Linda Seger (dalam Ardianto, 2014, h. 20) melihat bahwa adaptasi merupakan konversi dari satu medium ke medium lain yang memiliki ciri yang berbeda. Sehingga, ketika dipersatukan akan menghasilkan suatu perubahan.Â
Seger (dalam Ardianto, 2014, h. 20) juga menilai bahwa terdapat tiga proses yang perlu diperhatikan dalam adaptasi, yakni rethinking (berpikir ulang), reconceptualizing (mengkonsep ulang), dan understanding (pengertian) atas teks yang diadaptasi. Meskipun, film ini dikonsep ulang dan ada beberapa plot yang diubah, namun tak mengubah roh atau jiwa dalam novelnya.Â
Kasus dalam film adaptasi ini tak selalu menghasilkan sesuatu yang buruk, meskipun berbeda dari novelnya tetapi banyak mendapatkan pujian dari penontonnya. Selain, mengangkat keberagaman kuliner Indonesia, ternyata film ini juga relate dengan sebagian penontonnya (Kumparan, 2018, September 29).Â
Dapat disimpulkan, bahwa sagatlah wajar bila film adaptasi tak harus selalu sama persis dengan novel atau karya sebelumnya. Hal ini dikarenakan medium berbeda  yang pastinya memiliki ciri yang berbeda, jadi tak bisa disamakan untuk hasilnya.Â
Meskipun, tak sama persis tetapi adaptasi film juga tak boleh menghilangkan esensi atau inti  dari cerita aslinya. Â
Daftar PustakaÂ
Ardianto, D. (2014) Dari Novel ke Film: Kajian Teori Adaptasi sebagai Pendekatan dalam Penciptaan Film. Panggung, 24(1), 16-24.Â
Kumparan. (2018, September 29). Film 'Aruna dan Lidahnya' Beda dari Versi Novel, Tapi Jiwanya Sama. Kumparan.com.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H