KH Mustofa Bisri dalam puisinya juga menyampaikan sebuah pesan lewat doanya kepada Tuhan bahwa selama ini umat beragama belum benar-benar tulus dan benar dalam menyembah sang pencipta. Dijelaskan bahwa di bait puisi tersebut sesungguhnya umat islam masih saja membanggakan kelompoknya, mereka cenderung berbesar hati dan nyali ketika berada dalam suatu kelompok yang besar jumlahnya. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kualitas ibadah mereka, ketika dalam masalah ini mereka lebih mementingkan kuantitas atau jumlah dibanding dengan kualitas ibadah.
Kemudian dalam bait selanjutnya, mengandung pesan bahwa pengarang puisi tersebut yaitu KH Mustofa Bisri percaya jika segala peristiwa yang sedang melanda dunia saat ini tidak lepas dari kehendak Tuhan. Bait puisi yang berbunyi " Bahwa Engkau senyapkan rumah-rumahmu yang selama ini kami ramaikan hanya untuk memuja diri-diri kami" menunjukkan ada campur tangan kekuasaan Tuhan yang terjadi pada alam semesta. Puisi itu juga mengandung kritikan terhadap orang-orang yang beribadah hanya untuk memuja-muja dirinya sendiri.
Makna dari memuja-muja dirinya sendiri adalah ketika seseorang sudah merasa paling benar dan banyak ketika melakukan ibadah namun malah terjerumus kedalam sifat sombong yang kemudian meremehkan orang lain. Ibadah yang hakikatnya adalah mendekatkan diri kepada Tuhan pada akhirnya malah menjauhkan si pelaku yang sudah dijangkiti rasa sombong tersebut semakin jauh dari tujuannya, yakni taqorrub kepada Tuhan. Di tengah pandemi covid-19 yang melanda seluruh umat manusia saat ini, ada baiknya bisa digunakan sebagai bahan intropeksi diri untuk menata niat dalam beribadah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H