta, dan pemerintah. Pengembangan SDM juga harus dilakukan seperti pendidikan dan pelatihan untuk menambah wawasan terkait konservasi, inovasi pengolahan limbah, dan kegiatan ramah lingkungan lainnya. Evaluasi juga harus dilakukan secara berkala untuk memantau manfaat dan kendala yang dihadapi.

STEM (Science, Technology, Engineering and Mathematic) merupakan istilah yang pertama kali diluncurkan oleh National Science Foundation (NSF) Amerika Serikat pada sekitar tahun 1990-an sebagai gerakan reformasi pendidikan untuk menumbuhkan angkatan kerja bidang-bidang STEM itu sendiri. Terdapat empat disiplin STEM yaitu: pertama, sains memungkinkan kita untuk mengembangkan minat dan pemahaman terhadap dunia, materi, fisik serta keterampilan kolaborasi, penelitian, sikap kritis, dan ekperimen. Kedua, Teknologi berbagai bidang yang melibatkan penerapan pengetahuan, keterampilan, serta berfikir komputasi untuk meningkatkan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan. Ketiga, Enggineering yakni keterampilan dan pengetahuan untuk mendesign dan mengkonstruksikan peralatan dan proses yang bermanfaat untuk menemukan Solusi pada setiap persoalan. Terakhir adalah Matematika untuk membekali dengan keterampilan yang diperlukan dalam menafsirkan dan menganalisis informasi, menyederhanakan masalah, menghitung resiko, membuat keputusan berdasarkan informasi dan memahami dunia disekitar melalui pemodelan masalah abstrak dan konkret.

Pendekatan STEM untuk mendukung pembangunan berkelanjutan seyogyanya menjadi salah satu program priotitas dalam berbagai jenjang dunia pendidikan utamanya di perguruan tinggi. Sehingga dengan begitu dunia pendidikan akan mencetak professional yang dapat mengaplikasikan seluruh komponen STEM yang diperoleh pada pembelajaran disiplin ilmu pengetahuan alam (sains), teknologi, hasil rekayasa, dan matematika di dunia nyata.

Pengelolaan sektor kelautan dan perikanan dapat dikatakan sebagai sumber pertumbuhan baru di Indonesia yang selama ini lebih terfokus pada pengelolaan sumber daya di daratan. Untuk itu penerapan STEM menjadi sangat penting untuk dapat menciptakan pengelolaan yang berdaya saing dengan berbasis teknologi namun tetap mengutamakan keberlanjutan ekosistem. untuk itu dituntut adanya peningkatan sumber daya manusia yang sadar teknologi utamanya masyarakat di wilayah pesisir. peningkatan SDM masyarakat dan stakeholders lainnya merupakan kebutuhan utama sebuah sebagai negara maritim untuk dapat menjaga dan memanfaatkan semua potensi kelautan.

Salah satu contoh penerapan teknologi dalam pengelolaan SDA kelautan adalah penggunaan teknologi Vessel Monitoring System (VMS) untuk mendukung pelaksanaan Monitoring Control and Surveillance (MCS), sebuah teknologi informasi yang bebasis radio yang diharapkan dapat memaksimalkan pengawasan diwilayah laut. Teknologi VMS telah banyak dipergunakan di banyak negara untuk dapat meminimalisir praktik penangkapan ikan illegal dan tidak sesuai dengan aturan yang ada atau dikenal dengan istilah IUU (Illegal, Unreported, and Unregulated) Fishing.

Pendekatan STEM juga sudah dlilakukan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan dalam upaya penyusunan neraca sumberdaya laut untuk memperhitungkan nilai ekonomi ekosistem khususnya di kawasan konservasi. Selain itu terobosan baru juga sudah dilakukan dengan pengelolaan sumberdaya energi baru dan terbarukan (EBT), yaitu sumber energi yang dihasilkan dari sumber daya energi yang berkelanjutan jika dikelola dengan baik. Salah satunya adalah teknologi pemanfaatan energi laut (arus, gelombang, OTEC, dll) menjadi energi listrik. teknologi tersebut bertujuan untuk mendukung pemenuhan kebutuhan listrik hingga ke daerah terpencil.

Inovasi dibidang IPTEK juga telah dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember- Surabaya, dengan mengembangkan struktur terapung budidaya lepas pantai untuk budidaya ikan. Struktur tersebut dikenal dengan "Ocean FarmITS" yang dirancang sesuai dengan karakteristik kondidi lepas pantai Indonesia. Konsep tersebut memadukan aspek budidaya ikan dengan wisata bahari, dimana jaring berada di dalam laut untuk budidaya ikan sementara di struktur bagian atas untuk wisata bahari.

www.its.ac.id
www.its.ac.id
Pada dasarnya pendekatan STEM sudah mulai diterapkan dalam pengelolaan sumber daya kelautan, namun diperlukan adanya inovasi-inovasi baru dimana hal tersebut juga bergantung pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Untuk itu, dunia pendidikan utamanya perguruan tinggi harus bisa mencetak generasi yang berkualitas dan sadar teknologi sehingga pengelolaan sumber daya laut dapat dilakukan secara mandiri namun tetap berdaya saing.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun