Mohon tunggu...
Alexander Timbul Sibarani
Alexander Timbul Sibarani Mohon Tunggu... Guru - Guru Pengabdi

Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian berkembangnya teknologi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cintaku Berlabuh di Antara Dua Budaya yang Berbeda

13 September 2022   20:33 Diperbarui: 13 September 2022   20:43 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Bertanya mengenai apa Antoni?", canda Nurul padaku.

"Apakah kamu suka padaku Nurul? Dan Mau kah kamu menjadi pacarku?", ujarku pada Nurul sambil menegaskan kembali pertanyaan yang pernah ku ajukan pada Nurul.

"Setelah ku renungkan dan pikirkan kembali dalam satu minggu ini Antoni, aku memang suka padamu. Dan aku mau jadi pacarmu". Ujar Nurul, dengan penuh senyum.

"Terima kasih Nurul, ternyata kamu mau menerimaku menjadi pacarmu. Setelah satu minggu ku utarakan padamu. Walaupun kita setiap hari ketemu samamu, aku selalu takut dan berpikir kamu tidak dapat menerimaku sebagai pacarmu", ujarku pada Nurul.

"Aku juga demikian Antoni, perasaan suka ku ternyata lebih tinggi padamu dibandingkan dengan khawatirku mengenai ketidak setujuan orang tua kita nantinya. Asal kamu mau memberi pengertian pada orang tuaku, aku yakin orang tuaku tidak akan menolak kamu Antoni nantinya, ujar Nurul.

"Iya Nurul, saya akan coba yakinkan orang tuamu supaya orang tuamu setuju dengan hubungan yang akan kita jalani. Demikian dengan kamu Nurul, kamu juga harus bisa menyakinkan orang tuaku juga supaya hubungan kita dapat diterima oleh orang tuaku". Ujarku pada Nurul.

Setelah Nurul dapat menerimaku, lalu kami menjalani hubungan kasih sayang tanpa ragu-ragu lagi. 

Saya mengenalkan budaya Batak dan tradisi-tradisi dalam suku yang ada padanya. Dan Nurul juga mengenalkan  budaya Banjar dan tradisi-tradisi dalam suku yang ada padaku.

Dalam perjalanan hubungan cinta kami, orang tua Nurul dapat memahami bahwa pacarnya dari suku Batak yang berbeda dengan suku Banjar.

Selang beberapa waktu, saya memberanikan diri untuk mengenalkan orangtuaku pada keluarga Nurul  di kenal dengan Istilah Hori-hori Dinding, dimana orang tua laki-laki menanyakan kesiapan  Nurul untuk dinikahi. Hal yang dibicarakan berupa Uang mahar yang akan diantarkan.

Setelah acara Hori-hori Dinding seminggu kemudian orang tuaku, saudara dan tetangga datang kembali ke rumah Nurul dan melakukan acara lamaran yang dikenal dengan istilah Marhusip. Hal yang dibicarakan apa saja yang harus dipersiapkan oleh pihak perempuan Karena pesta dilakukan dengan dua budaya yang berbeda, waktu dan tempat pelaksanaan acara pernikahan. Terlebih untuk melengkapi adat Batak yang harus disediakan oleh pihak keluarga Nurul pada acara adat Batak. Ulos menjadi bagian terpenting bagi suku Batak, jadi pihak keluarga Nurul diharuskan menyediakan sejumlah ulos yang akan dipakai pada saat acara pernikahan dilaksanakan. Penyediaan Ulos ini merupakan bagian dari mahar yang telah dibagikan kepada pihak keluarga Nurul.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun