Mohon tunggu...
Brigitta Raras
Brigitta Raras Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

80% terdiri dari caffeine

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Melihat Keindahan Festival Budaya Betawi

18 Desember 2020   17:50 Diperbarui: 18 Desember 2020   17:52 168
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Budaya Betawi/ Beritajakarta.id)

Seiring berkembang, Pencak Silat khas Betawi menjadi identitas budaya dan kehidupan beragama hingga memunculkan istilah sholat dan silat. Sholat dan silat tersebut merupakan ungkapan masyarakat Betawi dalam pengaplikasian ajaran Islam. Hal tersebut dikarenakan mayoritas masyarakat Betawi saat itu beragama Islam, maka dari itu muncul ungkapan ngaji, solat, dan silat.

Selain itu, pakaian peci dalam budaya Pencak Silat juga terlihat (Mawarni, 2020). Adanya peci atau kopiah yang identik dengan agama Islam, digunakan dalam atraksi Pencak Silat, khusunya bagi kaum laki-laki Dapat dikatakan dalam hal ini, biasanya individu yang melestarikan budaya Pencak Silat adalah beragama Islam. Menjadi hal lumrah, bahwa kebanyakan individu meyakini bahwa Pencak Silat atau Maen Pukulan biasanya dilakukan oleh umat Muslim yang bersuku Betawi. Hal tersebut  dikarenakan terdapat sisi historis pada masa lalu, yang mana warga suku Betawi adalah mayoritas memeluk agam Islam. Namun seiring dengan perkembangan zaman, tidak dapat dipungkiri banyak individu yang juga dapat melakukan Pencak Silat dan bukan beragam Islam.

Selain mementaskan beberapa atraksi budaya khas Betawi, dalam Festival Betawi juga menampilkan makanan khas suku Betawi. Berbagai ragam kuliner khas Betawi disajikan, seperti dodol Betawi, bir pletok, kerak telor, nasi ulam, nasi uduk,es selendang mayang dan berbagai sajian khas Betawi lainnya. Hal tersebut menunjukkan adanya identitas budaya suku Betawi dengan menyajikan berbagai santapan khas Betawi. Tindakan ini selain menunjukkan identitas budaya, juga sebagai pengenalan sajian khas Betawi agar masyarakat memahami bahwa makanan tersebut berasal dari suku Betawi. Jangan sampai mereka sering menyantapnya, namun tidak memahami dari mana asal makanan tersebut.

Selain itu, dengan semakin banyak individu mengetahui bahwa makanan tersebut berasal dari Betawi, juga dapat meminimalisasi adanya tindakan klaim dari daerah atau bahkan negara lain. Seperti yang kita pahami bersama, bahwa globalisasi akan mendukung keragaman budaya dan juga membangkitkan kembali identitas budaya lokal (Samovar, dkk., 2017, h. 261).

Dengan adanya proses globalisasi tersebut, segala informasi dapat meyebar dengan pesat secara mengglobal. Festival Betawi ini menjadi salah satu bentuk upaya dalam menyebarkan dan mengenalkan identitas budaya suku Betawi. Ditambah dengan adanya peliputan ke berbagai media terkhusus media daring, akan semakin banyak individu yang mengetahui, mengenal budaya khas Betawi. Dapat memunculkan peluang adanya budaya Betawi dikenal secara global. Selain itu, juga dapat mengantisipasi munculnya tindakan klaim budaya khas Betawi oleh daerah atau bahkan negara lain.

Pelaksanaan Festival Betawi ini menjadi sebuah acara yang memiliki nilai positif dalam upaya melestarikan, membangun, melaksanakan, dan menunjukkan identitas budaya. Sudah sepatutnya kita sebagai individu melestarikan dan menerapkan nilai-nilai tradisional dari budaya yang kita anut. Hal ini dijalani dalam rangka menjaga dan menghindarinya kelunturan nilai-nilai lokal yang ada sejak dulu. Sebagai indvidu, kita harus dapat beradaptasi dengan proses globalisasi, namun perlu diingat untuk tetap menjaga dan melestarikan budaya yang sudah ada.

Daftar Pustaka

Sumber berita : Irfan, A. (2018, 30 September). " Festival Betawi Lintas Budaya" Lestarikan Budaya Kota Tangerang.AntaraBanten.

Mawarni, E. (2020). Analisis Filsafat Kebudayaan Islam dalam Maen Pukulan Betawi. Skripsi. Program Studi Aqidah dan Filsafat Islam. Fakultas Ushuluddin. UIN Jakarta.

Samovar, Larry A, Richard E. Porter, Edwin R. McDaniel, (2017). Communication Between Cultures. Boston: Cengage Learning US.

Sumber Gambar:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun