Mohon tunggu...
Briantama Afiq Ashari
Briantama Afiq Ashari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Brawijaya

Kennis n Daad

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eskalasi di Natuna: Mengapa Indonesia Harus Beralih dari Sikap Netral? Apa Strateginya?

31 Mei 2024   23:18 Diperbarui: 31 Mei 2024   23:50 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artinya, pendekatan pencegahan memberikan keleluasaan bagi Indonesia untuk terlibat dalam pembicaraan tidak langsung dengan Tiongkok. Selain itu, Indonesia juga dapat mempertahankan kepentingannya tanpa mengambil risiko yang signifikan. Kebijakan pencegahan adalah strategi atas respon Indonesia terhadap tindakan koersif Tiongkok yang dilakukan secara komprehensif dan multidimensi berdasarkan gagasan sistem pertahanan universal. 

Secara umum, reaksi menyeluruh Indonesia terhadap Tiongkok terdiri dari dua pendekatan utama: (1) pendekatan militer yang bertujuan untuk menghasilkan efek jera; dan (2) tindakan non-militer yang mencakup langkah-langkah diplomatik. Hal ini dapat memperkuat strategi terhadap situasi saat ini. Berikut aspek teknis secara spesifik dalam hal penerapan strategi pencegahan yang dilakukan Indonesia sebagai reaksi terhadap tindakan Tiongkok:

  • Strategi Militer

Strategi militer yang disarankan bertujuan untuk mencapai tujuan penting. Yang pertama sekaligus terpenting, tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mendukung inisiatif pencegahan non-militer lainnya seperti inisiatif ekonomi dan diplomatik. Tujuan penempatan pasukan dan aset militer di Natuna adalah untuk menunjukkan kesediaan Indonesia mengambil risiko guna menghentikan tindakan sepihak lagi yang dilakukan Tiongkok. 

Penting untuk menunjukkan ketegasan dan kesungguhan dalam menjaga kedaulatan wilayah. Meningkatkan dukungan masyarakat dan kepercayaan terhadap upaya militer adalah tujuan ketiga. Kehadiran militer diperkirakan akan meningkatkan rasa aman dan nasionalisme masyarakat. 

Terakhir, tujuan kebijakan ini adalah untuk menghentikan Tiongkok mengambil tindakan lebih lanjut di masa depan, baik dari segi frekuensi maupun intensitas. Kehadiran militer Indonesia di Natuna diyakini akan menjadi strategi pencegah bagi Tiongkok untuk menahan diri, agar tidak melakukan pelanggaran lebih lanjut di wilayah Indonesia. Kebijakan militer ini terutama bertujuan untuk melindungi kedaulatan Indonesia dan mencegah eskalasi konflik bersenjata, serta menekankan pada diplomasi serta perekonomian negara.

  • Strategi Diplomasi:

Tujuan dari pendekatan strategi diplomasi Indonesia mencakup banyak aspek. Pertama, menjadi penegas bahwa Indonesia akan tetap mempertahankan hak kedaulatan di perairan Natuna. Kedua, memperkuat hubungan dengan ASEAN untuk merespons dengan tegas provokasi Tiongkok. Ketiga, memperkuat hubungan dengan negara dan kawasan lain untuk mengoordinasikan reaksi terhadap tindakan sepihak Tiongkok. 

Kementerian Luar Negeri, ASEAN, dan forum internasional lainnya merupakan instrumen yang digunakan. Strategi-strategi tersebut termasuk mengirimkan keberatan diplomatik secara teratur dan terus-menerus kepada Tiongkok, memperkuat kesatuan respons ASEAN, mendukung negara-negara sasaran Tiongkok. 

Selain itu, Indonesia bisa tetap menjaga komunikasi dengan Tiongkok mengenai keinginan untuk mendapatkan solusi yang sesuai dengan hukum internasional. Tekanan kooperatif terhadap penegakan hukum di kawasan ini diperkirakan dapat dicapai melalui strategi multilateral dan diplomasi yang gigih.

  • Strategi Perdagangan dan Ekonomi:

Karena tindakannya, Tiongkok menjadi sasaran kebijakan ekonomi dan perdagangan Indonesia yang diharapkan dapat berdampak langsung. Dengan kata lain, tujuan dari strategi ini adalah untuk membebankan "biaya" politik dan ekonomi pada Tiongkok. Strateginya adalah memberikan dampak ekonomi informal secara tidak langsung. Misalnya, dengan menunda sejumlah transaksi perdagangan dan investasi dari Tiongkok ke Indonesia karena alasan teknologi. 

Selain itu, langkah-langkah akan diambil untuk mengurangi partisipasi Tiongkok dalam organisasi ekonomi yang dipengaruhi oleh Indonesia. Dengan menarik akses pasar dan modal bagi Tiongkok diharapkan dapat memberikan efek jera serta memperkuat posisi tawar Indonesia di meja diplomasi. Strategi tidak langsung ini diharapkan mampu memaksimalkan tekanan ekonomi, tanpa memicu konflik lebih besar.

Disarankan agar Indonesia meningkatkan taktik pencegahannya, baik militer maupun non-militer (diplomatik dan ekonomi). Strategi ini dikembangkan dengan cermat, dengan mempertimbangkan tujuan dan teknik pelaksanaan. Indonesia harus bertindak secara strategis untuk menghindari konflik terbuka dengan Tiongkok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun