Mohon tunggu...
Brigittha PricilyaSetyawan
Brigittha PricilyaSetyawan Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Love diversity

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Keindahan Budaya Suku Dayak di Desa Pampang

11 Desember 2020   19:15 Diperbarui: 15 Desember 2020   21:41 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Desa Pampang yang bisa ditemui sejauh 23 kilometer dari pusat kota Samarinda ini bisa ditempuh dalam waktu kurang lebih 45 menit. Perjalanan yang cukup menyita waktu ini akan terbayarkan dengan pertunjukkan yang disediakan disana. 

Pada hari minggu di kala matahari masih terik menjadi waktu yang dipilih ketika desa Pampang menampilkan pertunjukkan tarian tradisional khas suku Daya sebagai pentas seni. (Edelweiss, 2020, Juni 23) Hari minggu dipilih menjadi hari yang sangat efisien mengingat masyarakat desa Pampang juga bekerja seperti sedia kala di hari - hari lainnya. 

Tarian demi tarian ditunjukkan kepada wisatawan untuk menghibur mereka yang telah jauh-jauh datang membuang waktu dan tenaga selama perjalanan menuju desa Pampang.

Pertunjukkan tarian tradisional seperti pentas seni yang rutin dilakukan setiap hari minggu siang ini, dimanfaatkan oleh masyarakat suku Dayak desa Pampang sebagai acara rutin yang dilakukan untuk memperkenalkan budaya suku Dayak. 

Tarian yang ditampilkan bersamaan dengan makna yang dibacakan menjadi sebuah ceita dibalik semua gerakan tarian tersebut, kemudian tarian yang diiringi alat musik tradisional Dayak yang biasa disebut 'Sampe', dan tarian yang disajikan menggunakan pakaian tradisional Dayak. 

Pertujukan tarian tradisional yang terlihat sederhana namun banyak sekali unsur budaya Dayak yang ditunjukkan ini, dilakukan untuk memperkenalkan kepada wisatawan yang datang ke desa Pampang ini.

Bagi sebagian orang pertujukan seni suku Dayak adalah suatu kebiasaan untuk menghibur para wisatawan yang datang. Namun dibalik suatu ajang yang menghibur, kegiatan rutin minggu siang di desa Pampang ini memiliki makna yang lebih besar dari pada itu. 

Segala upaya yang ditunjukkan oleh masyarakat desa Pampang menjadi salah satu cara yang dilakukan untuk menunjukkan identitas budaya mereka. Tarian, pakaian, alat musik, bahkan rumah tradisional yang ditunjukkan pun menjadi upaya mereka untuk memperkenalkan serta menunjukkan identitas budaya mereka suku Dayak. Hal yang ditunjukkan ini juga tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pengetahuan akan suku Dayak.

Pertunjukkan yang diadakan secara rutin pada minggu siang di desa Pampang tidak berjalan sendiri tanpa adanya keterlibatan masyarakat desa Pampang sendiri. Keterlibatan masyarakat desa Pampang dalam mengadakan acara pertunjukkan rutin tersebut, menjadi bukti dari masyarakat desa Pampang yang secara sadar menyatakan bahwa mereka adalah orang suku Dayak.

Kesadaran masyarakat desa Pampang yang menyatakan bahwa mereka memiliki tradisi dan budaya yang berbeda dari suku-suku lainnya. Kesadaran inilah yang disebut dengan identitas. 

Sumaludin (2018, h. 98) mengatakan bahwa identitas adalah suatu hal yang dimiliki oleh seseorang dan hal yang dimiliki tersebut juga dimiliki oleh sekelompok orang, sehingga tidak ada perbedaan antara satu individu dengan kelompok yang ada di sekitarnya. Masyarakat desa Pampang sadar akan identitas yang mereka punya sebagai orang bersuku Dayak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun