Mohon tunggu...
Brigitta Raras
Brigitta Raras Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

80% terdiri dari caffeine

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kenali Hadirnya dan Perkembangan Jurnalisme di Indonesia hingga Saat Ini

3 Oktober 2021   19:18 Diperbarui: 4 Oktober 2021   07:01 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koran | Foto: unsplash/freegraphictoday 

Pada masa itu, media online yang ada di Indonesia hanya memindahkan halaman, berita atau informasi yang mereka miliki di media cetak ke dalam internet. Kemudian, ketika hadirnya detik.com pada 9 Juli 1998, dapat dikatakan membawa perubahan pada jurnalisme online. 

Media detik.com tidak menyajikan berita yang berasal dari media cetak ke internet. Detik.com justru menyajikan berita secara ringkas dengan konsep breaking news yang diterapkan oleh media asing, seperti CNN, Reuters, dan Associated Press (AP). 

Setelah itu, media online  di Indonesia terus bertambah dan bermunculan memasuki internet. Namun, tak sedikit pula media online Indonesia yang akhirnya berhenti, karena tak dapat menutup biaya operasional mereka. 

Seiring dengan berjalannya jurnalisme online, pada tahun 2012 muncul portal berita dengan mengusung konsep news aggregator. Di mana, konsep ini memberikan berita-berita atau informasi dari berbagai situs dan ditampilkan pada satu portal. Portal yang mengusung konsep ini adalah Baca Berita (Babe) dan Line Today. 

Jurnalisme multimedia di Indonesia 

Kehadiran dan perkembangan jurnalisme online, juga menghadirkan konsep jurnalisme multimedia. Konsep jurnalisme multimedia ini tentunya menggunakan internet (secara daring) layaknya jurnalisme online. 

Namun, yang menjadi pembedanya yakni, jurnalisme multimedia menggunakan minimal tiga media dalam berita yang disajikan. Media tersebut dapat berupa, teks, foto, video, audio, atau grafik pada situs tersebut. 

Sudah terdapat beberapa media online di Indonesia yang menerapkan jurnalisme multimedia, seperti Virtual Interaktif Kompas (VIK) milik Kompas.com, tirto.id, bbcindonesia dan lain-lain. 

Contoh jurnalisme multimedia VIK | Foto: Screenshot VIK.com  
Contoh jurnalisme multimedia VIK | Foto: Screenshot VIK.com  

Dalam menyajikan berita dengan konsep jurnalisme multimedia, tentunya memiliki tantangan tersedia. Dapat dikatakan seorang jurnalis tidak dapat bekerja sendirian dalam menyajikan informasi. 

Seperti yang kita tahu, jurnalisme multimedia menyajikan informasi dengan minimal tiga media. Tentunya, ini membutuhkan profesi atau seorang ahli di bidang lainnya, tak hanya seorang jurnalis saja. 

Misalkan saja dalam membuat infografis membutuhkan seorang desain grafis, memasukkan informasi ke dalam grafis dengan kata-kata ringkas dibutuhkannya seorang copywriter. Kemudian, agar tampilan situs berita menjadi user friendly dan interaktif dibutuhkannya seorang UI/UX designer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun