Halo teman teman, kali ini pada artikel saya yang ketiga saya akan membahas tentang "Sejauh mana kamu setuju bahwa obat anti inflamasi menghambat pertumbuhan dan perkembangan otot". Namun sebelum masuk ke pembahasan itu mari kita dalami tentang jaringan otot dan apa itu inflamasi.
Pada umumnya jaringan otot dibagi menjadi tiga bagian yaitu otot polos, otot lurik, dan juga otot jantung. Sel otot atau bisa disebut serat serat otot, mengandung filament aktin dan miosin yang merupakan protein kontraktil sehingga memungkinkan otot memendek dan memanjang. Yang sudah kita ketahui otot adalah alat yang berfungsi sebagai alat gerak aktif. Jaringan otot tersusun atas sel sel membujur dan miofibril. Miofibril tersusun atas protein kontraktil yang terdapat di sepanjang sel dan tampak jelas pada otot rangka dan otot jantung. Batas antar sel otot terlihat jelas karena adanya sarkolema. Yang dimaksud dengan sarkolema adalah lapisan membrane yang mengelilingi sel otot.
Lalu apa yang disebut dengan inflamasi ? Inflamasi atau yang bisa kita sebut adalah peradangan adalah upaya tubuh untuk perlindungan diri dari rangsangan yang bahaya. Peradanga adalah bagian dari respon kekebalan tubuh dimana tubuh berusaha untuk menyembuhkan diri sendiri. Peradangan lain dari infeksi yang ditimbulkan oleh virus, bakteri, maupun jamur, peradangan disebabkan oleh respon tubuh itu sendiri. Berarti peradangan merupakan bagian dari proses penyembuhan, jadi terkadang kita tidak perlu mengurangi proses peradangan. Kita dapat mengurangi proses peradangan dengan mengonsumsi obat obat anti inflamasi, seperti ibuprofen, aspirin, atau kortikosteroid. Contoh dari Inflamasi antara lain : sakit tenggorokan, usus buntu, flu, latihan intens, luka atau goresan pada kulit.
Setelah kita kenal lebih dekat dengan jaringan otot dan juga apa itu inflamasi maka kita berlanjut membahas tentang obat inflamasi itu sendiri. Namun sebelum itu, pernahkah kita melihat orang atau atlet olahraga pada umumnya dengan otot yang besar di tubuhnya terutama yang mencolok adalah di bagian kedua tangannya. Otot yang membesar di daerah itu adalah otot lurik dan otot rangka. Kenapa otot otot tersebut bisa membesar dari ukuran normalnya?
Pada dasarnya agar otot bisa membesar dan tumbuh kita harus sering sering menggerakkan dan rutin otot ditempatkan pada beban. Latihan ini bisa bermacam macam misalnya dengan latihan chalistenic yaitu misalnya push up dan sit up. Namun sebenarnya ketika kita menggerakkan dan memberi beban pada otot ada bagian yang rusak dalam otot tersebut yaitu serat otot akan sobek karena tekanan dan hal ini ditandai oleh rasa nyeri pegal pegal. Lalu ada yang namanya senyawa cytokines yang dimana saat kita tidur atau sedang beristirahat senyawa tersebut keluar dan memperbaiki serat otot otot yang rusak saat kita memberibeban tadi dan juga mempertebal otot agar siap diberi tekanan kemudian. Namun jika kira tidak memberikan tekanan otot lagi makan otot akan mengalami atrofi yang dimana otot akan menyusut perlahan menjadi mengecil.
Namun pada gerakan biasa missalnya menggerakan jari tangan atau membalikan telapak tangan maka otak akan memberikan sinyal pada otot untuk mengadakan kontraksi otot bisep dan merelaksasikan otot tricep. Namun jika kita mengangkat sesuatu yang berat dan berlebihan pada otot itu makan otak akan mengkoordinasikan otot lain misalnya otot kaki dan perut untuk membantu otot tangan mengangkat beban yang berat. Dalam hal ini tanpa kita sadari mengakibatkan perubahan otot dan terjadi kerusakan mikroskopis, kerusakan ini dideteksi oleh tubuh yang dinamai oleh inflamasi. Maka dikeluarkannya molekul penyebab inflamasi yang disebut prostaglandin yang menjadi mediator penyebab rasa perih, nyeri dan panas. Lalu untuk memperbaikinya keluarlah sitokin, ada waktu untuk memperbaikinya dan juga jika semakin besar kerusakannya semakin lama juga perbaikannya. Namun jika otot berulang kali mengalami hal ini dapat membuat otot semakin besar dan kuat untuk lebih siap menerima beban yang lebih berat.
Maka secara singkat, otot dapat bertambah besar dengan terus menerus untuk rutin berlatih untuk mengangkat beban setahap demi setahap. Mengapa begitu karena pada awalnya kita berolahraga dan merasakan nyeri namun setelah kita melakukannya terus menerus nyeri akan mulai berkurang sampai tidak ada rasa nyeri sekali pun. Namun saat latihan janganlah langsung menginginkan target yang besar, kita harus melewati tahap yang kecil dulu agar kerusakan otot tidak terlalu besar dan fatal.
Lalu mengapa hanya dengan merusak otot bisa memperbesar ukuran otot? Di dalam otot ada satelit otot yang menyebabkan otot itu semakin besar. Pada dasarnya satelit otot hanya bergerak pasif atau diam, namun jika ada kerusakan, satelit otot akan bergerak aktif untuk berpoliferasi dan akhirnya akan membentuk serat otot rangka yang baru. Jadi satelit otot merupakan sumber regenerasi utama otot lurik karena sebenarnya sel otot tidak dapat melakukan regenerasi menjadi serat otot yang baru. Jika semakin banyak otot yang rusak dan juga banyak serat otot yang baru terbentuk akan menebal dan menambah kekuatan dan volume otot.
Tapi jangan berpikiran untuk hanya terus menerus berlatih saja. Otot kita juga perlu beristirahat dan nutrisi yang berguna bagi otot. Biasanya kita mengkonsumsi makanan berprotein tinggi setelah berolahraga misalnya daging, telur, kacang untuk nutrisi otot agar berkembang.
Lalu apa hubungannya inflamasi dengan pertumbuhan otot?
Seperti yang kita ketahui saat otot mengalami kerusakan mikroskopik, tubuh akan merespon dengan mengeluarkan molekul penyebab inflamasi tadi. Prostaglandin akan menyebabkan kemerahan, perih, nyeri, dan sebagainya sebagai mediator radang inflamasi. Seperti yang pernah kita lakukan misalnya setelah berolahraga yang cukup berat tubuh kita akan merasakan nyeri, ngilu dan lain lain, bahkan bisa saja walaupun kita sudah beristirahat cukup dan keesokan harinya masih merasakan nyeri nyeri dibagian tubuh yang berpotensi menerima beban yang berat saat kita berolahraga. Sehingga dapat disimpulkan bahwa cedera otot setelah kita berolahraga dapat menimbulkan inflamasi ringan yang berwujud nyeri nyeri pada sekitar bagian tubuh tertentu.
Namun hal ini merupakan suatu bencana bagi para olahragawan atau alit, karena rutinitas kegiatannya adalah olahraga fisik yang cenderung untuk menambah terus beban kepada otot mereka dengan tujuan untuk menang menjadi yang terberat atau yang paling kuat. Dalam pembahasan ini bahwa jika mereka para atlit akan merusak otot mereka untuk memperkuat dan menebalkannya, maka mereka pun akan mengalami inflamasi itu juga. Padahal untuk endurance, mereka harus tetap selalu bugar agar bisa terus berlatih. Seorang atlit akan menerima inflamasi yang tidak ringan juga misalnya pusing, cedera, lembam, dan lain lain, sehingga akan mengganggu rutinitas kegiatannya. Untuk itu, mereka mencari jalan agar tidak menerima inflamasi tersebut dengan cara mengonsumsi obat yang bernama obat inflamasi.
Setelah mengetahui dasar penggunaan obat inflamasi, mari kita dalami cara kerja dan efek samping dari obat ini. Sebelum itu obat inflamasi dibagi menjadi 2.
Obat anti inflamasi steroid, yaitu obat anti inflamasi yang memiliki kekuatan yang besar untuk menghilangkan inflamasi. Untuk mengkonsumsi obat ini harus dengan resep dokter, karena obat ini dapat mengatasi inflamasi yang besar namun sebagai efeknya dapat berakibat yang sangat berbahaya juga. Misalnya dapat mengakibatkan hipertensi, moon face, osteoporosis dan lain lain. Cara kerjanya adalah obat ini akan menghambat kerja enzim Fosfolipase A2 sehingga asam arakhidonat tidak dapat dibentuk, dengan begitu prostaglandin tidak akan terbentuk. Contoh obatnya adalah Hidrokortison, deksametason, prednisone, dan lain lain.
Berdasarkan sumber dari luar, Brad Schoenfeld, dari Departemen Kesehatan di Universitas kota New York, telah melakukan survey terhadap penelitian, dan menemukan bahwa penggunakan NSAID jangka panjang juga dapat merugikan mereka yang memiliki potensial pertumbuhan otot yang besar. Kenapa obat anti inflamasi dapat menghambat pertumbuhan otot? Karena tentu saja obat anti inflamasi menghambat inflamasi dimana inflamasi adalah pemicu agar otot yang rusak dapar beregenerasi untuk membentuk serat otot yang baru, dengan begitu otot tidak akan menebal dan bertambah kuat. Dan berdasarkan penelitian itu juga ada hasil penelitian bahwa obat ini dapat menjaga massa otot orang tua, hasil ini bertentangan dengan hasil penelitian yang lain menyebabkan para peneliti berpikir bahwa ada perbedaan regenerasi otot pada anak muda dan orang tua.
Dari pernyataan di atas dapat saya simpulkan bahwa, jika ingin memperbesar otot rajin rajinlah untuk berlatih setahap demi setahap dan banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi. Makin banyak kita berlatih untuk terus mengalahkan beban yang berat, makin banyak juga otot yang rusak namun satelit otot akan terus meregenerasi menjadi serat otot yang baru dan menumpuk menghasilkan otot yang tebal dan kuat. Namun saat otot rusak akan ada rasa nyeri akibat mediator inflamasi yaitu prostaglandin, tapi ini yang memicu untuk terjadinya regenerasi otot. Sebaiknya jangan terlalu sering untuk mengkonsumsi obat anti inflamasi, karena memiliki efek samping yang sangat merugikan kita.Â
Tujuan kita berolahraga untuk memperkuat dan memperbesar otot terbuang sia sia karena obat anti inflamasi membuat otot tidak akan mengalami regenerasi. Obat ini malah menghambat pertumbuhan otot, sehingga sebaiknya jika mengalami rasa nyeri tahanlah dulu karena itu tanda tubuh sedang memperbaiki sesuatu ke arah yang lebih baik juga. Tidak ada pencapaian prestasi yang indah tanpa sebuah pengorbanan di kehidupan ini.
Cukup sekian artikel ini, semoga artikel ini dapat berguna bagi masa depan para pembaca. Mohon maaf jika ada salah kata yang tidak berkenan di hati para pembaca.
Terimakasih.
Sumber: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 dan 16.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H