δοῦλοι τῆς ἁμαρτίας (BYZ) - Douloi tes Hamartias - Slave the Sin (hamba/budak Dosa). Kata - Hamartias (hamartia -ἁμαρτίας- 290 X dalam PB) bermakna tidak kena sasaran atau meleset. Kata ini sendiri secara etimologi, sebenarnya tidak mengandung unsur atau makna "kejahatan".
Ibarat suatu target memanah atau menembak, bila tembakan tidak tepat mengenai pusat pusaran target, berarti meleset. Inilah hamartia tersebut. Demikian juga dengan setiap orang Kristen. Saya dan anda, kita dituntut untuk memiliki standar kesucian seperti Bapa yang adalah sempurna.
Jadi bila kehidupan kita belum seperti Yesus atau belum seperti yang Bapa kehendaki dalam hidup kita, itu berarti belum sesuai dengan kehendak-Nya. Dan selama masih belum seperti Bapa, maka hal tersebut sudah menjelaskan "hamartia".
Selanjutnya kata benda ini sendiri, memiliki gender feminine (penulis hanya menyoroti dari aspek gender). Jadi Dosa itu memiliki sisi feminine. Mari kita identifikasikan sisi feminine dari dosa ini.
Dosa memiliki sisi kenikmatan, kelembutan, manis, indah untuk dipandang, menggiurkan, memesona, dan masih banyak lagi yang lain. Itu sebabnya banyak orang kristen yang terjebak dalam dosa, mengapa?
Sebab sisi inilah yang menjebak manusia untuk berbuat dosa. Jika dosa memiliki sisi maskulin tentunya ketertarikan terhadap dosa, dan tindakan untuk berbuat dosa tidak ada. (bad. dengan kejatuhan manusia di taman Eden -- Kej 3)
Orang yg menghamba pada dosa, adalah orang-orang yang takluk pada dosa, tidak berdaya terhadap dosa, dan tunduk pada otoritas dosa (ayat 19 a). Mengapa? Saat anda dan saya hidup dalam perbudakan, kita tidak berdaya, kita ada di bawah kuasa Tuan kita, kuasa Majikan kita (lihat dan banding dengan budak/pembantu yang dipekerjakan di rumah anda -- jika ada). Demikian juga dengan hamba dosa.
Saat kita diperbudak oleh dosa, maka kita menyerahkan segala sesuatu yg kita miliki. Termasuk di dalamnya kita menyerahkan anggota-anggota tubuh kita untuk menjadi hamba Kecemaran (ketidakmurnian), menjadi hamba kedurhakaan (pelanggaran hukum) ayat 19.
Jadi jangan serahkan hidupmu untuk dikuasai oleh dosa. Sebab saat kita menyerahkan hidup kita pada dosa, maka secara tidak langsung anda telah memberi dirimu untuk dikuasai, diikat, diintimidasi, diperbudak, anda takluk, anda tidak berdaya, bahkan anda tunduk pada otoritas dosa (Setan sebagai majikanmu).
Dalam Yohanes 8:34, Yesus berkata: "Aku berkata kepada mu, sesungguhnya setiap orang yg berbuat dosa, adalah hamba dosa". Dan ending dari dosa dalam nats ini ialah, Paulus menggunakan kalimat, buah apa yang dapat dipetik dari menghambakan diri pada dosa? (ayat 21).
Paulus melanjutkan lagi bahwa buah yang dapat dipetik dari perhambahan akan dosa ialah kematian kekal (ayat 21). Bahkan Paulus menggunakan kalimat upah dosa ialah maut (ayat 23 a).