Mohon tunggu...
Alexander Timbul Sibarani
Alexander Timbul Sibarani Mohon Tunggu... Guru - Guru Pengabdi

Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian berkembangnya teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Berlabuh di Antara Dua Budaya yang Berbeda

13 September 2022   20:33 Diperbarui: 13 September 2022   20:43 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waktu pelaksanaan pernikahan antara saya dengan Nurul dilaksanakan tepat nya satu bulan setelah acara Marhusip dilaksanakan. Pengucapan Janji suci saya dan Nurul dilaksanakan di Altar Suci dan disaksikan oleh Pemuka Agama. Dan setelah pengucapan janji suci dilaksanakan resepsi pernikahan.

Dua adat dan budaya dilaksanakan pada acara resepsi tersebut. Dan untuk pelaksanaan adat bataknya, Nurul di angkat menjadi warga suku Batak dengan memberi Marga kepada Nurul menjadi Marga Napitupulu, sehingga sah menjadi bagian dari suku Batak. Pengangkatan anak kepada Nurul menjadi Marga Napitupuludi laksanakan oleh Tulang dari orang tua perempuan saya. Nurul mendapatkan adat yang terpenting dan di ulosi oleh Tulang bermarga Napitupulu. Tulang adalah Saudara laki-laki dari ibu saya. Tulang bagian terpenting dalam suku Batak. Tanpa ada tulang ibu saya tidak terlahir dan bermarga Napitupulu.

Selanjutnya prosesi adat berikutnya adalah mangulosi pihak keluarga saya yang dilakukan oleh keluarga Nurul. Dimulai dari kedua orang tua saya, kakek dan nenek saya, kakak-kakak saya, saudara dari bapak, salah seorang dari anak saudara bapak.

Acara adat Batak ini berjalan satu hari penuh mulai dari pagi hingga sore, diperlukan kesiapan kesehatan dalam pelaksanaan acara pernikahan pada adat Batak. Walaupun terasa melelahkan, Nurul bahagia setelah hubungan kasih sayang kami di sahkan secara agama dan adat.

Sambil bercanda di selang acara resepsi saya bertanya pada Nurul.

"Apakah kamu senang sekarang Nurul setelah kita mengikat janji suci ini?", tanyaku pada Nurul.

"Senang Antoni, setelah beberapa tahun kita lewati dengan pacaran. Tapi sekaligus melelahkan dengan pelaksanaan adat Batak ini. Saya tidak menduga bahwa perlu waktu seharian untuk pelaksanaan adat Batak ini". Ujar Nurul.

"Iya, inilah budaya dan adat Batak. Dan aku juga senang Nurul kerena dapat di sahkan menjadi suku Banjar dan dapat diterima di keluargamu", ujarku.

Waktu terus berlanjut, hingga akhirnya kami memiliki momongan anak yang telah di titipkan Tuhan kepada kami. Anak-anak kami semakin bertumbuh dan berkembang menjadi remaja. Kami mengenalkan kehidupan dua budaya yang berbeda diantara budaya Batak dan Budaya Banjar.

Tantangan telah kami hadapi, tetapi yang lebih terpenting dari sebuah hubungan cinta adalah, ketika seorang laki-laki siap meninggalkan kedua orang tua nya dan memilih wanita yang akan di nikahi nya bahwa perbedaan bukanlah menjadi halangan. Tetapi perbedaan memberi warna yang berbeda pada keluargaku. Wanita yang kusayangi bersedia meninggalkan orang tua nya untuk bagian dari kehidupanku. Wanita yang di sayangi oleh orang tuanya, dan dilahirkan orang tuanya dapat menjadi bagi ibu anak-anaknya.

Menghargai perbedaan, saling toleransi dilandasi kasih sayang prinsip yang teguh dari sebuah hubungan cinta yang dilator belakangi dua budaya berbeda menjadikan kami kuat untuk menjalankan hubungan ini, sampai akhirnya maut akan memisahkan kami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun