Mohon tunggu...
Mohamad BramaMayapada
Mohamad BramaMayapada Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN WALISONGO SEMARANG

Saya Mohamad Brama Mayapada, Seorang Mahasiswa semester 4 Prodi Bimbingan penyuluhan Islam, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Walisongo Semarang. Saya memiliki cita-cita menjadi seorang pengusaha, saya memiliki hoby membaca, serta bermain game.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cyber Konseling Bukan Solusi Tunggal dalam Menangani Cyberbullying

28 Mei 2024   23:40 Diperbarui: 29 Mei 2024   09:12 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

3.  Diskusi kelompok, diskusi ini merupakan cara klien memperoleh kesempatan untuk memecahkan masalah secara bersama sama. 

4.  Kegiatan Kelompok, melalui kegiatan kelompok dapat memberikan kesempatan pada individu (klien) untuk berpartisipasi secara baik.

5. Sosiodrama , metode ini merupakan suatu cara membantu memecahkan permasalahan klien melalui drama. Metode ini dilakukan dengan kegiatan bermain peran tertentu dari situasi masalah sosial. 

6. Psikodrama, metode pemecahan  masalah psikis oleh klien dengan memerankan suatu peran sehingga dapat mengurangi konflik dalam dirinya.

Cyberbullying  merupakan tindakan mengirim pesan atau komentar yang kasar, mengirim pesan, gambar, atau video yang bersifat seksual. Tindakan  menyebar berita palsu atau informasi yang merugikan, dan merendahkan  penampilan fisik seseorang dengan komentar yang kasar atau merendahkan  di media sosial, dengan mengedukasi penggunaan media sosial yang benar, membatasi membagi data pribadi ke ruang publik. Memungkinkan  jika seseorang melakukan tindakan cyberbullying  karena ia tidak memiliki kepedulian, keinginan memuaskan diri, ke tidak tahuan akan tampak nya, serta pengaruh lingkungan. Tindakan cyber bullying memberikan dampak emosional, akademis, dan kesehatan mental yang serius. Hal tersebut sangat bisa diatasi dengan metode cyber konseling, di mana cyber konseling menyediakan dukungan emosional dan psikologis bagi korban Cyberbullying melalui platfrom online.  Cyber  konseling adalah salah satu model konseling yang bersifat virtual atau konseling yang berlangsung melalui bantuan koneksi internet di mana konselor dan konseli tidak hadir  secara fisik pada ruang dan waktu yang sama, dalam hal ini proses konseling berlangsung melalui internet dalam bentuk website, email, Facebook, Video Confrence (Yahoo messenger) dan ide inovatif lainnya.

Cyber konseling memang merupakan langkah positif dalam upaya menangani cyberbullying, namun tidak bisa berdiri sendiri sebagai solusi tunggal. Diperlukan pendekatan yang lebih komperehensif dan kolaboratif untuk benar benar mengatasi dan mencegah masalah ini. Memang cyber konseling juga dapat memberikan efektivitas dalam hal waktu, serta kecepatan dalam memberikan penanganan terhadap permasalahan dari konseli akan tetapi cyber konseling dikatakan efektif jika dilakukan dengan media  yang lengkap dan didukung oleh jaringan internet yang sangat cepat, perlu ada pendekatan yang lebih Holistik dan multifaceted  yang melibatkan peran aktif dari keluarga, sekolah, pemerintah, dan platfrom media sosial itu sendiri. Cyberbullying memerlukan pendekatan yang lebih luas dan terkoordinasi. Pendidikan di sekolah, keterlibatan aktif keluarga, inisiatif komunitas, dan kebijakan pemerintah yang tegas semuanya harus berjalan bersama untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman.

Akan tetapi cyber konseling tidak dapat menjadi solusi tunggal karena interaksi melalui teks atau video call tidak bisa sepenuhnya menggantikan kehadiran  fisik yang dapat memberikan rasa empati dan kehangatan, pembatasan terhadap akses media yang digunakan sebagai perantara antara konseli dengan konselor, konselor kurang memberikan perhatian terhadap bahasa tubuh serta ekspresi wajah, pertumbuhan dinamika dalam proses konseling juga kurang mendapat perhatian, serta perilaku dari konseli tidak dapat terkontrol secara ketat. Konselor tidak bisa memantau secara langsung bagaimana ekspresi konseli dalam menyampaikan masalah. 

Serta perilaku maupun responsif dari konseli juga tidak dapat terpantau dengan ketat oleh konselor. Dengan begitu meningkatkan edukasi, memperkuatkan regulasi, membangun komunitas positif  dan menggunakan metode langsung seperti metode individual, metode kelompok . kedua elemen ini sangat penting. Upaya kolaboratif antara keluarga, sekolah, komunitas, dan pemerintah sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi korban. Hanya dengan Hanya dengan kombinasi strategi yang komprehensif kita dapat menciptakan dunia digital yang lebih aman dan sehat. Tanpa sinergi dari berbagai elemen ini, cyber konseling hanya akan menjadi solusi parsial yang tidak cukup untuk memberantas akar permasalahan Cyberbullying. Cyber konseling dapat menjadi bagian penting dalam membantu korban cyberbullying untuk pulih dari trauma dan mendapatkan dukungan emosional. 

Namun, cyber konseling  tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya solusi. Tanpa dukungan yang komprehensif dari berbagai pihak, upaya untuk menanggulangi cyber bullying tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Pendekatan yang lebih luas mencakup edukasi tentang literasi digital, penguatan regulasi hukum terkait peruntungan dunia maya, dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya etika ber internet. Selain itu, peran orang tua dan pendidik sangat krusial dalam membentuk perilaku positif dan memberikan dukungan emosional kepada anak-anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun