Hari selanjutnya aku semakin semangat melukis wajahnya, juga membubuhi puisi di lukisan itu. Sengaja buku yang penuh lukisan wajahnya itu aku taruh di atas meja supaya dia bisa melihatnya. Dan benar, dari luar kelas aku tahu kalau dia buka buku itu. Dengan hati-hati dia membolak balik lembaran buku itu dan membaca setiap puisi cinta, dia tersenyum.
"Mariani, betapa cantiknya dirimu..."
Hendri Lumban Gaol
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!