Sayangnya, usai 2012, penulis tidak pernah bertemu lagi karena satu dan lain hal. Namun, ketika penulis melihat situs yang dimiliki T-Files maka terlihat beberapa prestasi yang sudah ditorehkan. Mereka pernah menjadi pemenang dalam GEPI 2011 dan pemenang dalam Mandiri Young Technopreneur Award Winner 2011. Bahkan, usahanya mulai melesat.
Selain itu, mereka juga menjalin dengan sejumlah perusahaan terkemuka seperti dengan PT PLN (Persero), Pertamina EP Cepu, PT NT Piston Ring Indonesia, PT Taka Hidrocore, dan PT Pindad. Tentu hal seperti ini patut diapresiasi dan didukung karena karya anak bangsa akan bisa membantu pencapaian ketahanan energi dari pemerintah.
Sebelum Nurana Indah Paramita, beberapa waktu sebelumnya juga sempat beredar berita mengenai pohon kedondong sebagai sumber energi listrik. Sekilas terdengar mustahil, tapi ternyata tidak lantaran Naufal Rizki, pelajar asal asal Aceh Timur, berhasil menemukan sumber energi listrik yang bisa didapatkan dari pohon kedondong.
Sebenarnya penulis sempat bertemu dengan Naufal Rizki dalam sebuah kesempatan yakni pada ajang Anugerah Jurnalistik Pertamina 2016. Saat itu, Naufal mendapatkan apresiasi dari PT Pertamina (Persero) lantaran mampu menemukan energi baru terbarukan melalui penemuannya menggunakan pohon kedondong.
Dalam kesempatan itu, pemberian penghargaan yang diadakan Pertamina memang topiknya tidak melulu soal migas atau energi dalam pengertian harfiah. Kesempatan itu memang menjadi bukti bahwa artikel yang memenangkan penghargaan adalah jurnalis yang mengulas karya seorang anak Sekolah Dasar yang berhasil menemukan energi listrik.
Selain Nurana dan Naufal, mahasiswa/i Politeknik Negeri Jember Jawa Timur jurusan Teknik Energi Terbarukan juga mengolah limbah las karbit yang merupakan sampah terbuang menjadi energi terbarukan. Salah satu mahasiswa Politeknik Negeri Jember Jawa Timur Muhammad Fadil Lukman membenarkan limbah tersebut bisa menjadi energi terbarukan.
Beberapa hal yang mereka lakukan adalah las karbit yang didapatkan dari sejumlah bengkel las dikeringkan lalu disaring dengan tujuan menghaluskan guna menghilangkan gumpalan limbah sehingga mudah diproses untuk menjadi energi baru dan terbarukan. Meski tidak ditampik, produk itu belum diproduksi secara massal karena masih dalam proses pengembangan.
Jika melihat itu semua maka pada dasarnya bahan baku energi baru dan terbarukan di Indonesia sangat berlimpah. Sekarang ini tinggal bagaimana pihak terkait terutama pemerintah, kementerian/lembaga terkait, atau BUMN terkait bergerak untuk memacu optimalisasi energi baru dan terbarukan sehingga ada peralihan dengan tidak lagi menggunakan energi fosil.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H