Humaniora
Tito Karnavian dan Aksi Bela Islam
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona
Tito berpendapat seakan-akan tidak memantau aksi 212 yang berjalan damai dan taat akan tata tertib. Jika Aksi bela Islam tidak taat hukum, bertujuan memecah persatuan dan kesatuan bangsa serta menghujat atau melanggar hak asasi orang lain, maka tidak akan mungkin peserta aksi mengindahkan larangan Polri untuk Aksi di Gedung DPR. Jika Aksi tersebut bertujuan memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa, maka tidak mungkin ratusan hingga jutaan ribu warga negara Indonesia turun ke Jakarta. Aksi tersebut bukanlah tindakan makar, dan tidak bermaksud memecah belah NKRI namun aksi tersebut hanya menuntut keadilan seorang umat yang memiliki kepercayaan. Tidak ada orang yang rela bahwa kepercayaannya dihina atau bahkan dilecehkan.
Â
[1]BBC Indonesia, Lima Hal yang Perlu Diketahui Soal Demonstransi ‘Tangkap Ahok’ 4 November(2016),dalam  http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-37831654
[2]M. Fida Ul Haq, Pernyataan Lengkap Kapolri Soal Larangan Aksi 2 Desember dan Agenda Makar(2016), dalam https://news.detik.com/berita/d-3350384/pernyataan-lengkap-kapolri-soal-larangan-aksi-2-desember-dan-agenda-makar.
[3] Danu Damarjati, FPI: Dijamin Tertib, Aksi Damau 212 Tak Duduki Gedung DPR(2017), dalam https://news.detik.com/berita/d-3426256/fpi-dijamin-tertib-aksi-damai-212-tak-duduki-gedung-dpr
[4]Thamrin Dahlan, Tito Karnavian Menunjukkan Kelasnya (2016),dalamhttp://www.kompasiana.com/thamrindahlan/tito-karnavian-menunjukkan-kelasnya_583cd809549373a10cea85bd
Â
[5] Mukhlis Dinilah, Aa Gym Pastikan Ikut Aksi 55 di Jakarta(2017), dalam https://news.detik.com/berita/d-3492640/aa-gym-pastikan-ikut-aksi-55-di-jakarta
Lihat Humaniora Selengkapnya